Finland tidur dengan tersenyum malam itu. Caspar yang masih terbiasa dengan waktu di Jerman yang berada 7 jam di belakang Singapura menunggui di sampingnya, memperhatikan wajah damai gadis itu.
Ia belum pernah melihat ekspresi Finland demikian bahagia, selama empat bulan mengenalnya. Diam-diam ia bangga kepada dirinya sendiri karena senyum di wajah gadis itu adalah hasil kerja kerasnya,
Seulas senyum terukir di wajahnya saat memikirkan semua yang terjadi sejak ia bertemu Finland di bandara lalu makan malam di Restoran Moon yang diikuti sebuah insiden yang menyebabkan ia terpaksa membeli perusahaan aviasi lagi. Benar, Atlas Corp adalah perusahaan aviasi keduanya. Ia sudah membeli saham mayoritas sebuah perusahaan aviasi di Prancis, Aves Inc., karena menyukai produk pesawatnya, dan ia sendiri sekarang sudah menggunakan pesawat pribadi keluaran Aves tersebut.
Tetapi ia tak bisa membiarkan Noah begitu saja menyakiti Finland tanpa menghukumnya dengan pantas, yaitu memecatnya dari jabatannya sebagai manajer marketing Atlas Corp, sehingga Caspar meminta Stanis menawarkan uang sangat banyak kepada Sam Atlas, sang pemilik perusahaan untuk menjual Atlas Corp kepadanya. Sayangnya Sam menolak berapa pun uang yang ditawarkan oleh Stanis dan Caspar terpaksa memberinya izin untuk menawarkan hal yang lebih berharga dari uang: Pengetahuan.
Sam sangat mencintai perusahaannya, tetapi ia lebih mencintai ilmu pengetahuan. Ketika Stanis menawarkan ia untuk dapat bertemu dengan Caspar sendiri dan berbincang-bincang dengannya tentang alchemy, di tempat yang dirahasiakan, ia akhirnya bersedia menjual 80% saham perusahaan kepada Schneider Group.
Ini tidak diberitahukan oleh Caspar kepada Finland, karena ia tak ingin gadis itu menjadi kuatir. Semua uang dan upaya yang dikeluarkan Caspar tadi malam sangat worth it untuk melihat pandangan mata penuh terima kasih dan cinta dari Finland...
Ia tahu bahwa ia memang mencintai gadis ini, karena ia hanya bahagia saat melihat Finland bahagia...
Dan berkat ketulusannya, akhirnya tadi malam Finland membalas cintanya.
Caspar belum pernah merasa sebahagia ini.
Karena Finland sudah membalas cintanya, ia kini sibuk memikirkan cara paling romantis untuk melamar gadis itu, lalu menyelenggarakan pernikahan.
Kaum Alchemist akan menyaksikan pernikahan paling megah yang pernah ada dalam sejarah mereka.
Caspar adalah salah satu eligible bachelor paling terkenal di antara kaumnya. Selain karena ia adalah salah satu yang paling tua dan berpengaruh, ia juga merupakan kepala keluarga Schneider yang merupakan ketua klan sejak turun temurun. Semua mendengarkan perintahnya.
Ada 5 keluarga berpengaruh di antara klan Alchemist, tetapi hanya keluarga Schneider yang memiliki ramuan keabadian tersebut sebagai warisan keluarga, yang kini dijaga oleh adik bungsunya Aldebar.
Mengingat pentingnya pernikahan bagi seorang kaum Alchemist, peristiwa pernikahan Caspar dan Finland tentu akan menjadi acara sangat penting yang akan menghebohkan seluruh klan.
Ulang tahun Aldebar yang ke-200 akan berlangsung akhir bulan depan. Ia dapat mengumumkan pernikahannya di sana saat semua klan Alchemist berkumpul...
Atau...
Ia bisa sekalian saja menikahi Finland di sana... Caspar tak mau menunggu terlalu lama, ia harus mendapatkan gadis ini sebelum ia berubah pikiran.
Lagipula itu lebih praktis sebab hampir semua anggota klan akan hadir...
Aldebar pasti akan kesal karena acara ulang tahunnya ditunggangi pernikahan Caspar, tetapi ia akan memaafkan kakaknya suatu hari nanti. Caspar bisa menunggu sampai kekesalan Aldebar reda. Adiknya itu tidak pernah marah sampai lebih dari sepuluh tahun.
Hmmm...
Caspar tersenyum sendiri saat ia sibuk dengan berbagai pemikirannya. Ia lalu menoleh ke samping, pada gadis cantik yang sedang tidur di sebelahnya.
"Kau sudah menjadi milikku," bisiknya pelan. "Lihat saja, kau akan bangga menjadi istri seorang Caspar Alexander Sebastian Heinrich von Schneider. Aku berjanji."
Ia mencium kening Finland dengan sangat lembut, agar gadis itu tidak bangun, lalu berusaha memejamkan mata dan tidur. Akhirnya kantuk datang menyerangnya jam 4 pagi.
***
Finland bangun saat mendengar suara burung-burung berkicau dari luar jendelanya. Inilah salah satu hal yang paling disukainya dari Rose Mansion, pekarangannya yang luas dan hijau dipenuhi kehidupan dan saat pagi tiba hewan-hewan seperti burung dan tupai sudah sibuk dengan kegiatan mereka, dan suara mereka menjadi alarm alami bagi Finland untuk bangun dan memulai harinya.
Kepalanya terasa agak pusing, dan Finland ingat tadi malam di Restoran Moon ia minum sampanye banyak sekali. Selain karena ia tahu harganya sangat mahal, Finland juga minum lebih banyak karena kesal dan sakit hati oleh perbuatan Noah.
Ia sangat terharu ketika Caspar membalas perbuatan Noah kepadanya dengan membeli Atlas Corp dan memecat laki-laki itu di hadapannya. Sungguh jantungnya berdetak kencang melihat Caspar membelanya seperti itu...
Dan oh, ia pasti mengeluarkan uang sangat banyak untuk membeli perusahaan itu...
Sebegitu berhargakah Finland baginya?
Memikirkan ini Finland kemudian teringat apa yang mereka lakukan ketika tiba kembali di Rose Mansion. Caspar menagih ciuman dari Finland yang dijanjikannya sebagai bentuk terima kasihnya karena Caspar membelanya dari Noah....
Finland ingat ia mencium Caspar dua kali tadi malam setelah mereka tiba di paviliunnya... Dan ciuman yang kedua berlanjut ke...
Seketika wajahnya bersemu merah sekali. Finland menoleh ke samping dan menemukan Caspar tidur memeluknya dari samping dengan wajah tersenyum. Mereka masih belum berpakaian dan Finland yang merasa agak malu berusaha menutupi dirinya dengan selimut dari samping tempat tidur, tetapi tubuh Caspar dibiarkannya terbuka karena diam-diam ia ingin mengagumi tubuh pemuda itu sedikit lebih lama.
Ini adalah tubuh yang tadi malam menjelajahinya dengan sangat ahli dan berkali-kali membuatnya terhanyut kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, bahkan tidak pernah ia mimpikan. Caspar benar-benar tahu persis apa saja yang harus dilakukan dan di mana untuk membuat gadis itu meminta ampun karena ia tak tahan terus-terusan didera gelombang cintanya yang menghanyutkan itu.
Saat Caspar menyentuhnya, menciumnya, dengan sangat hati-hati memasukinya, Finland bisa merasakan betapa pemuda itu memang mencintainya... Bahkan jika seandainya Caspar tidak menyatakan cinta kepadanya, Finland tetap akan tahu bahwa ia sungguh-sungguh dicintai, dari cara Caspar membuatnya bahagia... dari caranya memanjakan Finland tadi malam...
Sekarang Finland sudah yakin bahwa Caspar memang mencintainya. Bahwa ia memang menganggap Finland spesial, tidak seperti Katia ataupun ribuan gadis lain yang pernah bersamanya...
"Uhhmmm...." Caspar tiba-tiba membuka matanya, memergoki Finland yang sedang mengagumi tubuhnya. Ia segera tersenyum dan menyapa gadis yang dicintainya itu. "Selamat pagi, Sayang. Jangan bangun dulu ya.. Aku masih mengantuk."
"Ini sudah jam 7... aku harus bersiap-siap ke tempat kerja. Ada penandatanganan kontrak penting hari ini di kantor," jawab Finland pelan.
"Aku baru tidur jam 4... masih kena jetlag..." Wajah Caspar tampak sangat sedih dan matanya terlihat berkaca-kaca seperti seekor anak anjing yang habis dimarahi, "Kau tega kepadaku?"
"Kau kembalilah tidur, aku saja yang bangun dan bersiap-siap," kata Finland menenangkan. Ia hampir tertawa melihat Caspar memberinya 'puppy eyes' seperti itu.
"Aku adalah pemilik Atlas Corp yang baru. Aku bisa menandatangani kontrak di kamar. Aku akan suruh Ben mengambil kontraknya dari LTX. Kau tidak usah berangkat ke kantor...." kata Caspar dengan suara manja.
Finland menggeleng-geleng.
"Nanti semua orang kantor akan tahu aku tinggal bersamamu di sini... Dan gosip akan kembali beredar bahwa aku begini begitu..."
"Atau berhenti kerja saja," kata Caspar kemudian, "Aku bisa memberimu uang berapa pun yang kau butuhkan."
"Caspar, aku bukan perempuan simpanan yang mendapatkan uang dari pacarnya tanpa bekerja," omel Finland ketika mendengarnya. Duuh, bukankah tadi malam justru dia memecat Noah karena bilang Finland adalah simpanan pengusaha kaya??
"Aduh.... iya, maafkan aku.. Aku sembarangan bicara.." Caspar garuk-garuk kepalanya, hampir putus asa, "Kalau begitu, kau menjadi sekretaris pribadiku saja... Aku bisa membayar gajimu 10x lipat yang kau terima di LTX."
"Terima kasih. Tapi aku menyukai pekerjaanku sebagai marketing di LTX. Di sana banyak proyek yang menarik."
Caspar mengerucutkan bibirnya karena sedih, ia kalah berdebat. Akhirnya ia memejamkan mata dan mengangguk lemah.
"Baiklah... kau bisa ke kantor. Tapi aku boleh melanjutkan tidur di sini ya? Aku masih mau mencium baumu di tempat tidur...."
"Terserah," kata Finland sambil bangun dari tempat tidur. Ia buru-buru menutup tubuhnya dengan kimono dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap ke kantor.
Ketika Finland sudah siap untuk berangkat kerja, ia melihat Caspar masih berbaring di ranjangnya, terlihat lelah sekali. Akhirnya Finland duduk di tepi pembaringan dan memegang tangan pemuda itu.
"Terima kasih untuk tadi malam. Aku sangat bahagia..." katanya pelan.
Caspar menarik tangan Finland ke bibirnya dan mencium tangan itu dengan penuh kasih sayang.
"Terima kasih karena akhirnya kau menerima cintaku... Aku laki-laki paling bahagia di dunia...." bisiknya.
Finland mengangguk. "Beristirahatlah di sini. Nanti siang aku telepon."
Caspar buru-buru bangun dan memberi tanda agar Finland memeluknya. Wajahnya kembali terlihat seperti anak anjing manja yang melepas tuannya pergi bekerja, mau tak mau membuat Finland tertawa dan memeluknya dengan hangat.
"I love you, Finland," kata Caspar sambil mengusap rambut Finland. Beberapa saat kemudian, jawaban yang sangat dinantinya itu pun terdengar...
"I love you too, Caspar."
Pemuda itu tersenyum sangat senang. Finland tak akan heran kalau nanti siang Caspar menaikkan gaji ketiga staff di Rose Mansion dan juga Ben serta Jadeith, saking senangnya hatinya.
Finland akhirnya berhasil melepaskan diri dari dekapan Caspar dan berjalan keluar. Di halaman Ben telah menunggunya dengan Maybach hitam dan tersenyum menyapanya sambil mengangkat topi.
"Selamat pagi, Nyonya...."
Finland mendelik, "Kok kau juga ikut-ikutan memanggilku Nyonya, sih?"
Ben tertawa kecil, "Aku hanya belajar membiasakan diri."
Finland tahu betapa sia-sianya ia mengoreksi Jadeith selama ini, dan ia tak akan membuang energi untuk sekarang mengoreksi Ben.