kami melihat darah berceceran di lantai dan ada 2 orang pembantu di sana tapi salah satunya masih memegang pisau di tangannya.
itu langsung membuat aku dan mama ketakutan lalu berteriak dengan kerasnya.
"Aaaaaaaaaaaaaa!!!"
teriakku
"museun il-i iss-eossneunji!!"
(apa yang terjadi!!)
kata mama dengan gemetar
"neoneun naleul ohaehaessda"
(Anda salah paham dengan saya)
menjatuhkan pisaunya
"geuleom-ige mwoji?"
(jadi apa ini?)
"geunyang soseu ya"
(itu hanya saus)
jawab satu orang lagi yang terlihat bagian perutnya seperti merah berdarah
saat mama masih menanyai dua orang itu aku yang terus dibelakang Mama karena takut tiba-tiba terkejut karena sebuah tangan menepuk pundakku.
"uuwaaaaa!!"
Teriakku
"Hey!! kenapa??"
kata kak Arta heran
"kakak ngagetin aja deh!!"
kataku memukulnya
"auw!! sakit yang"
"ada apa??"
tanya ayah baru datang
setelah ayah datang dua orang itu pun mulai menceritakan kejadian yang baru saja terjadi.
awalnya semua berawal dari kucing peliharaan kakek yang meloncat ke salah satu dari mereka yang sedang membawa saus dalam sebuah mangkuk dan karna cakar kucing yang menancap membuat kaget, tangan yang memegang mangkuk langsung terjatuh sedangkan 1 orang yang lagi sedang memotong motong sayur tak jauh dari tumpahan itu, tapi karena kondisi yang membuat kami salah paham.
mungkin kalau kalian pernah memakan ramen yang berasal dari Korea ataupun kalian pernah menonton video mukbang ala Korea kalian bisa lihat dong seberapa merah saus mereka sudah seperti warna darah, tapi syukurnya semua itu hanya salah paham dan juga sudah dibereskan.
"Ya ampun mah aku takut banget loh"
kataku masih di dekat mama
"ih mama juga looo!!"
"itu kucingnya nakal banget deeh"
"kucing yang satu ini memang kayak gitu, dia nggak bisa lapar banget kalo dia lapar banget dia mau manjatin orang iya maksudnya buat kasih dia makan"
jelas papa
"lah papa kok tahu"
tanya mama
"soalnya papa sendiri sih yang nemuin kucing itu tapi dulu masih kecil banget"
lanjutnya
"itu betina atau jantan yah"
tanyaku
"jantan"
"entah nya sifatnya itu menandakan dia stress"
"lah stress kenapa yang"
tanya kak Arta gantian
"bisa jadi karena dia nggak bertemu dengan teman mainnya atau lawan jenisnya"
"hhmmm bisa jadi sih karena dia akan selalu di sini dan disini nggak ada kucing lain selain dia"
"cariin pasangan nya dong pah"
kata mama mendekat
"hhmmm nanty deh, mikir-mikir juga nanti kalau ada pasangannya tentu bakal punya anak dong dan kalau nanti semakin banyak siapa yang bakal ngurusin"
"iya juga sih"
karena kejadian itu selera makan Kami menghilang dan akhirnya kami pun memutuskan untuk pulang karena memang Kakek pun sedang beristirahat dan tidak mungkin kami mengganggunya apalagi membangunkannya.
sesampainya di rumah kami makan siang bersama setelah itu ke Artha pun bersiap-siap untuk datang ke acara pesta ulang tahun kerabatnya.
"hati-hati di jalan ya Kak"
kataku menyalaminya
"iya sayang, pasti"
Kak Arta mengecup keningku
aku pun melambaikan tangan padanya dia yang di dalam mobil pergi memacu mobilnya menuju ke tempat tujuan.
saat aku masuk aku mendengar suara ponselku dengan bersantai aku pun berjalan menghampirinya, saat itu aku lihat ada tiga panggilan tak terjawab dari ayah di wa dan akupun langsung menelpon balik.
"kenapa ya!??"
kataku penasaran
dua kali aku coba untuk menghubungi kembali Ayah melalui wa tapi tidak tersambung.
saat itu aku pun langsung panik karena mengingat pada saat kami akan pergi kami berpesan kalau nantinya ada apa-apa harus mengabari kami dengan segera.
aku sudah mulai mengeluarkan keringat dingin di tanganku karena pikiranku sudah terbang entah kemana mana memikirkan hal-hal yang sangat tidak aku.
saat itu aku ingat kalau di rumah lama ayah dan bunda memasang telepon kabel yang langsung tersambung dengan TV dan juga WiFi dengan segera aku mencari nomornya di kontak ku dan memakai telepon Korea untuk menelepon Ayah.
"halo ayah!!"
kataku langsung
"halo tarika yaa"
"iya ayah ada apa!? ayah gak papa kan? kok ayah telepon tarika sampe e kali!?? kenapa ayah!??"
tanyaku bertubi-tubi
"buset tar nyante dong"
"ayah kenapa telpon tadi??"
"aduuh tar perut ayah sakit lagi"
jawabnya
"hah!! apa!!"
kaget dan langsung melemas
mendengar ayah mengatakan kalau perutnya sakit lagi aku langsung teringat dengan penyakit lama ayah kanker lambung.
jantungku berdebar semakin kencang saat itu kepalaku pusing dan sejenak aku merasa kosong karena aku yang jauh saat itu tidak dapat melakukan apa-apa.
"Tarika?"
panggil ayah
"mana bunda ayah!"
tanyaku lagi
"pergi belanja nak"
jawabnya
"balri!!"
kataku dengan nada sedikit tinggi
"dia udah ke kampus"
jawab ayah
"ya Allah ayah gimana ini huu huuu"
aku mulai menangis karena tak tau apa apa lagi
"lah kamu kenapa nangis"
tanya ayah bingung
"maafin tarika yaa ayah di saat ayah sakit malah tarika lagi pergi hiks hiks"
kataku sambil menangis
"lah lah lah ayah gak papa loo nak"
"gak papa gimana kata ayah perut ayah sakit lagi"
"Oalah kamu salah paham looo"
"salah paham gimana"
"ayah lagi mencret loo nak kemarin itu udah sembuh ini kambuh lagi"
jelasnya
"hah!!!"
tercengang
"iihh kamu ini looo, ayah tadi telepon mau tanya ke kamu ingat di mana simpan tempat obat gak ayah lupa karena mau tanya bundamu ponselnya tinggal"
"Oalah ayah ayah tarika udah mikir jauh sampe ke planet mars yah"
"hahahahah makanya jangan kebanyakan nonton sinetron sama drama tar, jadi lebay dan alay kan hahahahah"
kata ayah tertawa dengan
"ya Allah ayah tarika di sini udah lemes lututnya laaa"
"hahahaha tarika tarika udah lah biaya telepon ke luar negeri larang ndok ayah matiin yaa, ayah gak papa loo assalamualaikum"
menutup
"waalaikumsalam"
dengan menutup gagang telepon aku juga menyeka air mataku dan mulai menenangkan diri karena pikiranku sendiri.
aku duduk sejenak di sofa yang tak jauh dariku mengatur nafas.
"dasar ayah!!"
kataku kesal
aku pergi ke kamar ikut tidur bersama kedua anakku karena kepalaku masih pusing karena memikirkan ayah tadi.
"yank oo yank"
"iihh kakak aku baru aja terlelap"
"iihh ini penting yank"
"apa kak"
"di aku baru dapat pesan dari penjaga di rumah sayang"
"pesan apa kak"
"mereka mendapatkan kiriman misterius"
"hah!! dari siapa kak"
"Oalah yank namanya juga misterius ya gak tau lah dari siapa"
"ooh iya yaa kak"
"hhmm gimana jadinya yank aku takut isinya aneh aneh, tapi menurut penjara di deteksi pake alat kita gak ada bahan berbahaya sayank"
"suruh buka aja kak"
"gak bisa sayang kata mereka pertama memang di kemas dalam kotak kardus biasa tapi di dalamnya ada koper yang pakai kode"
"hah??? ini yang ngirim gila atau cemana sih"
"iih yank aku gak tenang laa"
"aku juga kepikiran kak"
tapi kami harus menahan perasaan tak tenang dan penasaran kami karena kami masih beberapa hari lagi kami baru pulang ke Indonesia.
kak Arta sudah tanya ke papa kapan kami akan pulang karena besok kakek harus melakukan pemeriksaan lagi dan melihat hasil dari pengobatan selama ini, jadi papa dan juga kak arta harus siap siaga dengan apa yang terjadi nanti.
melihat ke adaan kakek yang sekarang kak Arta bilang kalau di prediksi keadaan kakek akan segera membaik.
"semoga aja itu bukan yang aneh aneh"
kataku dalam hati
=============================
siapa yaa yang kirim koper misterius itu
apa isinya kira kira kalau kopernya aja pake kode
pada penasaran gak??
ikuti terus yaa
buat yang belum tulis ulasan
ayoo keluarin pendapat kalian dengan cerita "Artika family"