webnovel

Perseteruan Yang Terlalu Dini

Bulan merasa jantungnya hampir copot..

Keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. " Ya Tuhaan.. Apa salah q hingga merasakan tekanan mendadak pagi-pagi seperti ini." Bulan berkata lirih..

Bulan merasakan tatapan itu..tatapan yang sangat canggung di antara mereka semua yang mengerti permasalahan yang terjadi. Perlahan teman-teman satu tim nya mulai saling memberi tanda satu sama lain untuk memberi ruang privacy untuk senior mereka. Mereka pun tau, cepat atau lambat..hal ini akan terjadi.

" Eh..kalian mau ke mana?" Bulan menarik lengan Chintya..

" Kami ada tugas liputan yang belum diserahkan, Kak. Pak Bos menunggu di ruang kerja."Chintya dengan cepat mencari alasan untuk segera menyelamatkan mereka dari arus tekanan yang terjadi di antara ke 3 senior mereka. Biarlah senior-senior ini menyelesaikan permasalahan mereka. Mereka tidak ingin ambil bagian di dalamnya.

Uh..sial..aq benar-benar terjebak kali ini. Andai ada persiapan sebelumnya.. Dan di saat genting seperti itu..mendadak sebersit keberanian muncul. Dan Bulan menyemangati dirinya sendiri.." Untuk kebaikan bersama..aq ambil segala resiko yang ada. Sekarang atau tidak sama sekali."

Saat itu, mahasiswa ramai berlalu-lalang di sekitar mereka. Bulan merasa tidak nyaman jika membicarakan hal pribadi dengan Malven dan Darius di tempat itu. Dia harus mencari tempat yang lebih sepi.

Di saat itu Bulan menangkap tatapan mata Darius dan Malven yang terlihat kaku satu sama lain. Selama ini memang mereka berdua tidak pernah bertemu secara khusus satu sama lain tanpa sengaja seperti ini. Biasanya mereka hanya saling bersaing dalam perang dingin yang sudah merambat meracuni masing-masing anggota tim mereka. Dan selama ini Bulan hanya mendapat cerita dari pak Bos saja mengenai situasinya..itu pun pastinya tidak selengkap jika melihatnya sendiri. Dia hanya tau..kondisi ini sudah semakin meruncing.

Kecanggungan situasi yang amat terasa di antara mereka membuat jantung Bulan hampir keluar dari dadanya karena merasa ini adalah tanggung jawabnya untuk menyelesaikan pertikaian di antara mereka berdua. Sebelum ada yang lebih terluka. Dan Bulan juga tidak ingin berita miring makin bergema dikarenakan insiden demi insiden di luar jangkauannya. Ini harus segera diakhiri.

Baik Darius dan Malven sama - sama terdiam, membisu..hanya bahasa tubuh mereka yang terlihat kaku dan tegang..tatapan mata mereka berdua seperti mengeluarkan panas yang bahkan bisa Bulan rasakan.

" Bulan, kau akan pergi ke mana bersama dia?" Darius bertanya tanpa menoleh ke arah Bulan. Tatapan matanya masih tajam menusuk ke arah Malven.

" Aq dan Bulan akan makan sandwich kesukaannya..apa ada masalah? Apa kau keberatan? Apa urusan mu?" Malven memberi jawaban yang makin meningkatkan detak jantung baik Darius maupun Bulan.

" Tidak ada yang bertanya pada mu." Darius memberikan tatapan tajam setajam belati yang menghunjam siapapun yang menjadi targetnya. Dan kali ini Bulan sudah tidak tahan.

"Baiklah..Darius..Malven, ikut aq..aq meminta waktu kalian sebentar saja." Bulan berjalan melewati mereka berdua. Setelah beberapa langkah, merasa tidak ada yang mengikuti ia pun menoleh.. Daan..ya Tuhaaaan!!

Pemandangan di depannya sungguh membuat nya panik.. Tangan Darius sudah dalam posisi mencengkeram kerah baju Malven. Tangan Malven posisi siap menyerang dengan pukulannya yang sudah mengepal kencang di samping kemudian melayang dengan cepat tepat ke pelipis kiri Darius. Namun Darius dengan cepat membalasnya dengan serangan siku ke arah dagu Malven namun ternyata mengenai bibir Malven.. Mereka sama - sama mundur beberapa langkah.. Malven meludahkan darah dari luka bibirnya. "Cuiiih..sial! Beraninya kau!"

" Noo!!! Dariuuss!! Malven! Stop it!!" Bulan menghambur ke arah mereka, namun tiba - tiba saja sebuah tangan menariknya.

" Bulan..biarkan. Mereka harus menyelesaikan masalah ini." Pak Bos menahan Bulan sementara Cheznut dan Ben yang berjaga-jaga di sekitar mereka.

" Yuda..aq tidak mau mereka bertengkar seperti ini. Ini kekanak-kanakan sekali! Mereka tidak perlu begini!" Bulan bicara histeris.

Bulan berusaha lepas dari pegangan Yuda dan kemudian berlari ke arah Darius dan Malven yang masih saling baku hantam.

" Stop!! Darius...Malven! HENTIKAN!!!! Apa - apaan kalian ini?!! Kalian hanya membuat q malu!!"

Próximo capítulo