webnovel

Tanpa Energi

Sore hari gerimis menyambut kinan di bibir jalan menuju rumahnya.

Ia baru saja turun dari bis dan melangkahkan kakinya dengan sangat berat. Setiap langkahnya terasa seperti beban yang jika semakin jauh dia melangkah, semakin banyak beban yang berada di hatinya.

Sang ayah yang telah lama ia rindukan, kini telah jauh berubah dari apa yang kinan bayangkan selama ini.

Kinan tahu ayahnya telah pergi meninggalkannya dan semua kakak-kakaknya juga ibunya. Namun kinan tidak pernah berpikir bahwa ayahnya akan setega itu, dia tidak mengakui kinan sebagai putri yang dulu sangat ia sayang dan cintai.

Ayahnya betul-betul telah memupuk rasa benci dalam hati kinan, perasaan rindu yang dulu selalu kinan pendam dalam hati, kini telah memudar seiring dengan bertubi-tubi rasa sakit yang ayahnya berikan padanya.

Tidak cukup dengan meninggalkan kinan kecil yang dulu sangat periang dan sekarang berubah menjadi wanita dewasa yang menutup diri dari lingkungan sosial. Kemudian bertemu saat dewasa dengan sang ayah, dimana dia sudah tidak mengingat lagi wajah dari gadis kecil yang dulu selalu ia gendong dan cium setiap berangkat dan pulang kerja.

Tidak selesai sampai disitu kenapa kinan menjadi sangat membenci ayahnya, Sang ayah yang kini telah menjadi pria kaya raya dan terhormat, sekarang bahkan tidak mengakui keberadaan kinan sebagai putrinya. Ia bahkan membuat calon suami putrinya menikah dengan wanita lain dimana sang ayah menjadi perantaranya agar bisa berada jauh dengan kinan, ia tidak ingin kinan berada di sekitarnya dan mengganggu ketenangannya.

Dan puncaknya, bahkan kabar pernikahan kekasihnya, kinan dengar langsung dari ayah yang kini telah benar-benar kinan benci.

Tiba di depan pintu rumah bayu. Kinan tanpa sadar sudah berada di depan rumah bayu. Ia menekan bel beberapa kali tapi bayu tidak segera muncul membukakan gerbang.

"Kamu tidak perlu sibuk memakai semua atributmu, aku hanya ingin kamu buka gerbang ini dan temani aku sekarang. Aku tidak mau sendiri saat ini".

Kinan sudah tahu bahwa lelaki yang dulu memesankan taksi saat di halte dan lelaki yang ada di pesta ulang tahun pak gunawan kemarin adalah Bayu.

Kinan tahu kalau bayu memiliki dua kepribadian, bukan hanya karena kejadian di bandung saat bayu tertidur tanpa kacamata dan kemejanya, tapi juga karena dia melihat jelas wajah pria yang ada di pesta ulang tahun pak gunawan.

Bayu tidak menyadari saat kinan terus melihatnya, sedangkan bayu sibuk melihat Ibu kinan yang menangis tertunduk di lantai dengan perasaan iba yang betul-betul terlihat dimatanya.

Kinan yakin pria itu adalah bayu, yang kemudian itu lebih meyakinkan saat mereka ada di bandung, saat bayu tertidur tanpa kemeja dan kacamatanya.

Saat kinan terus menekan bel, dari belakang sesosok lelaki memeluknya dengan erat.

Kinan langsung tahu itu bayu, dia kemudian membalikkan badannya dan menatap bayu dengan sangat lemas. Kinan seperti tidak lagi memiliki tenaga karena lemasnya.

Bayu langsung membukakan gerbang dan memapah kinan masuk ke dalam rumahnya.

"Diluar gerimis, kenapa kamu seperti anak kecil membiarkan tubuhmu basah kuyup seperti itu".

Kinan berjalan menuju sofa saat bayu membawakannya handuk kecil untuk mengeringkan rambut.

Bayu mengeringkan rambut kinan menggunakan handuk dari belakang kursi dan kinan duduk lemas di atas kursi.

Menerima kenyataan sang ayah yang tega berbuat tidak adil padanya dan fakta bahwa pria yang telah ia jaga dalam hatinya selama bertahun-tahun, ia nantikan kedatangannya selama bertahun-tahun, pria yang ia cintai tanpa berpikir akan bisa mencintai lelaki lain selain dirinya akan segera menikah dengan gadis dimana ia di jodohkan oleh ayah kinan sendiri.

Kepedihan itu tidak akan sangat terasa bahkan hanya dengan membayangkannya.

Bayu tahu bahwa dalam waktu satu minggu lagi adam akan segera di nikahkan. Disaat adam sendiri belum tahu soal kabar itu, orang-orang penting perusahaan telah mendengar kabar pernikahannya dari keluarga Ny. Andara dan Pak Gunawan.

Bayu jadi tahu apa yang sedang kinan rasakan saat itu.

Kinan hanya diam menerima pijatan di kepalanya, bayu memperlakukan kinan dengan sangat baik. Dia tahu sahabatnya sedang dalam masa sulit. Dia tidak ingin membahas apa yang sedang kinan alami, bayu hanya berpikir bagaimana bisa menemani kinan sampai kondisinya kembali pulih seperti sebelumnya.

"Apa perlu aku membawamu kembali ke bandung???? apa bersama ibu kamu akan lebih baik????".

Bayu membuka pembicaraan dengan mengajak kinan untuk pulang ke bandung bersamanya. Namun kinan menggelengkan kepalanya tanda tidak mau.

"Itu hanya akan membuat ibu tambah khawatir, kamu melihat apa yang terjadi di pesta kemarin. Disana ada ayahku. Apa kamu mengenal ayahku???? kamu termasuk tamu undangan disana, aku pikir kamu mungkin mengenal ayahku, nama dia sekarang Setya. Dulu dia adalah ayah kandungku yang bernama Prabu, tapi seiring berjalannya waktu bahkan seorang ayah bisa berubah menjadi monster yang menakutkan bagi putrinya".

Kinan menutup matanya dan meminta bayu meletakkan handuk itu di wajahnya. Dia berbicara dengan handuk menempel tepat di wajah kecilnya.

Bayu sudah benar-benar yakin bahwa kinan telah tahu siapa dia sebenarnya. Dia sedikit takut namun terus mengikuti alur yang kinan telah buat.

Kinan telah tahu bahwa bayu memiliki dua penampilan, tapi dia belum menunjukan taring amarahnya. Ia masih bersikap seperti tidak ada yang salah dengan itu, karena tidak ingin membuat dirinya semakin masuk dalam keterpurukan akibat terlalu banyak masalah yang mengelilinginya.

"Kenapa kamu diam saja???? apa kamu mengkhawatirkan sesuatu???? apa kamu terkejut aku tahu soal kebohonganmu dan aku tidak marah padamu sekarang????? Saat ini aku tidak ada tenaga untuk meminta penjelasan padamu dan memarahi mu atas semua kebohongan yang kamu buat,

"Kamu tetap harus menanggung akibat atas semua kebohongan mu selama ini padaku dan keluargaku yang sudah menanggap mu sebagai bagian dari kami semua. Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri dariku atau menghindar, akan tiba saatnya aku menghabisi mu".

Kinan yang menahan amarahnya pada bayu berbicara dengan nada datar dengan tetap menutup wajahnya menggunakan handuk.

karena tidak ingin berdebat saat itu, akibat dirinya yang telah mendengar kabar adam akan segera menikah dan juga banyak masalah lainnya termasuk persoalan sang ayah.

Bayu hanya diam tanpa kata, dia hanya membuka handuk yang menutupi wajah kinan dan memberikan teh yang telah dia buat untuk kinan.

"Minumlah ini, agar kau segera punya energi untuk memarahiku, aku akan tetap ada di sampingmu meskipun kau membenciku setelah ini".

Kinan dan bayu saling menatap, bayu berusaha meyakinkan kinan bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkan kinan apapun yang terjadi.

Kinan yang mendengar kata-kata bayu yang penuh keyakinan di dalamnya membuat diri kinan seperti sangat ingin memarahi bayu saat itu juga karena menurut kinan kata-kata bayu itu berisi keegoisan bayu dalam hubungan persahabatan mereka.

Kinan segera mengambil teh itu dan meminumnya, meskipun itu masih lumayan panas kinan menghabiskannya dalam satu tegukan.

Bayu menyaksikan itu dengan sangat terkejut.

"Kamu bisa terluka, hentikan!!!!".

Bayu menarik gelas dari tangan kinan karena dia khawatir kinan akan terluka karena teh itu panas.

Próximo capítulo