webnovel

Kesibukan baru

Meri bersiap ke pasar tradisional tak jauh dari rumahnya. Dia berencana membuat crispy calamari with mushroom sauce. Dia sudah lebih dulu mencari resepnya di internet dan memeriksa bahan masakan di dapur. Dia hanya perlu membeli cumi dan jamur kancing untuk melengkapi bahan masakannya.

Meri tidak terbiasa dengan makanan berat saat masih pagi, tapi jackob besar di Indonesia. Kebiasaan bagi orang indonesia adalah makan berat di waktu pagi jadi dia memutuskan membawa makanan berat untuk jackob.

Saat memasuki pasar tradisional, meri tidak mengalami kesulitan untuk mencari cumi karena dia terbiasa melihatnya. Tapi dia bingung ketika di perlihatkan jenis-jenis jamur yang ada di sebuah toko. Meri dengan malu menanyakan yang mana jenis jamur kancing karena di resep jamur itulah yang dipakai.

Meri mendapatkan semua bahan masakannya, karena tak terbiasa belanja di pasar tradisional, dia sama sekali tidak melakukan penawaran. Ketika penjual menyebutkan harga, dia dengan senang hati mengatakan iya dan menyerahkan uang tanpa berkata apapun.

Sampai di dapur, meri menemukan ibunya yang juga sibuk membuat sarapan. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya meminta ibunya itu mengajarinya cara membersihkan cumi dan jamur. Ibu meri dengan senang hati mengajarinya. Karena ada tiga ekor cumi berukuran besar yang di beli meri, ibunya mencontohkan dengan membersihkan satu ekor cumi dan meri dengan cepat mengerti. Ibu meri kemudian menunjukkan cara membersihkan jamur dengan menpraktekannya langsung, meripun mengerti dengan cepat.

Meri memarinasi cumi yang sudah di bersihkan dan di potong-potong kemudian menyimpannya sejenak di kulkas agar bumbu marinasi itu meresap. Meri mengikuti instruksi mengenai tata cara membuat masakannya dengan baik. Setelah menyelesaikan masakan pertamanya, meri membuat salad sayuran sebagai makanan pendamping. Itu tidaklah sulit karena meri terbiasa membuatnya di Los Angeles.

Ibu meri hanya melihat putrinya yang serius membuat makanannya. Dia sama sekali tak membantu atau berkomentar apapun kecuali jika meri meminta saran atau pendapatnya. Dia hanya menegur meri saat menggoreng cumi terlalu lama. Dia memberi tahukan bahwa menggoreng atau memasak makanan seafood terlalu lama akan membuat dagingnya memjadi alot seperti karet mentah. Selebihnya, meri melakukannya dengan baik.

Meri cukup percaya dengan lidahnya sendiri jadi dia tidak meminta ibunya untuk mencicipi masakannya, namun ibunya meminta masakan meri untuk jadi sarapan ayahnya, itu akan menjadi kejutan menarik karena pertama kalinya meri memasak makanan di dapurnya.

Meri dengan senang hati memberikannya. Dia sengaja membuat lebih agar yang lain juga bisa mencicipi masakan buatannya. Setelah selesai memasak, meri bergegas mengganti pakaiannya yang kini sudah berbau masakan.

Ibunya membantu memasukkan makanan ke dalam kotak makan setelah meri meminta tolong dan mengatakan dia akan makan pagi bersama jackob. Dia tidak keberatan sama sekali, kesibukan meri saat ini sangat bagus agar bisa melupakan andre. Namun meri berpendapat lain, saat memasak dia selalu membayangkan bahwa dia memasak untuk andre, itu membuatnya begitu semangat.

Meri turun dengan setelan dres merah maroon tanpa lengan batas lutut. Walau tanpa lengan, pakaian itu tetap terlihat sopan karena menutupi dada hingga menyisakan sedikit gambaran tulang selangkanya. Dengan di padukan sepatu boots berwarna hitam membuatnya tampak anggun.

Hari ini meri memilih menggunakan tas ransel kecil keluaran brand ternama yang di hadiahkan rafa ketika ulang tahun ke 17 nya di Los Angeles. Tas itu begitu imut dan simpel cocok dengan karakter meri. Rafa sampai menghabiskan uang ratusan dolar amerika untuk bisa memberi adik kesayangannya itu sesuatu yang berkesan di hari sweet seventeen nya. Dia menggunakan tas ransel karena merasa repot memegang tas dan paper bag di tangannya jadj dia memutuskan menggunakan tas itu agar lebih mudah.

Meri mengambil kotak makan yang sudah di siapkan ibunya dalam sebuah tas makanan khusus untuk menjaga suhu makanan tetap hangat. Meri meminta penilaian untuk masakannya sebelum pergi membesuk jackob. Setelah mendengar kata enak dan beberapa jempol dari mereka yang sibuk mengunyah, meri melangkah keluar.

Dia sudah meminta izin kepada ayahnya untuk mengemudi setelah menunjukkan SIM (surat izin mengemudi) yang ia miliki, ayah meri langsung memberikan izin. Mustahil juga baginya menahan putrinya agar tak mengemudi seumur hidupnya. Lagipula, meri sudah mau memasuki bangku kuliah, sudah waktunya bagi dia menyetir sendiri.

Meri menggunakan mobil pemberian randy karena itu tidak terlalu mencolok. Menggunakan honda jazz berwarna merah, meri membelah keramaian lalu lintas yang padat karena jam sibuk berangkat kerja. Dia tidak terburu-buru karena tidak merasa terlambat sama sekali.

Dia mengambil formulir pengunjung dan meminta mengisinya saat menunggu di dalam ruangan. Waktu masih pukul 8.20 pagi saat meri masuk keruangan yang tak asing itu.

Dia meletakkan tas makanan dan kotak P3K yang dibawanya di atas meja. Meri mulai mengisi formulir itu, belum selesai mengisi kolom formulir jackob sudah masuk. Dia berhenti menulis dan meminta jackob yang mengisi formulir itu untuknya.

"aku bosan menulis hal yang sama beberapa kali. Bisakah kau melakukannya untukku?" pinta meri.

"tentu" jawab jackob santai kemudian mengambil pulpen dari tangan meri.

Meri meminta itu bukan karena dia benar-benar bosan. Dia hanya ingin melihat perkembangan tangan jackob. Dan sepertinya sudah mulai membaik.

Meri membongkar kotak P3K yang dia bawa. Jackob hanya bisa melihat meri yang dengan sangat berhati-hati mengoleskan obat ke bagian tubuhnya yang lebam.

Setelah selesai mengoles obat, meri mengeluarkan tisu basah dari dalam tas ranselnya. Dan mulai membersihkan tangannya. Dia juga memberikan tisu basah agar jackob membersihkan tangannya.

"hari ini, aku tidak akan menyuapimu karena tanganmu sudah membaik" ujar meri

"dari mana kau tahu?" jackob terkejut mendengar meri yang sudah tahu bahwa tangannya sudah membaik.

"kau menulis dengan baik, cepat dan rapi tadi" jawab meri santai.

Jackob menyesali dirinya yang begitu semangat memenuhi permintaan meri dan menulis dengan sangat hati-hati. Dia merutuki kesalahannya kali ini. Dia tidak tahu trik yang digunakan meri untuk mengetahui kondisinya. Dia merasa benar-benar tertipu oleh gadis didepannya itu.

Meri membuka kotak makan dan memberikan sendok kepada jackob. Tapi yang menjadi perhatian jackob adalah sendok yang di bawa meri hanya satu.

'apa dia sudah sarapan sebelum ke sini? Huft aku begitu bersemangat memikirkan akan makan bersamanya pagi ini' batin jackob dengan raut wajah kecewa.

"hari ini kau yang menyuapiku, tanganku pegal memasak semua ini mulai pagi" ujar meri manja sambil memegangi tangannya.

Jackob tersenyum melihat tingkah gadis di hadapannya itu yang seakan merengek karena tangannya sakit karena ulahnya. Jackob sama sekali tidak keberatan walaupun tahu kalau itu semua hanya pura-pura.

Saat akan menyuapi gadis pujaannya itu, meri mengeluh nasinya terlalu banyak. Kemudian mengeluh potongan cuminya terlalu besar hingga mengeluh tidak suka jika saus jamur itu langsung di tuang ke camari. Dia ingin camari itu di celupkan ke saus jamur itu agar camari itu tetap crispy.

"mengapa kau cerewet sekali. Kalau begitu aku akan menyuapi nasi dan salad, kau sendiri yang akan mengambil, mencolek camari itu ke saus dan menggigitnya sesuai seleramu" protes jackob.

Meri tidak marah mendengar jackob yang mulai kesal dan hanya mengikuti saran jackob. Sekarang, mereka suap-suapan, jackob menyuapi nasi dan salad sedangkan meri yang menyuapi camari dan saus jamur itu.

Petugas kepolisian diluar yang melihat mereka melalui kaca transparan hanya bisa memandang iri menikmati keromantisan yang terjalin di antara mereka. Bahkan ada yang memfoto dan merekam video.

Meri melihat apa yang mereka lakukan namun tak merasa keberatan, itu lebih baik dari perkiraan meri. Saat ini, dunia maya lebih cepat menyebarkan gosip dari pada mulut tetangga. Jadi meri sama sekali tak menghiraukan mereka dan meneruskan makanannya.

"kau memakai jaket yang ku bawakan kemarin, itu artinya kau tak memiliki baju atau jaket yang lain. Nanti sore aku akan membawakanmu jaket jadi jaket yang ini biar ku bawa pulang untuk di cuci" ujar meri setelah membereskan makanannya.

"baiklah" jawab jackob singkat.

"masih tersisa 10 menit lebih, apa ada yang ingin kau katakan?" tanya meri melihat waktu mereka masih panjang namun meri tak memiliki apa-apa untuk dibicarakan.

"meri, rencana mu menjadi saksiku di persidangan. Apa keluargamu setuju?" tanya jackob ragu-ragu.

"awalnya mereka tidak setuju tapi nanti mereka juga akan setuju. Mereka menyukaimu sejak awal, jadi tidak akan sulit membuat mereka menerimamu lagi. Ayahku seorang yang pemaaf, hanya ibuku yang sedikit pendendam. Dan ayahku sensitif jika itu berhubungan dengan istrinya. Karena ibuku sudah memafkanmu, ku pikir tidak akan ada masalah. Hanya kak randy yang sampai hari ini tidak mengatakan setuju membebaskanmu ataupun menghentikanku. Kurasa dia mengikuti suara terbanyak , jadi tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Oh ya, kak rido sangat ingin menemuimu" ujar meri panjang lebar.

"aku merasa bersalah menolaknya kemarin" jackob tertawa setelah mengatakan hal itu. Meripun tertawa karena merasa lucu mengingat ekspresi kakaknya kemarin.

Setelah keluar dari kantor polisi meri tidak langsung pulang, dia singgah di sebuah laundry yang tak jauh dari kantor polisi untuk mencuci jaket jackob. Setelah menerima nota laundry, meri menuju ke sebuah pusat perbelanjaan untuk mencari jaket baru untuk jackob.

Meri melihat semua koleksi jaket yang ada di toko itu, dia kemudian memutuskan membeli jaket berwarna abu-abu dari bahan parasut mix katun tanpa penutup kepala. Dia merasa jaket kulit berwarna hitam terlalu membosankan. Jadi dia memilih sesuatu yang baru, meri juga tak lupa membeli alat cukur dan krim cukur karena mengingat penampilan wajah jackob yang berantakan karena 2 minggu tidak merawat wajahnya.

Meri menuju basement untuk menuju parkiran mobilnya, dan terkejut melihat rian berdiri di samping mobilnya. Meri dengan santai menghampirinya.

"hai, bagaimana bisa kau ada di sini" sapa meri ramah.

"aku ada pertemuan dan menginap di hotel seberang jalan. Aku tadinya ingin berbelanja, tapi melihatmu turun dari mobil jadi aku memutuskan menunggumu" jawab rian santai.

"suatu kebetulan yang luar biasa. Tapi maaf aku sedang terburu-buru saat ini, aku akan menyapamu dengan baik lain kali" ujar meri sopan.

"baiklah. Aku dengar persidangan mu minggu depan, aku pasti akan datang menagih janjimu tadi"

"kau sepertinya terlalu banyak tahu tentangku. Tapi terimakasih sudah memperhatikan ku sebanyak itu" jawab meri tetap dengan sopan. "saya permisi" ujar meri kemudian masuk ke mobilnya dan meninggalkan rian sendiri.

Meri merasa aneh melihat rian yang datang sendiri tanpa pengawal seram di sisinya. Dia lebih heran lagi mengingat betapa luas indonesia dan betapa banyak pulau besar, bagaimana bisa dia berada di pulau kecil ini.

Orang-orang bahkan banyak yang tidak mengetahui letak pulau bangka serta potensi apa di pulau itu. Mereka hanya mengenal pulau bangka melalui sebuah film layar lebar yang booming pada masanya yaitu laskar pelangi. Selain itu, mereka hanya menebak asal.

Meri merasa bosan dan tak sabar menunggu hari persidangan. Dia hanya disibukkan dengan menjenguk jackob dua kali sehari hingga orang-orang di kantor kepolisian itu merasa bosan. Meri bahkan mengajak mereka bermain catur jika waktu kunjungannya telah selesai.

Sebagai putri seorang jenius dan sifu dalam bermain catur, meri tentu sangat pintar bermain catur. Tak jarang pihak kepolisian berebut ingin melawan meri. Tapi tak satupun diantara mereka yang berhasil mengalahkannya.

"kalian bahkan tak pernah mengalahkanku sekalipun, aku mulai bosan bermain disini" ujar meri sombong setelah mengalahkan kepala kepolisian di kantor itu. Dia merasa pinggangnya pegal karena duduk terlalu lama di kursi kayu yang keras meladeni tantangan kepala kepolisian itu. Setelah memenangkan tiga putaran berturut-turut, meri mulai mengeluhkan lawan-lawannya yang menurutnya mengecewakan.

Jackob yang hanya bisa melihat pria-pria itu mengeluh karena terus saja kalah melawan meri dari balik jeruji besi hanya bisa tersenyum. Meri terkadang melemparkan pandangannya kepada jackob dan memberinya senyum dan kedipan mata genit.

Walau membosankan bermain catur dengan orang-orang yang terlalu jauh kemampuannya dari dirinya, meri merasa senang karena tidak harus berlama-lama berada di rumah.

Keesokan harinya, meri kembali membawa sarapan pagi untuk jackob, setelah selesai makan bersama dan berbincang-bincang, meri kembali di panggil oleh beberapa staff kepolisian untuk bermain catur.

Meri hanya mengatakan bosan menang terus, lawannya sama sekali tidak menunjukkan perlawanan. Diluar dugaan, mereka semua masuk ke ruangan dimana jackob dan meri bertemu seperti biasanya dan membawa papan catur, meletakkannya di meja yang berada di hadapan meri dan jackob.

Meri terkejut dengan perlakuan para anggota kepolisian itu. Dia menatap jackob mencoba mencari tahu pendapat jackob, tapi tak melihat jawaban apa-apa.

"nona, jika kami tidak bisa mengalahkanmu, setidaknya kami percaya kekasihmu ini akan mengalahkanmu" ujar salah seorang di antara mereka yang berada paling dekat dengan jackob dan memukul pundaknya untuk memberi semangat.

Meri menatap heran kepada sekelompok polisi putus asa di depannya itu kemudian melirik jackob bergantian.

"kau sangat menyukai kekasihmu bukan, aku yakin kau bisa mengalahkannya. jika tidak, mana mungkin dia begitu menyukaimu, setidaknya tunjukkan kualitasmu di hadapan wanita ini. Dia begitu sombong sampai aku merasa frustasi" ujar kepala kepolosian itu sambil memijat-mijat dahinya.

Meri dan jackob tertawa melihat raut keputus asaan itu. Anggotanya yang lainpun ikut tertawa bersama. Suasana ini sangat aneh, mengingat polisi, tersangka dan korban begitu akrab seakan mereka seumuran dan berteman lama.

Reputasi meri melonjak di kantor polisi itu karena keahliannya dalam bermain catur sehingga dia begitu di senangi. Walau kesan pertama mereka terhadap meri adalah sosok pemarah namun setelah beberapa kali bertegur sapa, meri tidaklah seburuk yang mereka pikirkan. Meri adalah sosok yang menyenangkan dan humble.

Próximo capítulo