webnovel

Marahi Saja Sepuasnya

Editor: Wave Literature

"Hmm?" Mo Yan mengernyit, seketika ia merasa marah saat mengetahui bahwa Fang Yuan telah menipunya.

"Beraninya kau berbohong padaku!" Sembari berkata demikian, ia mulai meraih kerah baju Fang Yuan.

Fang Yuan masih berdiri tegak di tempatnya. Ia mengangkat kepalanya dan tertawa, "Mo Yan, coba pikir lagi!"

Gerakan tangan Mo Yan terhenti. Meskipun ia berdiri di luar pintu asrama, wajahnya menunjukkan keraguan dan kebencian.

Ia tahu akan peraturan yang ada. Murid-murid yang tinggal di asrama dilindungi. Orang asing dilarang masuk ke asrama tanpa diundang. Mo Yan hanya ingin memberi pelajaran pada Fang Yuan dan membuatnya menderita sesaat. Ia sama sekali tidak mau dihukum akibat melanggar peraturan.

"Jika hanya aku yang melanggar peraturan, aku tidak apa-apa. Namun, jika ini mempengaruhi nama keluarga dan kehormatan Kakek…" Setelah berpikir demikian, Mo Yan terpaksa menurunkan tangannya. Ia menatap Fang Yuan dengan kedua matanya yang memerah. Jika pandangan matanya bisa membakar, Fang Yuan pasti berubah menjadi abu detik itu juga.

"Aku tak pernah berbohong padamu. Aku sudah bilang bahwa aku akan membawamu menemui Fang Yuan; dan kau telah menemukanku disini. Kelihatannya kau ingin mengatakan sesuatu padaku." Fang Yuan tersenyum samar dengan kedua tangan di balik punggungnya. Ia menatap balik Gu Master tingkat dua itu tanpa rasa takut.

Jarak mereka hanya tinggal selangkah lagi. Satu dari mereka berada di dalam asrama, dan satu dari mereka berada di depan pintu. Namun, jarak itu terasa sejauh dari timur ke barat.

"Hmm. Fang Yuan, kau benar-benar mengetahui peraturan klan dengan baik." Mo Yan berkata sambil tersenyum licik. Ia menambahkan, "Sayangnya, kau tak bisa terus bergantung pada peraturan. Kau tak mungkin tinggal di asrama selamanya. Aku ingin tahu seberapa lama kau bisa bersembunyi di sana."

Fang Yuan tertawa dan menatap Mo Yan dengan pandangan menghina. "Kalau begitu, aku juga ingin tahu berapa lama kau akan menggangguku. Ah, ini sudah malam. Aku harus tidur, tapi bagaimana denganmu? Jika aku tidak masuk ke kelas besok, dan para tetua menanyakan alasannya; menurutmu apa yang akan kukatakan?"

"Kau!" Mo Yan menunjuk Fang Yuan dengan penuh amarah, "Kau kira aku tidak berani masuk dan memberimu pelajaran?"

Krit.

Fang Yuan membuka pintu asrama itu lebar-lebar. Ia tersenyum culas, pandangan matanya gelap, dan nada suaranya penuh percaya diri – seakan-akan situasi tersebut ada di tangannya. Ia menantang Mo Yan, "Kalau begitu, tunjukkan padaku."

"Hehehe…" Mo Yan menenangkan dirinya. Ia memicingkan kedua matanya dan menatap Fang Yuan, lalu berkata, "Kau pikir aku akan tertipu?"

Fang Yuan mengangkat bahu. Ia sudah tahu sifat Mo Yan yang sebenarnya.

Jika ia menutup pintu itu, ada 50% kemungkinan bahwa Mo Yan akan mendobrak dan masuk ke dalam. Namun, jika ia sengaja membuka pintu lebar-lebar, gadis itu akan terlihat lebih waspada. Mo Yan tak akan bisa memaksa masuk ke dalam.

Pengalaman hidupnya selama 500 tahun membuatnya tahu akan kebiasaan dan kelemahan manusia.

Ia membalikkan badannya dan membelakangi Mo Yan. Jika Mo Yan menyerangnya sekarang, gadis itu sudah pasti akan berhasil menangkapnya. Namun, Mo Yan masih berdiri di depan pintu; seakan-akan ada gunung tak terlihat yang menghalangi jalannya.

Bahkan ketika Fang Yuan duduk di kasurnya pun, Mo Yan hanya bisa menggertakkan gigi dan menatapnya dengan amarah. Meskipun begitu, ia sama sekali tak melakukan apapun.

"Inilah sisi menyedihkan manusia." Pikir Fang Yuan. Ia duduk dan terus menatap Mo Yan yang terlihat bodoh. "Seringkali, manusia tak mampu melakukan apapun bukan karena adanya halangan secara fisik; namun karena ia menahan diri."

Jika level kultivasi mereka dibandingkan, Fang Yuan jelas bukan saingan gadis itu. Namun, meskipun Mo Yan memiliki level kultivasi tingkat dua, ia hanya bisa memandangi Fang Yuan tanpa melakukan apapun. Jarak mereka hanya tinggal beberapa langkah, dan pintu telah terbuka lebar tanpa ada halangan. Satu hal yang menghalangi gadis itu ialah dirinya sendiri.

"Manusia selalu mencari pengetahuan sebanyak mungkin untuk memahami dunia dan peraturannya. Lalu, mereka akan menggunakan pengetahuan itu. Ironisnya, terkadang manusia terhalang oleh pengetahuan yang mereka cari." Fang Yuan menatap Mo Yan untuk terakhir kalinya, sebelum ia memejamkan mata dan mulai berkonsentrasi pada Primeval Sea miliknya.

"Beraninya Fang Yuan berkultivasi tepat di hadapanku! Ia benar-benar seenaknya!" Mo Yan merasa sangat kesal hingga ia ingin memuntahkan darahnya.

Dia benar-benar ingin maju dan memukul anak itu!

Tapi, ia tahu bahwa ia tak bisa melakukannya.

Tiba-tiba Mo Yan merasa menyesal. Dengan posisinya sekarang ini, ia merasa canggung karena tak bisa mundur lagi.

Ia sangat ingin menyerah, namun itu akan menjadi hal yang sangat memalukan. Ia sudah bersusah payah membawa sekumpulan pelayan demi menakuti Fang Yuan. Namun pada akhirnya, ia yang dipermalukan.

Terutama karena ada seorang pelayan yang menyaksikannya saat ini.

"Sial! Fang Yuan ini sama sekali tidak bisa diatur! Dia terlalu cerdik!" pikir Mo Yan dengan marah. Ia mulai memancing Fang Yuan, berharap agar ia keluar dari kamarnya.

"Hei bocah ingusan, keluarlah jika kau benar-benar seorang lelaki!"

"Fang Yuan, seorang pria harus mempertanggungjawabkan kata-katanya. Dan sekarang kau bersembunyi di kamarmu? Apa kau tak punya malu?"

"Jangan berpura-pura mengabaikanku – keluarlah!

"Dasar sampah! Pengecut yang tak tahu malu!"

Fang Yuan menutup kedua telinganya dan sama sekali tidak bereaksi.

Bukannya berhasil meluapkan emosinya, Mo Yan justru bertambah kesal. Ia merasa seperti badut; akan sangat memalukan baginya jika ia terus berdiri di depan pintu seperti ini.

"AHHHHH, rasanya aku ingin mati!" Mo Yan merasa hampir gila. Pada akhirnya, ia menyerah.

"Fang Yuan, kau bisa bersembunyi sekarang. Tapi kau tak bisa menghindariku selamanya!" Ia melangkah dengan penuh amarah dan mulai beranjak pergi. Namun sebelumnya, ia memberi perintah terakhir, "Gao Wan, tinggallah di sana dan awasi dia! Aku yakin dia tidak akan terus tinggal di kamarnya."

"Baik, Nona Muda!" jawab Gao Wan. Dalam hati ia merasa muram – angin pegunungan sangat dingin di malam hari. Jika dia harus berdiri di sini semalaman, kemungkinan besar ia akan terkena flu. Ini bukan tugas yang mudah.

Swish swoosh...

Di dalam Primeval Sea, gelombang pasang surut mulai bergerak kencang.

Cairan primeval berwarna hijau tembaga mulai berkumpul dan membentuk ombak. Di bawah instruksi Fang Yuan, gelombang itu terus menabrak dinding celah di sekitarnya.

Dinding celah milik seorang Gu Master jenjang awal tingkat satu terlihat bercahaya. Saat ini, dinding itu mengeluarkan sinar putih yang luar biasa.

Waktu terus berjalan dan volume Primeval Sea mulai menurun.

Dari 44% menjadi 12%.

"Jika seorang Gu Master ingin meningkatkan level kultivasinya, ia harus mengeluarkan cairan primevalnya untuk memelihara celahnya. Gu Master jenjang awal memiliki dinding cahaya, Gu Master jenjang menengah memiliki dinding air, dan Gu Master jenjang atas memiliki dinding batu. Jika aku ingin berkultivasi dari jenjang awal menuju jenjang menengah, aku harus mengubah dinding cahaya menjadi dinding air."

Karena memiliki pengalaman hidup selama 500 tahun, Fang Yuan sudah sangat familiar dengan jenis kultivasi dan metode yang harus digunakan.

Ia perlahan membuka kedua matanya, dan menyadari bahwa malam sudah larut.

Bulan sabit melayang tinggi di langit malam, dan cahayanya bersinar terang.

Cahaya itu masuk melalui pintu kamarnya yang terbuka lebar, dan Fang Yuan langsung teringat sebuah puisi terkenal dari Bumi – Di malam yang sunyi, aku melihat cahaya rembulan di depan ranjangku; dan aku berpikir bahwa itu adalah salju di tanah[1]1

Angin malam yang dingin pun bertiup.

Fang Yuan tidak memiliki Gu yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh. Dengan tubuh seorang anak berumur 15 tahun, tubuhnya mulai sedikit bergetar.

Udara malam di pegunungan terasa sangat dingin.

"Akhirnya kau membuka matamu juga. Berapa lama kau akan berkultivasi?! Keluarlah, kau akan dihukum. Kau sudah memukul Mo Bei, jadi tidak perlu waktu yang lama bagi Nona Muda untuk memberimu pelajaran." Melihat Fang Yuan telah bangun, Gao Wan langsung bangkit kembali.

Fang Yuan memutar bola matanya; sepertinya Gu Master tingkat dua itu sudah pergi?

"Bajingan! Kau dengar aku atau tidak? Cepat keluar! Kau punya ruangan untuk ditinggali dan kasur untuk ditiduri, tapi aku harus berdiri di sini semalaman. Kalau kau tidak cepat keluar, aku akan masuk!" Melihat Fang Yuan yang tidak bereaksi, Gao Wan mulai mengancamnya.

Fang Yuan masih tidak bereaksi.

"Dasar pengecut! Cepat keluar dan menyerahlah. Kau sudah menyinggung keluarga Mo, jadi hidupmu tak akan tenang mulai dari sekarang. Cepat minta maaf ke Nona Muda, dan mungkin ia akan mengampunimu." Gao Wan terus berbicara.

Fang Yuan tidak menghiraukan kata-kata Gao Wan. Ia mengeluarkan sebuah batu primeval dari dalam kantongnya dan memegangnya erat. Sesaat kemudian, ia memejamkan kedua matanya lagi.

Melihat Fang Yuan yang terus berkultivasi, Gao Wan mulai panik dan mengomel. "Bakatmu itu hanya bernilai C; kau hanya bisa menjadi Gu Master tingkat dua! Apa yang mau dikultivasi? Kau sama sekali tidak ada apa-apanya dibanding keluarga Mo! Hei, bocah, apa kau tuli? Kau mendengarku atau tidak?!"

Próximo capítulo