webnovel

Sebuah Undangan dari Keluarga Keller

Editor: Wave Literature

Situasi aneh yang mengelilingi kelompok prajurit bayaran Red Hawk membuat Rhode curiga dan semakin waspada. Walaupun dari luar terlihat seperti kecelakaan biasa, dia merasa ada yang tidak beres. Seperti kata Shauna, kliennya memberikan uang sebesar 150 koin emas sebagai uang muka. Jumlah tersebut terlalu banyak untuk sebuah gurauan.

Singkatnya, pasti ada udang di balik batu.

Rhode memperhitungkan konsekuensinya, namun pada akhirnya dia melarang Lize untuk mengumpulkan informasi dari kelompok Red Hawk. Karena sikap bodoh Barney menimbulkan keretakan di antara kedua kelompok mereka, Rhode tidak berniat untuk melampaui batas dan menyuruh Walker kembali ke Asosiasi Prajurit Bayaran, berpura-pura sebagai 'dirinya yang lama'.

"Ketika kau kembali ke asosiasi, bantu aku untuk memperhatikan gerakan yang mencurigakan," kata Rhode pada Walker sambil duduk di depan meja kayu tua di ruang kerja sambil menulis sesuatu di atas kertas.

"Segera beri tahu aku jika ada sesuatu yang aneh. Kemudian, jika bisa, temukan seorang 'tank' untuk kita."

"Tank? Aku tak pernah mendengarnya."

Rhode menepuk dahinya. Kemudian dia segera membenarkan kalimatnya.

"Errr…temukan seseorang yang dapat melindungi garis depan di saat krisis."

"Dan ingat, kita hanya bisa merekrut maksimal dua orang. Walaupun saat ini kelompok kita memang kekurangan orang, aspek yang perlu kita tingkatkan adalah kerja sama tim."

"Seseorang yang dapat melindungi garis depan…?"

Mendengar permintaan Rhode, Walker mengelus dagunya yang tak berjanggut dan tenggelam dalam pikirannya.

"Hmm…Ada beberapa orang yang cocok untuk itu. Tapi Nak, kurasa kau harus siap menghabiskan sejumlah uang."

"Berapa?"

Rhode mendongak dan menatap pria tua di depannya.

"300 koin emas?"

Walker menyeringai.

"Semahal itu?"

Rhode mengerutkan alis. Imbalan uang dari misi Kuburan Pavel hanya sebesar 500 koin emas. Dan sekarang, Walker meminta lebih dari setengah jumlah uang itu sehingga Rhode sedikit bingung. Biasanya, merekrut seorang prajurit bayaran tidak membutuhkan uang sebanyak itu. Seorang prajurit bayaran yang cukup tangguh biasanya hanya bernilai sekitar 100 koin emas. Bahkan ada beberapa prajurit bayaran yang tidak menginginkan uang saat bergabung dengan sebuah kelompok prajurit bayaran. Contohnya Marlene dan Walker sendiri. Walker hanya menginginkan imbalan sebesar 50 koin emas, sedangkan Marlene hanya ingin mencari pengalaman bertarung. Tapi sekarang, pria tua itu membutuhkan uang sebesar 300 koin emas untuk merekrut anggota baru?

Si tua Walker tersenyum dengan masam melihat reaksi Rhode. Sejak dia bergabung dengan kelompok prajurit bayaran Starlight, pemuda itu selalu bersikap sinis kepadanya. Jadi, setidaknya kali ini pria tua itu ingin membalas sedikit perlakuan sinis Rhode. Tentu saja Walker tidak ingin menunjukkan niatnya secara gamblang mengingat dia telah bergabung dengan grup ini, tapi…hehe ketika ingin mendapatkan sesuatu, kau memang harus menghabiskan sejumlah uang.

"Baiklah kalau begitu."

Tapi betapa kecewanya Walker karena ternyata reaksi Rhode tetap tenang seperti biasa, meskipun pemuda itu awalnya terlihat sedikit kaget. Rhode membuka sebuah laci dan mengeluarkan sekantong emas sebelum meletakkannya di atas meja.

"Ini, 500 koin emas. Ambillah."

"Eh?"

Muka Walker berubah menjadi tegang saat melihat kantong tersebut.

"Hei, Nak, bukannya ini imbalan dari misi Kuburan Pavel? Kau akan memberikan semuanya padaku begitu saja?"

Rhode mengangkat bahu, "Tidak masalah. Pada saat ini, kita tidak terlalu membutuhkan uang ini. Karena kau membutuhkannya, ambil saja."

Pemuda itu bahkan tidak terlihat ragu sama sekali saat memberikan kantong emas tersebut. Bagi Walker, 500 koin emas adalah jumlah yang cukup besar, tapi bagi Rhode, jumlah segitu hanyalah satu tetes air dalam lautan. Di dalam game ketika dia menjadi pemimpin guildnya, mengatur pembagian uang sebanyak jutaan koin emas sudah menjadi kegiatan sehari-hari. Karenanya, uang sejumlah 500 koin emas itu tidak membuatnya merasa sayang. Terus terang, Rhode merasa lebih khawatir jika Walker merasa ragu menghabiskan uang sebanyak itu. Jika itu terjadi, ia akan mengurangi jatah imbalannya.

Kalau saja Walker mengetahui jalan pikiran Rhode saat ini…tanpa ragu dia akan mempertimbangkan kembali saran pemuda itu. Sayangnya, membaca pikiran orang lain bukanlah keahliannya.

Dengan demikian, kesan Walker kepada Rhode membaik karena pria tua itu menganggap tindakan Rhode sebagai bentuk kemurahan hati.

"Jangan khawatir, Nak."

Walker mengambil kantong uang tersebut dengan wajah yang serius.

"Aku janji akan membawa kandidat yang cocok untuk membuatmu puas."

Pria tua itu membungkuk dan tersenyum halus.

"Dan aku akan memastikan bahwa uang ini tidak akan dihabiskan sia-sia."

"Kuharap begitu."

Karena perhatian Rhode sedang tertuju pada kertas di depannya, dia tidak menyadari senyum aneh dari Walker. Setelah hening sejenak, Rhode menaruh pena di tangannnya dan menatap Walker.

"Ada pertanyaan lain?"

"Ya, aku ingin bertanya; kapan kita akan mengambil misi lain?"

"Aku sudah mengambil satu misi baru. Kita akan berangkat dua hari lagi."

"Dua hari?"

Walker mengerutkan alisnya.

"Lalu kapan aku akan punya waktu untuk mengumpulkan informasi?"

"Hanya Marlene dan aku yang akan menjalankan misi ini."

Rhode menggelengkan kepala dan menjawab pertanyaan Walker.

"Lize juga butuh waktu untuk mempelajari sihir baru, dan kau juga memiliki tugas sendiri. Karena itulah hanya kami berdua yang akan pergi." Rhode melirik ke arah gadis muda yang duduk di sudut sambil membaca buku. "Jangan khawatir, kami hanya akan pergi ke hutan Twilight untuk memungut beberapa tanaman alkimia. Hanya misi tingkat Bintang 2."

Marlene, yang menyadari lirikan Rhode, menunjukkan senyum percaya diri. Sikapnya yang angkuh itu membuat Rhode hanya bisa menggelengkan kepala dan menghela napas dalam hati.

Awalnya, Rhode tidak berencana membawa Marlene. Dia ingin pergi sendiri ke hutan Twilight dan mencari beberapa perlengkapan atau peralatan bagus yang tersembunyi di hutan itu. Tetapi, Marlene mengetahui rencananya dan bersikeras untuk menemani Rhode. Karena tujuannya bergabung dengan kelompok ini adalah mencari pengalaman bertarung, dia ingin pergi berpetualang sesering mungkin. Menghadapi Marlene yang keras kepala, Rhode akhirnya setuju membiarkan Marlene ikut. Tidak peduli apapun yang terjadi sebelumnya, sekarang gadis itu adalah anggota kelompok prajurit bayarannya. Lagipula, kemampuannya sebagai Mage tahap Lingkaran Tengah pasti berguna jika situasinya tak terkontrol.

"Baik, aku mengerti."

Walker menganggukkan kepala dan berdiri.

"Kalau begitu aku akan berisiap-siap dan mengamati situasi di dalam Asosiasi Prajurit Bayaran. Kau bisa menemuiku di sana jika ada sesuatu yang terjadi."

Begitu selesai berbicara, pria tua itu berbalik dan pergi. Tapi tepat pada saat dia akan meninggalkan ruangan, sebuah ketukan pintu terdengar.

Ternyata itu Lize. Dia membuka pintu dan berjalan ke arah Rhode, menyerahkan sebuah surat padanya.

"Tuan Rhode, ini surat dari keluarga Keller."

Muka gadis itu terlihat sedikit bingung saat menyerahkan surat tersebut pada Rhode. Ada ukiran yang indah pada surat itu. Simbol emas lambang keluarga Keller yang ada di surat itu menunjukkan identitas dan status dari pengirim.

"Keluarga Keller?"

Rhode juga merasa bingung dan mengerutkan alisnya. Kemudian dia mengambil surat tersebut dari tangan Lize.

"Apakah kita pernah bertemu dengan mereka?"

Mendengar pertanyaan Rhode, Lize menatap Rhode dengan tatapan kosong.

"Ehhmmm…tuan Rhode, apa kau lupa?"

"Apa?"

"Ketika kita sampai di kota Deep Stone dari hutan Twilight, kau telah menyelamatkan seorang gadis…"

"Tidak ingat."

Rhode membalasnya dengan mantap. Melihat ekspresi pemuda itu, tampaknya dia memang benar-benar lupa. Lize terkejut, tapi dia hanya menelan ludah dan memutuskan untuk tetap diam. Bagaimanapun juga, hubungan Rhode dan gadis dari keluarga Keller memang tidak begitu baik dan Lize mengira bahwa setelah insiden itu, tidak akan ada interaksi lagi di antara mereka. Tanpa diduga, ternyata sekarang justru keluarga Keller yang berinisiatif menghubungi Rhode. Lize tidak tahu apa niat mereka.

"Kepala keluarga Keller mengundangku ke sebuah pesta makan malam sebagai rasa terima kasih telah menyelamatkan putrinya."

Rhode membaca isi surat itu keras-keras dan menaruhnya di meja.

"Jadi…siapa yang mau pergi bersamaku?"

Walker langsung menolak ajakannya. Dia berjalan keluar ruangan dan melambaikan tangan pada Rhode.

"Minum-minum dengan segerombolan bangsawan yang membosankan? Tidak, terima kasih. Aku pergi dulu, Nak. Tenang, aku akan menyelesaikan misi yang kau berikan padaku."

"A, aku juga…"

Lize berkata dengan ragu sambil tersenyum canggung. Kemudian dia melangkah mundur perlahan.

"Aku sedang mempelajari sihir baru itu akhir-akhir ini, dan kurasa…aku tidak bisa menemanimu, tuan Rhode."

"Marlene?"

Melihat bahwa Walker dan Lize tidak tertarik untuk menghadiri pesta itu, Rhode mengalihkan perhatiannya pada orang terakhir di ruangan itu. Marlene berpikir sejenak sebelum menganggukkan kepala.

"Walaupun aku tidak begitu tertarik…tapi kurasa tidak ada salahnya untuk bersantai sesekali. Ayo Lize! Kita pergi bersama!"

"Eh? Tapi aku.."

"Sihir itu bukan sesuatu yang bisa kau pelajari dalam sehari. Terlebih, kau sudah lama tidak menghadiri sebuah pesta seperti ini kan?"

"Aku…"

Karena ajakan Marlene, wajah Lize memerah dan dia melirik dengan cepat ke arah Rhode. Ketika Lize menyadari bahwa Rhode tidak berkomentar sama sekali, dia merasa sedikit lega dan menganggukkan kepala.

Próximo capítulo