webnovel

Apakah Hamba Harus Membunuhnya ?

Nizam turun dari ranjang dan kembali menggendong Alena dan mendekap Alena dengan erat. Wajah Alena terbenam dalam ke dadanya. Ia masih tidak mengerti, mengapa Ia ada dalam kamar bertiga dengan Pangeran Abbash. Dan mengapa Pangeran Abbash tubuhnya begitu berdarah - darah. Suara Nizam lalu terdengar berbicara kepada Amar.

"Masuklah !! " Kata Nizam sambil kemudian melirik ke arah Pangeran Abbash yang mulai terjatuh ambruk ke lantai. Tubuhnya tergeletak sambil mengkerut menahan sakit di dadanya. Ia ingin mati saja saat ini.

"Bunuhlah.. Aku. Aku ingin mati saja... Alena.. Alena..Alena.." Suara Pangeran Abbash terdengar sangat memilukan. Dan ketika Amar masuk ia sangat jelas melihat dan mendengar rintihan Pangeran Abbash. Entah kenapa nafsu membunuh Amar menjadi hilang mendengar rintihan si cantik di depannya ini.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo