webnovel

Rumitnya suatu Skandal

Nizam mengernyitkan keningnya ketika Ali berbisik-bisik ditelinganya. Ali baru saja mendapatkan berita dari orang kepercayaannya sebelum naik pesawat tentang keadaan di Azura. Wajahnya menjadi tegang. Ia sampai tidak jadi hendak meminum jusnya. Alena yang sedang ada disampingnya langsung merasakan aura tidak enak. Alena memalingkan wajahnya ke jendela pesawat. Perjalanan yang cukup panjang dari Amerika ke Azura terasa berbeda. Tidak seperti saat dari Indonesia ke Amerika yang begitu membahagiakan dan menyenangkan sekarang baik Nizam ataupun Alena merasakan perjalanan ini sangat menyiksa.

Nizam merasa tegang menghadapi bagaimana sikap kerajaan terhadap Alena. Apakah Alena dapat diterima atau tidak oleh dewan kepemerintahan kerajaan. Bagaimana sikap ibunya terhadap Alena. Dan ada ketakutan terselip kalau Putri Reina akan membalas sakit hatinya kepada Alena. Dan Ia sangat menyadari bahwa kelak Ia tidak akan selalu berada di sisi Alena. Waktunya akan banyak tersita dengan kesibukannya sebagai Raja. Raja dinegaranya berarti kepala negara. Dan Ia tidak ingin menjadi raja yang menjadi simbol kerajaan saja. Ia ingin mengendalikan perdana menterinya sebagai kepala pemerintahan juga. Jelas Ia tidak mungkin membawa Alena kemana-mana. Dan Alena harus tinggal di Azura menghadapi masalahnya sendiri. Dia cukup beruntung bisa meyakinkan Cynthia untuk mendampingi Alena.

Alena memalingkan wajahnya ke luar jendela pesawat, ketika Ali berbisik pada suaminya. Ia ingin memberikan ruang pada suami dan pengawalnya untuk membicarakan masalah yang terlihat sangat penting, walaupun Ia tidak tahu masalahnya tentang apa. Ia merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan dengan berita yang dibisikkan oleh Ali.

Ali berbisik bahwa video singkat saat Ia mencium Alena di tempat umum telah sampai ke redaksi koran Nasional Azura. Kalau suatu berita sudah terpampang di surat kabar tersebut maka berita itu tidak dapat disangsikan lagi kebenarannya.Para pakar telematika di koran tersebut pasti sudah menyelediki kebenarannya. Mereka akan tahu apakah video itu benar atau hasil rekayasa.

Nizam merasa sangat bodoh waktu itu Ia terbawa emosi. Ia begitu terbakar api cemburu ketika Cynthia menelponnya dan mengatakan bahwa Edward tengah mengajak istrinya berbicara. Ia menyadari bahwa Ia tidak berpikir panjang ketika Ia mencium Alena ditengah orang banyak hanya untuk membuktikan pada Edward bahwa Alena adalah miliknya. Ia tidak mengira bahwa video itu akan sampai ke Azura. Ia lupa bahwa Ia hidup di zaman dimana kecepatan menyebarkannya suatu berita lebih cepat dari helaan nafas seseorang. Dan Jarak bukanlah masalah bagi penyebaran berita secara online.

Hati Nizam langsung gentar, badannya gemetar membayangkan apa yang kan terjadi pada istrinya. Nizam sangat menyadari bahwa yang nanti akan diserang karena penyebaran foto dan video ini adalah Alena istrinya dan bukan dirinya. Tidak akan ada orang yang berani menyerangnya. Raja dan pangeran putra Mahkota selalu benar. Yang salah adalah orang yang ada sisinya.

Nizam melambaikan tangannya sebagai tanda Ia menyuruh Ali untuk pergi dari hadapannya. Ali segera pamit undur diri dari samping Nizam. Nizam menoleh kearah Alena yang masih tetap memandang awan yang berarak-arak disamping pesawat.

"Alena..." Ia memanggil istrinya dengan lirih. Alena menolehkan wajahnya ke arah suaminya. Yang pertama Ia lihat adalah mata Nizam yang keruh dan wajahnya yang muram. Nizam meraih tangan Alena lalu menempelkannya di pipinya.

"Alena, peluklah Aku.." Nizam berbisik ditelinga Alena. Alena memandang suaminya. Ia merasakan bahwa suaminya sedang dalam kondisi gundah. Ia segera merentangkan kedua tangannya lalu memeluk Nizam. Nizam memeluk Alena dengan erat. Ia lalu merebahkan kepalanya di bahu Alena seakan ingin mencari sandaran. Alena membelai kepala Nizam dengan lembut. Ia terperanjat ketika merasakan bahunya basah. Apa yang menetes membasahi bajunya. Air mata suaminyakah? Alena tercekat Bagaimana bisa Suaminya yang bagai batu karang sekarang menjadi selemah hati seorang wanita. Alena semakin tidak berani bersuara sepatah katapun.

"Alena maafkan Aku.." Bisik Nizam

"Untuk apa?" Alena balik bertanya

"Untuk sikapku yang terlalu egois, untuk sikapku yang telah menyakiti hatimu."

"Kamu tidak menyakiti hati ku" Alena tetap membelai rambut coklat suaminya. Ia tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Nizam mengangkat mengangkat kepalanya.

Alena melihat ada air mata yang membasahi pipinya. Tangan Alena perlahan menghapusnya penuh rasa cinta.

"Alena Aku benar-benar minta maaf jika nanti Aku akan menyakitimu. " Nizam memandang wajah Alena lekat-lekat. Ia mendengar dari Ali bahwa dibendara nanti sudah ramai wartawan dan sekumpulan warga dari berbagai organisasi yang menentang kedatangan Alena. Ia juga mendengar bahwa jika Dia tidak bisa membuktikan bahwa video itu hanyalah suatu kesalahan maka Alena tidak akan pernah bisa mendampinginya.

"Alena...Alena..Aku merasa bahwa cintaku hanya akan padamu akan menyeretmu ke dalam penderitaan yang dalam. "

Alena membeku ketika kemudian Nizam menghujamkan ciuman yang sangat kuat. Saking kuatnya Alena sampai merasa kesakitan. Tubuh Alena mengejang merasakan betapa Nizam menghisap mulutnya sekuat tenaga. Bibirnya terasa sakit Tapi Alena menahannya sekuat tenaga. Ia tidak berani meronta Ia hanya merintih dalam hati. Ia tahu suaminya sedang meluapkan perasaannya. Ciuman suaminya kali ini teramat sangat menyakitinya.

Tapi kemudian Nizam mengurangi tekanan ciumannya. Ia kemudian mengubah ciuman kasarnya menjadi lembut sangat lembut. Perlahan Alena merasakan sakit di bibirnya perlahan menghilang berubah menjadi perasaan yang melambung jauh. Ia merasa suatu kenyamanan dan keindahan yang melingkupi seluruh tubuhnya. Mata Alena terpejam menikmati. Hingga akhirnya Nizam melepaskan ciumannya.

Alena menatapnya dengan sayu.

"Kamu tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Aku mencintaimu teramat dalam. Bukankah yang mulai mengejarmu dan yang memaksa menarik perhatianmu adalah Aku. Kamu sudah berupaya untuk menghindariku. Tapi Aku yang memaksamu. Nizam apapun yang terjadi Aku tidak akan menyalahkannya. Akan Aku hadapi seluruhnya dengan konsekuensinya.

"Alena... kekasih ku" Nizam kembali mencium istrinya penuh kasih. Ia mencium dengan sangat lembut. Alena merangkul leher Nizam erat-erat. Para penjaga dan Cynthia hanya memalingkan wajah mereka dari adegan tersebut. Tidak ada satupun diantara mereka yang menyalahkan adegan itu. Ciuman mereka adalah ciuman murni berupa kasih sayang bukannya luapan nafsu yang menijijikan.

Pesawat pribadi Nizam interiornya memungkinkan mereka dapat saling melihat karena untuk melakukan hal-hal pribadi pesawat itu dilengkapi dengan beberapa kamar tidur yang mewah. Cynthia sendiri tidak berani melarang kemesraan yang ditujukan Nizam pada Alena seperti biasanya. Pada saat Nizam berbicara dengan Alena Ia sudah curi-curi pandang. Melihat dari raut wajah Nizam Ia merasa akan ada permasalahan yang besar yang akan dihadapi oleh Alena.

***

Próximo capítulo