webnovel

Bab 18 Bangga

Keesokan paginya, di suatu tempat di Kota S.

Memainkan handphone tanpa henti, melihat sebentar ke arah layarnya dan memainkannya kembali.

Di lihat lagi layar itu, menaikkan dan menurunkan deretan nama di handphone itu.

lalu berhenti untuk kesekian kali di nama yang sama.

💬 Hai....

Menghapusnya kembali,..

💬 Apa kabar?

Menghapusnya kembali...

💬 hai pasien amnesia ku?

Menghapusnya kembali....

💬 Jade Vine, Apa kabar mu?

"arrrggh!!! dengus Lee.

Lee begitu frustasi mengetik sebuah pesan, dan menghapus pesan itu lagi... dan melempar handphone itu menjauh darinya.

Ini sudah hampir hari ketiga sejak kepergian Lee dari rumah sakit untuk mengikut seminar kesehatan di kota S. entah sadar apa tidak dia sedikit terganggu dengan pikirannya kepada Jade.

Besok dia akan kembali ke kota D, dan akan melakukan rutinitas seperti biasanya sebagai dokter spesialis bedah saraf.

Di dalam hati kecilnya apakah dia bisa bertemu lagi dengan Jade, mungkinkah dia akan bertemu?

_________

Hari sudah siang saat Jade menuruni anak tangga menuju arah dapur, Disana sudah ada Jhoni, Lisa dan Ling Ling sedang berkumpul tengah menyantap makan siang.

"Selamat pagi Jade! Suara Lisa dengan senyum jail.

"Siang Lisa!!! Sambut Jade dengan memutar bola matanya yang bulat, sadar dia tengah di ejek oleh Lisa.

Jhoni hanya tersenyum kecil di balik gelas orange jus nya melihat tingkah Jade. Namun tidak dengan Ling ling, dia hanya diam membisu sambil menatap Jhoni yang tersenyum diam diam kepada Jade.

Jade ikut bergabung di meja makan duduk di samping jhoni, dan mencoba meraih segelas susu segar di depan Ling Ling, namun Ling Ling tidak membantu Jade untuk dapat meraihnya.

"Tangan mu terlalu pendek Jade.

Ucap Jhoni, dan membantunya meraih gelas yang tidak dapat di raih oleh Jade dan memberikannya ke tangan Jade yang mungil.

Jade hanya tersenyum seperti cengiran kuda kepada Jhoni, lesung pipi milik Jade terlihat sangat indah dengan cengiran itu. Jhoni hanya terdiam melihatnya.

"Thank you Brother Jo!

Sambil mengangkat gelas itu seperti tengah bersulang.

Jhoni kali ini tersenyum melihat tingkah Jade, tanpa sadar tangannya mengelus lembut pucuk kepala Jade. Jade hanya diam saja dengan perlakuan Jhoni kepadanya.

"Bila kau lapar, masih ada Spaghetti di microwave, tadi Ling Ling membuatnya dengan jumlah banyak dan aku menaruhnya Disana agar tetap hangat. Jade mengangguk dengan patuh.

"Tentu saja aku lapar! Cacing di perutku sudah mengeliat tak karuan kak Jo. terimakasih Ling Ling sudah menyisakan ku makan siang.

Jade Tersenyum pada Ling Ling, namun tidak ada balasan dari Ling ling, dia hanya menunduk memainkan Spaghetti di piringnya tanpa niat memakannya.

"Bagaimana dengan pekerjaan kalian semalam? Tanya Jhoni kepada para juniornya itu.

Lisa : Bla.... bla... bla... bla...

Ling Ling : ... bla.... bla... bla....

"Jade : hmmmmm aku mendapatkan pelanggan sinting kak Jo!!! reflek mengacak acak rambut sebahunya dengan frustasi, mengingat kejadian semalam sambil menjulingkan matanya yang bulat besar.

Jhoni dan Lisa tertawa melihat tingkah lucu Jade.

"Kau akan terbiasa Jade ....

Tanpa sadar kembali mengelus rambut Jade dan membawa anak rambut Jade kembali kebelakan telinga putihnya.

"Braak!

Suara garpu di lepaskan begitu keras oleh Ling ling. dia bangkit dan membawa piring makannya yang masih penuh menuju tempat cuci piring tanpa berkata kata.

Jade, Jhoni, dan Lisa saling tatap seolah bertanya dalam diam. Ada apa dengan Ling ling?

Jade duduk di ranjangnya dia menatap kemeja hitam yang tergeletak di atas ranjangnya, semalam dia tanpa sadar membawa kemeja itu tidur bersamanya. Entah membuatnya cepat terlelap dengan bau parfum pada kemeja itu, walau tercampur dengan bau wine.

Jade meraih kemeja itu, dia membelainya. Kemeja ini sangat lembut.... kualitas tekstil super premium tanpa sadar, melihat sulaman benang emas berinisial AL kecil di ujung kerah dan lengan tangannya.

"Kemeja ini sangat mahal pastinya. gerutu jade frustas.

"Mana mungkin aku mengantinya dengan model yang sama. Huuftt...

"Aahaaa.... Aku lebih baik mencucinya saja lebih irit. Ide cemerlangnya muncul.

Jade berlari kecil menuju bathroom, mengambil ember kecil menaruh kemeja hitam itu kedalamnya dan menuangkan banyak detergen kedalamnya. Mengucek nya dengan keras bermaksud untuk menghilangkan bau wine itu sampai busa detergen meluap keluar dari ember.

Tentu saja Jade tidak pernah tau cara mencuci terlebih mencuci kemeja hitam dengan kualitas premium.

Setengah jam kemudian....

"Tadaaa!!!! Oooh No!!! Mata Jade terbelalak melihat kemeja yang dia bentangkan dengan tangannya... "Mengapa terlihat aneh? Tidak seperti aslinya? Hmmmmm....

Jade mengangkat kedua bahunya dan menekuk bibirnya ke bawah. Tak perduli, dia merasa sudah mencuci kemeja ini dengan baik mengunakan kedua tangannya, untung saja dia tidak memasukkan nya kedalam mesin cuci suatu kehormatan bagi kemeja itu di manja dengan tangan Jade.

Jade menjemurnya di bawah terik matahari, biar cepat kering!

"Ha... ha.. ha...

Jade bangga dengan hasil kerjanya hari ini, sambil menepuk nepuk kedua tangannya sombong! dan berlalu masuk kedalam rumah.

Dari jendela lantai dua, terlihat Jhoni memperhatikan tingkah Jade di taman belakang rumah. Tatapannya dingin melihat kemeja hitam yang tergantung, bergerak gerak lembut di tiup angin.

Próximo capítulo