webnovel

Rias Wajah yang 'Cantik'

Editor: Atlas Studios

Pei Ge tidak makan siang di kafetaria perusahaan sesuai rutinitas makan siangnya. Sebagai gantinya, dengan membawa tas tangannya, dia memanggil taksi dan pergi ke pusat perbelanjaan terdekat.

Setelah turun dari taksi, Pei Ge makan siang sebentar dan langsung pergi ke toko kosmetik.

"Selamat datang di Famous Beauty! Apa yang bisa saya bantu, Nona?" pramuniaga bertanya pada Pei Ge sambil tersenyum.

Sekali melihat deretan produk rias wajah yang dipajang di toko membuat Pei Ge pusing.

"Bisakah kamu membantuku merias wajahku?" Pei Ge bertanya di muka.

"Ya, Nona. Selama Anda membeli produk kami, kami dapat merias wajah Anda secara gratis. Apakah Anda ingin membeli sesuatu, Nona?" Si pramuniaga masih tersenyum ketika mengatakan ini.

"Jika aku tidak membeli produk apa pun, wajahku tidak bisa dirias di sini?" Pei Ge bertanya dengan dahi berkerut.

Pramuniaga itu menggelengkan kepalanya dan menjawab sambil tersenyum," Kami tetap bisa merias wajah Anda meskipun Anda tidak membeli produk kami, tetapi tidak dengan gratis."

"Aku akan membayar biayanya, kalau begitu. Aku hanya ingin wajahku dirias." Pei Ge menghela napas lega mendengar kata-kata pramuniaga.

Sebenarnya dia masih memiliki perlengkapan rias wajah yang belum habis di rumah, dan karena dia jarang merias wajahnya, rasanya tidak layak untuk membeli perlengkapan rias wajah lainnya.

"Baiklah, Nona. Tolong ikuti saya untuk melihat daftar harga." Pramuniaga membimbing Pei Ge ke meja rias dan memberikan daftar harga untuk berbagai jenis aplikasi kosmetik.

Mata Pei Ge terbelalak terkejut ketika melihat daftar harganya.

Sial! Mahal sekali biaya untuk merias wajahku! Paket yang termurah dan paling biasa masih dihargai 50 Yuan! Riasan nude1 sangat indah yang paling mahal berharga beberapa ratus Yuan!

"Nona, paket mana yang Anda inginkan?" Pramuniaga yang selalu tersenyum bertanya dengan sopan.

"Yang ini; yang paling murah," Pei Ge berkata sambil mengangkat bahu dan menunjuk pada paket seharga 50 Yuan.

"Paket ini, Nona? Sebenarnya, saya tidak akan merekomendasikan paket ini. Jika Anda ingin terlihat lebih cantik—" Sebelum pramuniaga selesai mempromosikan layanan tokonya, Pei Ge memotongnya.

"Aku tidak ingin terlihat bagus, kamu hanya perlu melakukan rias wajah yang paling buruk untukku! Yang terbaik adalah rias wajah untuk mengubah profil mukaku sampai-sampai aku tidak bisa dikenali!"

Pramuniaga itu tertegun mendengar permintaan Pei Ge. Buat rias wajahnya sejelek mungkin? Apakah pelanggan ini gila?

Dia tidak pernah bertemu seseorang yang ingin mengeluarkan uangnya untuk membuat dirinya terlihat jelek.

"Ada masalah? Apakah kamu tidak bisa?" Pei Ge bertanya dengan curiga ketika dia melihat ekspresi bingung pada wajah si pramuniaga.

Melihat penampilan Pei Ge yang tampak seperti mengancam, pramuniaga itu menghela napas dalam-dalam dan berteriak dalam hatinya, Pelanggan adalah dewa; apa pun yang mereka minta, kami berikan.

"Tentu saja tidak, Nona. Apapun yang Anda minta, bisa kami berikan." Sang pramuniaga menampilkan senyuman yang paling profesional sambil memberikan jawaban dengan ramah.

Pei Ge merasa senang setelah mendengar ini dan berkata sambil tersenyum, "Baiklah, kalau begitu. Riaslah yang terburuk. Jika aku puas, aku akan sering mengunjungi tokomu."

"…" Si pramuniaga terus tersenyum, bahkan sambil berpikir dalam hati, pelanggan ini pasti benar-benar gila!

Pei Ge mengulangi permintaannya pada penata rias dan sekali lagi menerima pandangan tak percaya.

Dengan sangat cepat, penata rias mulai merias wajahnya. Karena Pei Ge memilih paket termurah dan permintaannya adalah melakukan pekerjaan yang jelek, penata rias itu selesai dalam waktu singkat.

Dalam kurang dari setengah jam, penampilan baru Pei Ge sudah selesai.

"Nona, lihatlah. Apakah seperti ini yang Anda sukai?" Penata rias tidak tahan untuk melihat langsung ke wajah Pei Ge, dia sendiri pun tidak bisa mengakui bahwa ini dikerjakan olehnya.

Karena si penata rias menutupi pandangan Pei Ge di cermin, Pei Ge tidak dapat melihat bagaimana riasan wajah itu.

Ketika penata rias pergi dan tidak lagi menutupi pandangannya di cermin….

Pei Ge melihat baik-baik pada bayangannya di cermin.

"Ah!" Pei Ge membelalakkan matanya dan mengeluarkan jeritan kaget ketika melihat dirinya di cermin.

"…" Penata rias dan pramuniaga melihat Pei Ge dengan prihatin. Dia pasti merasa kaget dengan penampilannya yang buruk dan menyesalinya sekarang!

"Ya Tuhan! Kemampuan tata riasmu sangat menakjubkan!" Pei Ge berseru sambil matanya bersinar gembira.

"…" Penata rias itu berpikir dalam hati, kenapa aku tidak merasakan pencapaian apa pun dari pujian pelanggan ini? Aku hampir menangis melihat penampakannya yang jelek ini!

"…" Pramuniaga itu menyimpulkan dalam hatinya, wanita ini memang gila! Jika tidak, maka dia adalah wanita yang selera estetisnya benar-benar miring!

Pei Ge merasa sangat puas dengan apa yang dia lihat di cermin.

Alis tebal seperti krayon, eyeshadow hijau dan merah, eyeliner tebal, mulut merah darah, perona pipi merah, dan beberapa bintik cokelat kecil - wajah ini begitu buruk bahkan ibu Pei Ge tidak akan mengenalinya.

Dia benar-benar puas!

Pei Ge yang sangat puas mengikuti pramuniaga menuju konter pembayaran dan dengan siap mengeluarkan dompet dari tas tangannya untuk membayar.

Pada saat ini, dua wanita muda datang melalui pintu.

"Aku dengar bahwa toko rias wajah artis ini berstandar tinggi. Mari kita masuk ke toko ini."

"Terdengar bagus."

Kedua wanita muda itu bercakap-cakap dengan gembira sambil berjalan, dan tepat ketika pramuniaga hendak menghampiri mereka-

"Keterampilan merias tokomu benar-benar luar biasa! Aku sangat puas! Aku pasti akan kembali ke sini untuk merias wajahku!" Pei Ge berseru sambil menyerahkan 50 Yuan yang dia ambil dari dompetnya.

Mendengar itu, kedua wanita muda menoleh pada Pei Ge dengan penasaran.

Namun, dengan penampilan itu, mata mereka terbelalak kaget.

"Aku pikir sebaiknya kita coba toko yang lain."

"A- Aku rasa juga begitu."

Maka, kedua wanita muda itu meninggalkan toko dengan tergesa-gesa seolah-olah mereka baru melihat hantu.

"…" Pramuniaga itu memandangi Pei Ge di tengah kehirukpikukan. Melihat wajah Pei Ge yang jelek dan menakutkan, dengan cepat dia mengembalikan uang itu ke tangan Pei Ge." Kami tidak akan mengambil uang Anda; tolong jangan pernah kembali ke sini untuk dirias wajah! Jika mau, Anda dapat mencoba toko di sebelahnya. Keterampilan mereka lebih baik daripada kita dan bahkan lebih murah! "

"Eh? Tapi menurutku kalian melakukan pekerjaan dengan baik." Pei Ge mendorong uang itu kepada pramuniaga yang dengan tulus menatapnya.

Dia bukan seseorang yang suka mencari keuntungan dari orang lain!

"Benar-benar tidak perlu membayar. Pergilah ke toko rias wajah di sebelah lain kali! Sungguh! Mereka jauh lebih bagus daripada kita!" Melihat pelanggan lain masuk, pramuniaga buru-buru mendorong uang ke tangan Pei Ge dan memaksanya keluar dari pintu.

"Jangan pernah kembali, kumohon!"

Brak! Pintu dibanting tertutup setelah pramuniaga selesai berbicara.

Tanpa berkata-kata Pei Ge menatap pintu yang tertutup dan uang kertas seratus Yuan di tangannya. Baik. Anggap saja aku menghemat 50 Yuan.

Dengan demikian, dalam suasana hati yang baik, Pei Ge menuju ke halte bus; perjalanannya kembali ke kantor dipenuhi dengan seruan kaget.

Turun dari bus, Pei Ge bergegas ke lobi dan baru saja akan menggesek tanda pengenal kantornya ketika dia dihentikan oleh penjaga keamanan.

"Tunggu. Kamu bukan karyawan perusahaan ini, kan?" Petugas keamanan bertanya kepada Pei Ge, mengerutkan dahi melihat riasannya yang luar biasa jelek.

Pei Ge senang mendengar kata-kata penjaga keamanan. Ha ha! Memang, dia tidak bisa dikenali!

"Aku karyawan di perusahaan ini. Lihat saja kartu tanda pengenalku!"

Melihat kartu pengenal yang diulurkan Pei Ge, penjaga keamanan itu bolak-balik melihat foto pada kartunya dan pada Pei Ge. Akhirnya dia menggelengkan kepalanya dan bertanya dengan suara penuh kecurigaan, "Apakah kamu benar-benar seorang karyawan di sini?"

Orang yang sebenarnya sangat berbeda dengan yang ada di foto!

"Sungguh! Jika kamu tidak percaya padaku, aku akan memanggil rekan kerja di departemenku untuk turun dan bahkan menelepon direkturku untuk konfirmasi," jawab Pei Ge riang.

Petugas keamanan menganggap Pei Ge tidak berbohong, jadi dia mengangguk dan membiarkan Pei Ge melewatinya.

Atas kesuksesannya di pintu masuk, Pei Ge bersiul bahagia sambil berdiri menunggu lift.

Ding! Segera, lift tiba dan pintunya terbuka.

Ketika Pei Ge melihat orang yang berada di dalamnya, dia berhenti bersiul dan matanya terbelalak.

Orang yang berada di dalam juga membelalakkan matanya dan mundur ke belakang dengan segera.

Próximo capítulo