Aku berusaha menahan diri untuk tidak tertawa sejak tadi. Melihat ka Abel yang dari tadi hanya diam dengan wajah masam, sepertinya dia masih kesal karena kejadian kemarin. Jadi karena kemarin aku sakit dan terlalu malu untuk meminta kak Abel membelikanku pembalut, aku mengibaratkan pembalut dengan istilah roti. Aku tidak tahu jika kak Abel sepolos itu sampai tidak tahu kalau merk yang kusebutkan adalah merek pembalut dan sampai menanyakan tentang jenis pembalut siang dan malam pada petugas kasir karena mengira dua hal tersebut adalah rasa dari merk sebuah roti. Aku sampai sakit perut menertawakan kak Abel yang pulang dengan wajah merah dan terus mencerocos betapa malunya dia waktu itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com