Pagi hari menjelang siang ...
"Mau ke mana kita?"
Tanya Leona yang mengikuti Sema dari belakang. Sema berniat untuk kembali ke tempat tinggal Zile pada hari ketujuh. Dia membutuhkan beberapa bantuan melakukan rencananya.
"Ke suatu tempat."
Ucap Sema seraya menembus semak-semak yang cukup tinggi. Ketika mereka berdua melewatinya, terdapat rumah yang terbuat dari batang pohon. Seekor manusia kadal atau Lizardman, terlihat tengah meregangkan tubuhnya setelah bangun dari tidurnya.
Suara langkah kaki dua orang yang menghampirinya, terdengar jelas olehnya. Zile menoleh ke belakang, terdapat Sema dan seorang perempuan di belakangnya dengan menampakkan wajah yang khawatir.
"Sema? Bukankah sekarang hari ketujuh? Kenapa kau kembali sekarang?"
"Maaf Zile, situasinya berubah sekarang. Akan aku perkenalkan kau dengan seseorang."
Sema menggeser posisinya ke sebelah kanan. Mempersilahkan Leona untuk memperkenalkan dirinya kepada Zile. Leona menganggukkan kepala, sosok perempuan berkacamata itu mulai memperkenalkan dirinya kepada Zile.
"Salam kenal, namaku Le-"
*Brakk
Tiba-tiba saja, Sema ditubruk oleh Raijuu yang melompat disertai kecepatan yang amat hebat. Sema terbawa bersama dengan tubuh Raijuu yang ditangkap olehnya dengan segenap tenaga. Ia mencoba untuk mengurangi efek dorongan, tetapi dirinya sendiri yang kehilangan keseimbangan dan mulai berguling-guling di atas permukaan tanah.
Ketika keributan itu terjadi, Kasuvi dan Levius yang ada di rumah milik Zile segera keluar. Mereka berdua menatap sosok perempuan dengan usia remaja, mengenakan kacamata dan memiliki rambut panjang sampai paha yang berwarna maroon.
"Levius, kau mengenal perempuan itu?"
Tanya Kasuvi kepada Levius yang berdiri di samping kirinya. Levius menanggapinya dengan gelengan kepala, ia merasakan hawa yang tidak asing di sekitarnya. Pada saat ini juga, Levius menyadari pancaran keberadaan Sema yang tengah bersama dengan keberadaan yang kuat yaitu Raijuu.
"Mmm ... Sema sudah kembali."
"Ekh!? Benarkah!? Bukankah sekarang hari ketujuh? Jangan-jangan ... Soutarou kembali lebih awal karena merindukanku."
"Buka matamu, sadar diri Kasuvi. Mana mungkin ... dia kembali lebih cepat hanya karena dirimu. Lihatlah ke depan, perempuan itu pasti datang ke sini bersamanya."
Pada saat itu juga, Kasuvi menyadari perkataan Levius. Mungkin benar apa yang dikatakannya, hanya saja ... ia kecewa karenanya.
Levius menunjuk sosok perempuan yang kini tengah berbincang dengan Zile. Leona melepas kacamatanya, meskipun ia tahu bahwa pandangannya akan buram jika dia melakukan hal tersebut.

Suara langkah kaki yang pelan terdengar melalui semak-semak yang dilewatinya. Sosok Sema bersama Raijuu yang ada di sampingnya, membuat Kasuvi bahagia karena dapat melihat wajahnya kembali setelah berhari-hari ia menunggu.
"Baiklah, karena kalian semua sudah berkumpul. Ada yang ingin aku bicarakan."
* * * * *
Setelah tiga puluh menit Leona menjelaskan situasi dan keadaannya. Kasuvi dan Levius masa bodoh karena mereka berdua tidak ada sangkut pautnya dengan Leona.
"Jangan begitu, aku ingin memanfaatkan situasi ini sebagai pembalasan dendamku."
"Ekh? Soutarou tipe orang pendendam? Baru kali ini aku mendengarnya."
"Tunggu sebentar, memangnya kau ingin melakukan hal kejam apa kepada Kerajaan Erinu?"
Tanya Zile yang duduk di samping kirinya. Sema hanya menanggapinya dengan kedua matanya yang tertutup disertai dua tangan yang menyilang di perut.
"Yah ... menghancurkannya ... mungkin?"
Ucap Sema seraya menunjukkan tampangnya yang bodoh. Kasuvi dan yang lainnya menunjukkan wajah yang kecut akan perkataannya. Namun baru kali ini juga, Levius dan Kasuvi mendengar tujuan Sema yang amat jelas ini.
"Ngomong-ngomong Leona, pernikahanmu akan dilakukan kapan?"
"Tunggu sebentar, jika tidak salah ... "
Leona mengingat-ingat perkataan dari Ayah tirinya yang merupakan Raja dari Kerajaan Erinu. Sebelum ia pergi jauh dari Kerajaan Erinu, ia mengingat waktu kapan pernikahannya akan dilaksanakan.
"Karena Ayah tiriku bilang seminggu lagi, berarti lima hari lagi."
"Lima hari lagi ya ... mungkin itu waktu yang cukup. Pergi dari tempat ini ke Kerajaan Erinu membutuhkan waktu dua hari. Zile, Nephne, Amaha ... maukah kalian bertiga membantuku?"
Tanya Sema, Leona yang duduk di hadapan Sema hanya bisa menunjukkan wajah yang bingung. Ia terbingungkan oleh nama Nephne dan Amaha yang diucapkan oleh Sema.
Perlahan-lahan tangan kiri Sema menghasilkan serpihan roh. Kumpulan roh itu membentuk dua wujud manusia, mereka berdua adalah Nephne dan Amaha yang muncul di kedua sisi Sema.
"Tentu saja, aku dan Amaha akan mengikutimu ke mana pun kamu pergi."
Ucap Nephne, Amaha menggunakan bahasa isyarat dengan menganggukkan kepala beberapa kali. Sema tersenyum kecil, tetapi ia terlihat mempunyai niat terselubung meskipun wajahnya datar.
"Kalau begitu, jika kita mandi bersama bukankah tidak masal-"
*Bukk
Sema langsung dihajar oleh Nephne karena saking bodohnya dia lupa akan sifat Sema. Sema meminta maaf dengan posisi tersungkur dan tangan kirinya mengusap-usap pipi sebelah kiri bekas dihajar.
Leona yang duduk di hadapan Sema, hanya terkejut dengan wajah yang bingung. Ia melirik ke arah Amaha dan Nephne yang tengah kesal, ia tahu bahwa mereka berdua amat kuat darinya.
Sema memposisikan tubuhnya kembali ke posisi duduk. Ia berpikir sebentar untuk melangkah lebih maju, akhirnya ia mendapatkan pencerahan dan ide tersebut berhubungan dengan rencananya.
"Aku butuh seorang mempelai perempuan yang lain, apakah ada yang mau?"
Ketika Sema menyelesaikan ucapannya, ia baru saja menyadari bahwa dirinya sendiri sudah menginjak ranjau. Dengan sekejap, Kasuvi mengacungkan tangannya dengan rasa senang menjadi seorang mempelai perempuan.
Sema menepuk jidatnya, ia sudah memprediksi bahwa hanya Kasuvi yang akan mengacungkan tangannya. Ketika ia melirik ke samping kanannya yang terdapat Kasuvi, ia tidak bisa menolak senyuman Kasuvi yang bagaikan senyuman kebahagiaan.
"Sialan! Mati aku!"
Panik Sema, ia melirik ke arah Levius yang tengah menatap dirinya. Seketika saja, ia menemukan ide yang lain meskipun hanya terlintas di otaknya.
"Untuk mempelai perempuan yang akan menjadi pasanganku. Levius, hanya kau yang cocok."
Sema menginjak ranjau lagi. Kasuvi yang tadinya sudah bahagia tidak karuan, terlihat terdiam dan tidak bergerak sedikit pun karena terkena shock total. Levius yang mendengar ucapan Sema, merasa malu dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"A-aku tidak mau meskipun itu pura-pura!"
"Memangnya kenapa? Itu bukan masalah besar, bukan?"
Tanya Sema dengan nada yang merasa enteng untuk mengatakannya. Tidak dengan Levius, ia semakin menolak untuk menjadi pasangan Sema yang akan dijadikan pernikahan palsu.
"Bu-bukan itu alasannya, karena di pernikahan pastinya akan ada ciuman. Na-nanti ... aku bisa hamil!"
Suasan hening sebentar, semua yang ada di sini kecuali Levius ingin sekali tertawa namun mereka tahan. Sema dan Kasuvi yang sudah tidak tahan membendungnya, mulai tertawa lepas akan perkataan polos dari Levius disertai bunga yang berguguran mulai memasuki musim selanjutnya.
"Levius oh Levius, kau belajar dari mana tentang hal itu?"
"Itu ... Sera dan Ruina yang memberitahuku."
Jawab Levius dengan pipi yang merona. Sema kembali tertawa terbahak-bahak, namun ia juga merasa senang. Karena Sera dan Ruina yang telah tiada, mereka berdua tidak mengotori pikiran Levius yang cukup polos dan lugu ini.
"Kembali ke pembicaraan sebelumnya. Leona, aku membutuhkanmu agar kau kembali dan menemui Ayah tirimu."
"Kenapa?"
"Info jelasnya akan aku beritahu setelah kita sampai di Erinu. Karena itu ... kita akan pergi sekarang."
* * * * *
Mereka segera pergi dari tempat ini yang merupakan daerah kekuasaan Zile. Membawa perlengkapan seadanya. Zile membawa dua ratus koin emas dan itu juga hasil dari merampas pasukan yang numpang lewat di Perbatasan.
Perjalanan menuju Kerajaan Erinu dari Perbatasan, jalurnya sama dengan sebelumnya. Hari pertama pada malam hari, mereka semua bermalam di danau yang pernah ada kejadian pertemuan dengan Hazama.
Hari kedua pada sore harinya, mereka semua sampai di tempat tinggal Carilla dan Ruilla yang tidak keberatan akan kunjungan mereka. Pada saat itu juga Leona menyadari, orang-orang di sekitar Sema semuanya aneh.
Apalagi setelah mengetahui bahwa terdapat serigala yang dapat berbicara. Ya, serigala yang dimaksud itu adalah Raijuu dengan wajah sombongnya yang telah mendapatkan kekuatan barunya.
Karena waktu sudah larut dan fisik maupun mental sudah lelah. Sema menunda rencananya untuk dilanjutkan pada hari ketiga, esok hari adalah hari yang sibuk bagi mereka.
* * * * *
Malam hari dengan suasana yang tenang. Levius, Carilla, Ruilla, Kasuvi, Amaha, Nephne, dan Leona melakukan acara yang biasa disenangi oleh para perempuan. Ya, acara bermalam di satu tempat dan isinya membahas hal-hal yang disukai oleh para gadis.
Sedangkan Sema, Zile, dan Raijuu. Mereka bertiga menikmati waktu mereka dengan berendam di pemandian yang sudah disediakan oleh alam. Mereka bertiga bersantai sebelum melakukan aksi.
Raijuu dan Zile menikmati mandi mereka, ditemani dengan tiga gelas minuman keras yang kadar alkoholnya 12%. Sedangkan Sema, ia minum susu dan mengingat-ingat kejadian sebelum ia pergi mandi.
Flash Back
Sema, Raijuu, dan Zile yang sudah membawa handuk mereka masing-masing. Melewati para gadis yang akan menginap di ruangan besar milik Ruilla. Pada saat mereka berpas-pasan, Kasuvi menarik lengan kiri Sema.
Langkah mereka berdua terhenti. Sema dan Kasuvi saling berhadap-hadapan, meskipun Kasuvi sedikit menundukkan kepalanya karena merasa malu. Akan tetapi, ia memberanikan diri setelah didukung oleh Levius yang lainnya.
"Ada yang ingin kubicarakan. Soutarou, kenapa kau menolakku untuk menjadi pasangan pernikahanmu?"
Pertanyaan Kasuvi membuat Sema tidak bisa berkutik. Ia memalingkan wajahnya karena ia malu ketika ingin mengatakan alasan yang sebenarnya. Sema menelan ludahnya, menutupi mulutnya dengan telapak tangan kanannya.
"Yah ... alasannya hanya satu."
"Apa itu?"
Mereka berdua saling bertatapan, rasa malu menyelimuti mereka berdua. Sema tidak tahan lagi dengan kondisi yang seperti ini, maka dia membulatkan tekadnya.
"Karena aku ... tidak ingin main-main jika itu menyangkut hal yang serius jika bersamamu. Kasuvi ... "
Sema mengatakannya dengan memalingkan wajahnya, meskipun ia malu dengan tidak ingin menatap wajah Kasuvi. Sedangkan Kasuvi, ia mulai malu disertai rasa bahagia dan perasaannya bercampur aduk.
"A-aku pergi dulu, selamat malam Kasuvi."
Sema segera pergi terburu-buru dengan rasa malu yang masih menghantuinya. Kasuvi terdiam seribu kata, ia bingung untuk menamakan apa perasaan yang ia rasakan saat ini juga.
* * * * *
"Njeng malu aing!"
Sema menenggelamkan dirinya ke dalam pemandian. Zile terkejut ketika Sema dapat berbicara bahasa kuno, bahasa yang biasa digunakan oleh ras pendahulu.
"Apa!? Kau bisa bahasa kuno!? Ajarkan aku!"
"Berisik!"
Raijuu membentak, namun tidak lama dia langsung tumbang dan tubuhnya tenggelam ke dalam pemandian. Pada saat itu juga Zile menyadari, Raijuu yang terlalu banyak minum akhirnya tumbang.
Di kamar Ruilla saat ini, di mana para gadis tengah berkumpul membicarakan sesuatu. Sedari tadi mereka melakukan pembicaraan, hanya Kasuvi yang senyum-senyum sendiri tanpa alasan jelas.
"Apakah ada hal yang menyenangkan sampai-sampai dia tersenyum sendiri?"
Pikir mereka semua seraya melihat Kasuvi yang tidak menyadari bahwa dirinya sendiri menjadi pusat perhatian.
To Be Continue .....