webnovel

Pembunuhan (Bagian 1)

Editor: Wave Literature

Angele meletakkan cincin perunggu itu di telapak tangannya. Batu zamrud yang menghiasi cincin itu berukuran sebesar kuku jari. Seandainya batu itu tidak retak, mungkin akan terlihat bening dan indah. Saat ini, batu itu terlihat seperti akan terlepas dari cincin itu. Selain retakan, Angele juga melihat corak berwarna putih terukir pada permukaan batu itu.

'Pasti ada sesuatu yang membuat benda ini spesial.' pikir Angele. Cincin itu sebelumnya adalah milik Dice, dan dia tidak akan membawanya kemanapun ia pergi jika cincin itu tidak berharga. Angele melihat permukaan batu itu lagi dengan teliti, dan menyadari bahwa ada sebuah kata yang tertulis di atasnya."

"Ma…ss." Kata itu ditulis dalam bahasa universal, jadi Angele masih bisa membacanya.

"Mass?" Angele tidak yakin bahwa dia membacanya dengan benar. "Mungkin ada cara lain untuk membacanya, seperti… Manss?" Setelah dia mengatakannya, zamrud di cincin itu seketika bersinar.

"Energi tidak dikenal terdeteksi! Radiasi tidak dikenal terdeteksi! Area atau makhluk hidup yang terdampak tidak diketahui!" Zero mengingatkan.

Angele terkejut, lalu ia menatap cincin hijau bersinar itu tanpa melakukan apapun. Cahaya hijau dari cincin itu membuat bagian atas tubuh Angele menjadi terlihat kehijauan juga. Cahaya itu menyinari seluruh bagian kamar Angele dengan pendar warna hijau yang sangat aneh. Dia dapat merasakan gerakan perputaran dan dinginnya angin di tangannya, seakan dia sedang memegang angin topan kecil di tangannya.

"Apa ini…" Dia terkejut, dan cahaya hijau itu bergerak mengalir seperti sungai. Tercium juga bau khas laut dari cincin itu.

"Energi yang tidak diketahui akan menghilang. Apakah Anda ingin menyerapnya?" tanya chip-nya.

"Tunggu, aku bisa menyerapnya?" Sebelum kejadian ini, Angele tidak tahu bahwa cincinnya memiliki fitur selain bantuan pasif.

"Apakah akan berdampak pada tubuhku?' dia bertanya.

"Data tidak cukup. Akan ada efek radiasi yang baik bagi tubuh anda. Saya bisa menyimpan sumber energi ini." Zero menjawab.

"Serap energi itu!" Angele tidak punya waktu untuk berpikir karena cahaya hijau itu semakin pudar.

Terdengar suara sayup-sayup, dan cahaya hijau itu menghilang.

KRAK!

Batu zamrud pada cincin itu benar-benar retak dan kehilangan kemilaunya. Sekarang, batu itu terlihat seperti baju hijau biasa. Angele menggenggam cincin itu di tangannya, seraya berpikir akan apa yang baru saja terjadi.

"Kekuatan ini…" Angele mengingat apa yang dibacanya di buku biografi di ruang belajar. Buku itu mengatakan bahwa dahulu ada sekelompok orang yang lebih kuat dari ksatria. Mereka bisa mengendalikan petir dan angin dan membawa bencana, namun mereka juga dapat membawa harapan. Mereka tahu segalanya, dan kekuatan mereka sama dengan monster legendaris.

Mereka memanggil diri mereka 'Penyihir', dan mereka pernah ada di dunia ini pada zaman dahulu kala.

"Ini kekuatan para Penyihir itu…?" Angele menarik nafas dalam-dalam. Dia merasa gembira.

"Penyerapan selesai. Energi yang tersimpan bisa memperkuat tubuh anda perlahan-lahan. Jika anda mau, proses penyerapan energi bisa dimulai sekarang. Prosesnya akan sangat lama." Zero melapor.

"Memperkuat? Bagaimana cara kerjanya?" tanya Angele.

"Energi ini akan meningkatkan kecepatan Anda." jawab chip-nya.

"Tunggu, jangan sekarang." Angele mengingat Rebung Bambu Birunya. Proses peningkatan kekuatan dengan rebung itu masih belum selesai, dan lebih baik baginya jika ia menggunakan rebung itu terlebih dahulu. Walaupun bisa membuatnya diare, dia bisa memakan rebung itu sebanyak yang dia inginkan. Sementara itu, energi misterius itu jumlahnya terbatas, dan lebih baik disimpan terlebih dahulu.

"Berapa lama tepatnya waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan kekuatanku dengan energi itu?" tanya Angele.

"Sekitar 76 jam." jawab Zero.

Angele mengangguk cepat dan kembali mengambil cincin itu. Dia ingin memastikan apakah kekuatan cincin itu telah hilang sepenuhnya.

"Manss… Artinya adalah 'ringan seperti angin'. Mungkinkah itu kegunaan cincin ini?" Dia tidak yakin, namun ia bisa merasakan tubuhnya menjadi semakin ringan saat ia mengatakan itu. Mungkin saja efek peningkatan kecepatannya terlalu kecil, dan tidak dapat menolongnya dalam pertarungan sesungguhnya.

"Manss! Manss!" Angele meneriakkan kata itu dua kali, namun cincin itu tidak lagi bersinar. Dia masih merasa kecewa walaupun dia tahu energi dalam cincin itu telah habis. Dia memutuskan untuk menyimpan cincin itu dalam kantongnya.

"Zero, beri tahu aku jenis makanan yang akan membantuku pulih lebih cepat." perintah Angele.

"Memulai analisa…" Zero melapor. Chip-nya bisa dengan mudah memberitahunya makanan yang paling tepat untuknya saat ini. Pemilihan makanan yang benar akan membantunya pulih lebih cepat.

Angele tetap berbaring di kamarnya selama tiga hari. Dengan bantuan pilihan makanan dari chip-nya, ia menyuruh pelayannya untuk membawakan makanan yang tepat untuknya. Mengkonsumsi makanan itu membuatnya pulih dengan cepat. Pada hari keempat, chip-nya akhirnya memastikan bahwa ia telah bisa melakukan beberapa gerakan dasar.

Dia baru saja bisa berjalan perlahan-lahan, jadi semua aktivitasnya dilakukan di dalam kamar. Selama itu, dia tidak dapat pergi ke ruang makan untuk memakan rebung bambu itu. Dia tidak ingin terkena diare saat masih dalam masa pemulihan. Angele berdiri dan melihat keluar jendela.

"Sudah lama semenjak kejadian itu…" kata Angele sambil menggelengkan kepalanya. Dia mengambil pedang crossguard perak yang sebelumnya dimiliki oleh Dice. Pedangnya sendiri rusak setelah pertarungan itu, karena itulah dia mengirim pedangnya ke seorang perajin besi untuk memperbaikinya. Dia berjalan keluar dari ruangan dan mengganti bajunya dengan pakaian putih khas ahli pedang.

Cecilia mengambil dan membawa pakaian kotor Angele ke tempat pencucian. Para pelayan di sekitar tangga terus menyapa Angele. Saat ini, area aktivitas terlihat sepi karena para ksatria dan calon ksatria pulang ke rumahnya masing-masing untuk merayakan tahun baru. Sementara itu, para murid yang tidak memiliki keluarga tetap tinggal di kastil.

Murid-murid itu harus bekerja agar tetap bisa tinggal di kastil. Mereka wajib menjaga kastil dan berpatroli mengelilingi teritori keluarga Rio. Setelah menjadi ksatria, mereka diharuskan untuk bekerja untuk sang baron selama lima tahun sebelum mereka pergi. Kebanyakan dari mereka memiliki seed, dan mereka berkemungkinan besar untuk menjadi petarung yang kuat di masa depan. Dengan kata lain, mereka seperti menukar pengabdian mereka dengan kesempatan belajar di kastil.

Dari memorinya, Angele mengetahui bahwa itu adalah hal yang biasa di dunia ini, namun beberapa bangsawan menyalahgunakan tradisi ini untuk memaksa calon ksatria untuk melakukan pekerjaan yang paling sulit. Akibatnya, setelah murid-murid it menjadi ksatria, mereka memberontak kepada para bangsawan itu. Pemberontakan itu membantu tradisi ini menjadi lebih adil, karena kejadian itu membuat para bangsawan tahu bahwa mereka harus memperlakukan murid-murid itu dengan baik.

Angele berjalan ke lapangan berlatih, dan ternyata cuma ia yang ada disana. Hari masih pagi sekali, dan banyak awan menutupi langit. Dia menjadi sedikit murung.

"Sebentar lagi hujan." kata Angele setelah melihat ke langit.

Dia tidak peduli saat ini ada banyak murid di kastil atau tidak karena ia tidak tertarik pada mereka, dan mereka juga tidak tertarik padanya. Sang baron masih muda dan kuat. Mungkin dia akan hidup lima puluh tahun lagi, sementara para calon ksatria sama sekali tidak berbahaya bagi Angele. Dia juga tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain tentangnya,

Para pekerja sedang minum-minum dan mengobrol di bar, para wanita bermain catur bersama-sama, sedangkan anak-anak bangsawan seperti Celia mungkin sedang bermain instrumen musik. Di zaman ini nyaris tidak ada hiburan, jadi orang-orang menghabiskan waktu dengan belajar atau bekerja.

"Mungkin sekarang Maggie sedang bermain catur." tebak Angele. Menurut memori yang diperolehnya, banyak orang memelihara anjing di Kota Candia. Bangsawan seperti Viscount Candia menyukai jenis anjing bernama Haball. Anjing itu berbulu putih dan diimpor dari kerajaan lain. Menurut Angele, anjing itu terlihat mirip dengan German Shepherd di bumi.

Namun, Baron Karl tidak suka hewan peliharaan, dan tidak ada yang boleh memelihara hewan di kastil itu. Angele juga pernah mendengar bahwa bangsawan dari kota Rudin suka memelihara dan melatih elang, namun ia tidak pernah benar-benar melihatnya langsung.

Angele berjalan ke pintu kastil dan melihat dua orang penjaga di sana. Mereka memberi hormat kepada Angele saat mereka melihatnya.

"Anda ingin keluar, Tuan Muda?" tanya salah satu pengawal.

"Iya, aku butuh sedikit latihan. Apakah Master Wade sudah kembali?" Angele mengangguk dan bertanya.

"Iya, Master Wade sedang dalam perjalanan pulang. Sepertinya dia kembali bersama beberapa orang, jadi akan membutuhkan waktu baginya untuk sampai ke kastil." jawab salah satu pengawal dengan nada ringan.

"Master Wade menyuruh kita untuk memastikan Anda tidak pergi terlalu jauh dari kastil… Misalnya, ke dalam hutan." kata salah satu pengawal.

Angele tersenyum. Wade mengerti bahwa Angele tidak akan pernah menuruti siapapun kecuali sang baron, jadi ia hanya memberi Angele peringatan saja. Wade sendiri hanya mengikuti perintah dari sang baron. Ia sendiri sama sekali tidak khawatir kepada Angele karena ekspektasinya terhadap Angele sangat rendah. Selain itu, bakat memanah Angele juga membuatnya tidak terlalu khawatir.

Angele meninggalkan istana sendirian seraya menggenggam pedangnya kuat-kuat. Dia melatih teknik berpedangnya di lapangan kosong, kemudian berjalan masuk ke dalam hutan. Dia seketika berlari ke tempat di mana ia bertarung dengan Dice setelah memasuki hutan.

Sekitar setengah jam kemudian, dia melihat lereng menurun tempatnya bertarung. Masih ada sedikit jejak darah kering pada cabang-cabang di sekitar tempat itu. Dua pisau itu pun masih tergeletak di balik semak belukar. Dia berjalan ke bawah, ke parit dimana Dice tewas. Tidak ada yang tersisa selain sedikit darah dan jejak darah yang mengarah lebih dalam ke hutan.

Angele mendekati jejak darah itu dan mencelupkan jarinya ke sana.

"Dia diseret masuk ke dalam hutan." bisiknya.

Angele berdiri dan melihat sekelilingnya. Dia mengambil kembali tempat anak panah dan busur panjangnya, kemudian melirik lagi ke arah jejak darah itu. Setelah kejadian misterius dengan cincin hijau itu, dia merasa jika dunia ini jauh lebih ajaib dari apa yang sebelumnya ia pikirkan. Masih banyak yang harus Angele pelajari dan jelajahi.

Próximo capítulo