webnovel

Bumi Berguncang di Ibukota Kerajaan

Editor: EndlessFantasy Translation

Keterjutan di hati Mo Feng bahkan lebih kuat dibandingkan dengan Mo Yu. Dia masih berdiri di sana dengan terpana saat menatap Qin Wentian.

Apakah itu tadi benar-benar kekuatan kakak iparnya? Betapa tangguhnya kakak ipar itu?

Ling Yue yang berada di samping Mo Feng memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap seberapa kekuatan Qin Wentian. Wajahnya dipenuhi dengan keterkesimaan, kakak ipar Mo Feng ternyata mengenal: Qian Mengyu, Gongyang Hong, dan bahkan mengetahui tentang Paviliun Awan Hijau dan Puncak Mistis. Dalam hal itu, ia tahu betul tingkat kekuatan dari kedua kekuatan transenden ini. Namun, dia tetap menyatakan dengan cara yang begitu agung meminta Maharaja Kekaisaran Awan Hijau untuk datang menemuinya dalam waktu tujuh hari. Dan jika mereka dari Puncak Mistis juga ingin membalas dendam, suruh ketua sekte mereka untuk bertemu denganya secara langsung? Bisa dibayangkan di tingkat seperti apa Qin Wentian berada.

Namun, dia masih sangat muda? Dia seharusnya masih berusia di bawah tiga puluh, kan? Apakah dia benar-benar mencapai pencapaian seperti itu? Itu terlalu luar biasa.

"Mo Feng, tombak panjang yang kuberikan padamu masih tertancap di tanah. Apa kau tidak menginginkannya lagi?" Qin Wentian berkata sambil menatap Mo Feng.

"Masih." Mo Feng dengan tergesa mengambil senjatanya, hanya untuk merasakan bahwa saat ini betapa 'berat' senjatanya itu kini. Baru sekarang dia tahu senjata ini adalah senjata dewa peringkat empat dan dia sekarang merasa tidak layak untuk itu. Mungkin, hanya setelah dia melangkah ke kondisi Timba Langit dia bisa benar-benar memperlakukannya sebagai senjatanya sendiri.

"Kakak ipar, pakaian yang kau berikan padaku, apa tingkat kekuatannya?" Mo Yu menarik-narik lengan Qin Wentian, wajahnya dipenuhi dengan vitalitas remaja yang tak ada habisnya, ia telah mendapatkan kembali gejolak hati sebelumnya.

"Tingkat empat." Qin Wentian menggelengkan kepalanya ketika sebuah senyum kecut muncul di wajahnya. Mo Yu terkikik kesenangan. Di seluruh kediaman Mo, selain kakak Qingcheng dan kakak iparnya, hanya Mo Feng yang memiliki senjata dewa tingkat empat. Tidak hanya itu, tombak tingkat keempatnya bahkan tampak lebih kuat dibandingkan dengan senjata tingkat empat biasa.

Mo Qingcheng tidak bisa menahan tawa ketika melihat adegan itu. Saat ini, dia mengayunkan langkahnya dan tatapannya mendarat pada Ling Yue saat ia berkata sambil tersenyum. "Mo Feng, apakah kau tidak akan memperkenalkan temanmu kepada kami?"

"Ah …." Mo Feng tercekat, dia menggaruk kepalanya dan ingin mengulurkan tangannya untuk membantu Ling Yue hanya untuk menariknya tiba-tiba. Ling Yue seolah-olah bisa merasakan niatnya. Sebelum ia menarik tangannya, Ling Yue secara sukarela mengulurkan tangannya dan berpegangan pada tangan Mo Feng, wajahnya diwarnai rona merah muda yang indah akibat rasa malu.

Jantung Mo Feng berdebar dengan intensitas yang semakin meningkat, dia menatap Qin Wentian dan Mo Qingcheng yang tersenyum ketika berkata, "Ling Yue, ini adalah kakak tertuaku Mo Qingcheng, kakak Qingcheng adalah kecantikan nomor satu di negeri Chu sepuluh tahun yang lalu. Tapi tentu saja, masih sampai sekarang. Sedangkan ini, dia adalah kakak iparku Qin Wentian. Ketika aku masih sangat muda, kakak iparku ini telah memperoleh posisi pemuncak peringkat di Perjamuan Jun Lin ketika baru berusia tujuh belas tahun. Setelah itu, kakak Qingcheng dicelakai oleh seseorang dan kakak ipar menjelajahi dunia untuk mencarinya. Sepuluh tahun kemudian, dia memegang tangan kakak Qingcheng ketika mereka kembali ke negeri Chu untuk mempersiapkan pernikahan mereka."

Ling Yue mendengarkan dengan serius sambil menatap pasangan dari surga yang berada di depannya itu. Meskipun Mo Feng hanya memberikan pengantar singkat, kata-katanya menyebabkan arus kehangatan mengalir di hatinya. Dia tidak mengira bahwa kisah antara pasangan ini akan menjadi legenda yang mengharukan. Setelah sepuluh tahun, Qin Wentian kembali dengan cara yang luar biasa dan menikahi gadis yang ia cintai sepuluh tahun yang lalu. Apakah cerita antara dia dan Mo Feng akan sama indahnya?

"Kakak dan kakak ipar, ini adalah Ling Yue." Mo Feng tersenyum tanpa rasa bersalah dan dengan erat memegang tangan Ling Yue. Dia pasti seperti kakak iparnya, memegangi tangan wanita yang dicintainya, tidak pernah melepaskan selama-lamanya.

Mo Qingcheng mengambil beberapa botol pil dan memberikannya kepada Ling Yue sambil tersenyum, "Pil di dalam botol merah dikenal sebagai Pil Pembasuh Jiwa, pil dalam botol biru dikenal sebagai Pil Pembentuk Meridian, dan pil dalam botol coklat dikenal sebagai Kapsul Penerobos. Bahkan jika kau berada pada kondisi Timba Langit, kau bisa menerobos ke tingkat berikutnya dengan mengonsumsi salah satu dari obat ini, simpanlah pil ini untuk masa depan. Pil dalam botol hijau diketahui sebagai Pil Kebangkitan, sebelum kau menerobos ke kondisi Fenomena Surga, ia dapat menyembuhkan semua luka dan racun. Jangan menyia-nyiakannya hanya untuk sebuah luka ringan. Ambil saja semua ini sebagai hadiah pertemuan dariku untukmu."

Ling Yue menatap Mo Qingcheng dengan terkejut. Pil obat yang bisa menaikkan tingkatan seseorang secara paksa bahkan di kondisi Timba Langit? Sebuah pil obat yang bisa menyembuhkan semua luka dan racun di bawah kondisi Fenomena Surga? Bahkan Paviliun Awan Hijau tidak akan memiliki pil yang menantang langit itu. Ling Yue merasa lebih dari sekadar malu menerima hadiah ini.

"Ling Yue, karena kakak Qingcheng ingin memberikannya kepadamu, terima saja." Mo Feng berkata dengan suara rendah. Ling Yue mengangguk dan barulah dia menyimpan pil obat itu dengan hati-hati. Saat ia menatap gadis seperti peri di hadapannya itu, dia bisa melihat jejak cinta dan kasih sayang di mata Mo Qingcheng. Mo Qingcheng benar-benar memperlakukannya seperti junior dari keluarganya sendiri. Tatapannya begitu lembut, membuat Ling Yue merasa sangat nyaman.

"Terima kasih, Kakak." Ling Yue menjawab dengan patuh.

"Aku tidak benar-benar menyiapkan hadiah apa pun hari ini. Ling Yue, lihatlah senjata-senjata dewa ini, pilih saja yang kau suka." Qin Wentian melambaikan tangannya saat sederetan senjata dewa muncul di hadapannya. Seketika, seluruh penginapan itu menyala, aura yang berasal dari masing-masing senjata dewa itu bahkan menyebabkan penjaganya yang merupakan Penguasa Timba Langit dan berdiri di dekat Ling Yue merasakan rasa sesak napas.

Tidak pernah dalam imajinasi terliar mereka akan pernah berpikir bahwa Mo Feng yang dipandang rendah oleh mereka ternyata memiliki kakak perempuan dan kakak ipar yang begitu luar biasa. Tidak hanya itu, mereka berdua sepertinya sangat menyayangi Mo Feng. Sederhananya keadaan ini bisa menjadi suatu titik yang mengubah nasib bocah Mo Feng yang konyol itu. Saat seseorang mencapai Dao, seekor anak ayam akan bisa naik ke langit menjadi seekor burung phoenix. Keberuntungan Mo Feng bukan sesuatu hal yang bisa diharapkan semua orang.

"Nona Kecil, pilihlah beberapa." Melihat bagaimana Ling Yue masih ragu-ragu, penjaga yang berada pada kondisi Timba Langit merasa agak tertekan. Tumpukan senjata dewa di depan mereka semua adalah senjata dewa tingkat empat kelas tinggi dan Ling Yue bebas untuk memilih yang mana pun di antaranya namun gadis itu tetap berdiri seolah-olah tertegun, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Ling Yue melangkah maju dan mengambil sebilah pedang dewa yang tajam dan sebuah senjata dewa berbentuk jubah untuk bertahan. Satu untuk menyerang, yang lain untuk pertahanan. Setelah itu, seulas senyum lembut muncul di wajahnya saat memandang Qin Wentian, "Sudah cukup ...."

"Ambil senjata dewa jenis sayap ini juga." Qin Wentian tertawa dan menyerahkan sebuah senjata dewa lainnya kepada Ling Yue. Senjata dewa khusus ini berbentuk sayap bisa digunakan untuk meningkatkan kecepatan Ling Yue.

"Baiklah ...." Pipi Ling Yue memerah, mengangguk. Baru saat itulah Qin Wentian menyimpan kembali senjata dewa sisanya. Setelah itu, dia mengeluarkan beberapa gulungan emas dan memberikannya kepada Ling Yue, "Ini adalah gulungan perpindahan ruang, cukup dengan mengalirkan energi astral ke dalamnya dan kau akan bisa berpindah tempat seketika saat menghadapi bahaya. Jagalah baik-baik."

Hati para pengawal Ling Yue semua menggigil. Betapa kayanya pasangan yang berdiri di depan mereka ini? Memberi hadiah berupa pusaka berharga seperti itu dengan begitu saja.

Bagaimana mungkin Ling Yue tidak memahami betapa berharganya hadiah itu ketika dia mendengar kata-kata Qin Wentian? Dia tersipu dan memandang sebuah senyum lembut yang memancar dari mata Qin Wentian saat ia menjawab, "Terima kasih, kakak ipar."

"Mhm." Qin Wentian dan Mo Qingcheng bertukar pandang saat mereka tertawa. Merujuk mereka sebagai kakak dan ipar membuat mereka merasa sangat nyaman di hati mereka. Mereka tidak akan ikut campur dalam hubungan antara Mo Feng dan Ling Yue dan hanya bisa membantu dengan kemampuan terbaik mereka. Ling Yue dengan menyebut mereka seperti itu, telah menunjukkan bagaimana perasaannya terhadap Mo Feng.

"Kakak dan kakak ipar, kalian sangat murah hati." Mo Yu tertawa jahat seolah-olah gadis itu berencana untuk merampoknya.

"Ketika kami kembali, tentu saja akan ada hadiah lain untukmu." Mo Qingcheng membeliakkan matanya kepada gadis itu, dan baru kemudian sebuah senyum puas muncul di wajah Mo Yu.

"Xin'er juga menginginkannya!" Xin'er kecil menatap Mo Qingcheng dari dalam pelukan Mo Qingcheng. Setelah melihat boneka kecil yang lucu itu di tangannya, Mo Qingcheng tertawa dan dengan lembut mencubit pipinya, "Iya, tentu saja Xin'er juga akan memilikinya."

"Kakak peri sangat baik!" Xin'er kecil menangkupkan tangannya ke wajah Mo Qingcheng saat senyum kegirangan muncul di wajahnya.

Melihat adegan itu, semua orang tidak bisa menahan senyum. Adegan itu memang memberi perasaan yang menghangatkan hati.

"Ayo semuanya duduk dulu sebelum kita berbincang." Qin Wentian mengalihkan pandangannya ke arah Dewa Mabuk dan Mu Rou sambil melanjutkan, "Bagaimana kalau ada anggur?"

"Tentu, aku akan mengambilnya." Dewa Mabuk tertawa lalu berbalik dan pergi. Setelah itu, semua orang kembali ke ruang masing-masing dan duduk. Pengawal Ling Yue bisa membaca suasana hati dan dengan bijaksana mundur. Di antara mereka adalah ada karakter yang merupakan Penguasa Timba Langit. Ketika ditempatkan di negeri Chu karakter ini hampir bisa dianggap dewa. Namun, di depan status pasangan ini mereka tidak ada artinya. Kalau mereka bukan teman atau keluarga, bahkan sosok pada kondisi Timba Langit tidak akan memiliki kualifikasi untuk duduk bersama dengan mereka.

Dewa Mabuk mengambil anggur terbaik di penginapannya. Aromanya memenuhi udara saat tutupnya terbuka dan rasa manis bertahan setelah anggur itu direguk. Ketika anggur itu melewati tenggorokan dan masuk ke dalam tubuh, ia membawa kehangatan yang bersirkulasi melalui meridian dan saluran energi para peminum anggur. Bagi mereka yang mengagumi anggur, mereka jelas bisa merasakan efek ini lebih baik.

"Sejak dulu aku sudah tahu bahwa kau adalah seekor naga di antara manusia. Kita sudah berpisah lebih dari sepuluh tahun dan sekarang, aku hanya bisa melihat dan mengagumimu. Jika aku tahu sebelumnya, aku akan meninggalkan Chu, menjelajah dunia bersama denganmu dan Chu Mang. " Dewa Mabuk bersulang setelah menghela nafas.

"Kau adalah orang yang sangat mencintai anggur, kepribadianmu tidak terkekang dan riang, sudah menjadi takdirmu bahwa kau akan menjalani kehidupan tanpa rasa peduli atau khawatir. Bahkan jika waktu kembali ke masa lalu, kau tidak akan memilih untuk pergi bersama kami." Qin Wentian tersenyum seolah-olah dia sudah bisa menyelami perasaan Dewa Mabuk.

"Tak disangka selain Wuwei, kau adalah satu-satunya yang mengerti aku." Dewa Mabuk tertawa. "Dulu saat Perjamuan Jun Lin, aku dan Wuwei bertaruh untuk kemenanganmu. Dan kami bahkan tidak berharap bahwa kami akan menang, namun siapa yang mengira akhir ceritanya akan begitu luar biasa.

Dewa Mabuk minum beberapa gelas lagi saat mereka mengobrol tentang kenangan masa lalu. Mu Rou diam-diam mendengarkan di samping, dia jelas memilih untuk diam. Mungkin, dia tidak tahu harus berkata apa. Meskipun sepuluh tahun yang lalu, dia diam-diam jatuh cinta dengan pemuda ini di hadapannya dan sekarang dia melihatnya bersama dengan Mo Qingcheng, dia benar-benar memberkati mereka sepenuh hatinya. Mereka ditakdirkan untuk menjadi pasangan surga.

Seiring berjalannya waktu, Penginapan Dewa Mabuk menjadi lebih hidup dan semakin semarak ketika mereka terus berbincang hingga larut. Berita itu segera menyebar ke seluruh Ibukota Kerajaan Chu dan menyebabkan kehebohan yang mengguncangkan bumi.

Sepuluh tahun kemudian, Qin Wentian pemuncak peringkat Perjamuan Jun Lin, serta kecantikan nomor satu Negeri Chu, Mo Qingcheng, kembali berjalan bergandengan tangan. Di Penginapan Dewa Mabuk, konflik terjadi antara Qin Wentian dengan Kekaisaran Awan Hijau dari Puncak Mistis. Dia secara mudah membunuh seseorang dan menyuruh yang lainnya untuk menyingkir. Dia bahkan dengan berani memerintahkan Maharaja Kekaisaran Awan Hijau untuk menemuinya dalam waktu tujuh hari. Jelas, keributan yang disebabkan oleh hal ini tidak kecil dan berkembang dengan cepat serta mengejutkan seluruh negeri.

Sudah lebih dari sepuluh tahun, meskipun Qin Wentian telah meninggalkan negeri Chu untuk waktu yang sangat lama, ceritanya masih akan dituturkan oleh orang-orang. Dalam sepuluh tahun ini, alasan mengapa Chu Wuwei bisa menjadi kaisar adalah karena satu kalimat dari Qin Wentian. Dengan kembalinya sosok seperti itu, bagaimana mungkin orang-orang Chu tidak terkejut?

Meskipun dunia luar gempar, suasana di Penginapan Dewa Mabuk tetap tenang seperti biasa. Kaisar Chu Wuwei membawa beberapa orang dan secara langsung berkunjung ke Penginapan Dewa Mabuk dan membuat para tamu di dalamnya menjadi sangat terkejut. Sepertinya cerita di masa lalu itu benar. Begitu Qin Wentian muncul, Chu Wuwei secara langsung mengunjunginya.

Chu Wuwei dan Chu Mang muncul bersama di penginapan itu. Qin Wentian tentu saja merasakan sukacita di dalam hatinya, seperti yang diharapkan, Chu Mang memang sudah kembali ke negeri Chu. Sepertinya perasaannya terhadap kakaknya Chu Wuwei tidak pernah berubah sedikit pun!

"Lama tidak bertemu." Chu Wuwei masih terlihat riang seperti sebelumnya saat dia tersenyum pada Qin Wentian.

"Sudah lama sekali." Qin Wentian mengangguk. Dia kemudian berdiri, memeluk Chu Mang sambil tertawa, "Kakak Chu Mang, bagaimana kabarmu?"

"Mhm, aku baik-baik saja." Chu Mang menggunakan kekuatannya dan membalas pelukan Qin Wentian kembali saat sebuah senyum tanpa rasa kepalsuan muncul di wajahnya. Ketika Chu Wuwei melihat hubungan di antara mereka berdua, matanya mau tidak mau mengerjap menyiratkan sebuah senyum yang samar!

Próximo capítulo