Lantai yang dingin dan rasa sakit yang terus menerus terasa di sekujur tubuh Mahnke itu memaksanya untuk bangun.
Sepertinya Mahnke sedang berada di dalam sebuah ruang bawah tanah yang dingin dan lembab. Tetesan-tetesan air yang sedingin es menetes ke permukaan kulitnya, dan dia hanya bisa bersin, dan matanya dengan cepat dapat melihat semakin jelas.
"Bagus, penyergapannya gagal. Sekarang aku menjadi seorang tawanan... Seorang tawanan. ini benar-benar sebuah lelucon..." Mahnke bisa merasakan rasa sakit yang sangat menyakitkan di paha dan lengannya. Karena gigi-giginya telah rontok, dia merasakan sebuah sensasi kekosongan di dalam rongga mulutnya.
Cahaya redup membuat Mahnke dapat melihat bangsawan yang telah meraih kemenangan atas dirinya itu. Pria tersebut tampak sangat tenang tanpa memperlihatkan kegembiraan sedikitpun dalam ekspresi wajahnya, dan hal itu membuat Mahnke merasa semakin takut.
"Kamu sudah bangun?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com