Cit!
Di bawah tatapan publik, pintu Dewan Penatua perlahan didorong terbuka, dan seorang kakek tua berjalan keluar. Kakek tua itu tidak berekspresi dengan sinar tajam di matanya. Melihat pada wajah-wajah publik yang penasaran, kakek tua itu tidak berkata apa-apa.
Akhirnya, seorang pemuda tidak bisa menahan untuk bertanya dengan ragu, "Penatua, apa yang terjadi? Apakah pemuda itu mati? Haruskah kita menyiapkan pemakamannya?"
Namun, tidak ada seorang pun yang percaya bahwa pemuda itu masih hidup, karena di dalam hati mereka jika Pembimbing Negara itu berkata seseorang akan mati, orang tersebut pasti akan mati.
Penatua Pertama tidak berkata apa-apa. Dia menekan ke sisi kiri pintu masuk, memperlihatkan seluruh ruangan pada publik. Di dalam ruangan, pemuda itu duduk dengan linglung, dan matanya dipenuhi dengan kebingungan, keheranan, dan kegembiraan dari lubuk hatinya.
Dia belum mati ….
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com