"Rasanya ingin mati saja? Maka lakukan itu."
Pemuda yang ada di sisinya menoleh. Memandang wajah Nata dengan penuh keseriusan. Padahal dirinya berharap Nata akan kembali menasehatinya. Berkata banyak hal, mencoba untuk kembali memberi motivasi padanya lagi. Tak menyerah semudah ini.
"Dania adalah cinta pertama aku. Jadi aku sulit untuk mengontrol semuanya. Aku terkejut dengan kebohongan itu. Aku bahkan tidak habis pikir," ujarnya sembari menyendok bubur ayam di dalam mangkok. Menelannya kemudian. "Ah, haruskah aku melupakannya saja?"
Nata menoleh. Menatap pemuda itu. Dia sepertinya benar-benar kecewa bukan main. Harapannya pupus begitu saja. Tak bisa memahami keadaan yang tiba-tiba datang padanya. Semuanya mengejutkan!
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com