Raut cemas menghiasi wajah lugu milik Juwita. Kini ia telah bediri di depan gerbang sebuah rumah mewah dan megah. Juwita memegangi erat-erat sebuah kartu nama yang diberikan oleh Purie semalam. Majikan mudanya tersebut memerintahkan Juwita agar mendatangi alamat rumah yang tertera pada kartu nama tersebut. Bukan tanpa alasan, Juwita datang dengan membawa misi agar dapat membawa pulang kembali sebuah kalung bergarga milik Purie, yang disita oleh laki-laki pemilik kartu nama tersebut.
Juwita telah sampai pada alamat yang dituju. Untuk bisa sampai di sana, Juwita memilih untuk naik taksi. Sebab naik taksi lebih praktis dan aman, untuk gadis pendatang sepolos Juwita yang baru terhitung beberapa hari ini tinggal di kota.
"Apakah benar ini rumahnya?" gumam Juwita pelan sembari mencocokkan alamat yang tertera di kartu nama, dengan nomor rumah yang ia lihat secara langsung.
"Permisi, ada yang bisa saya bantu, Nona?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com