Tadi malam setelah Jenna dan Roy tiba di hotel berbintang empat yang dikatakan Roy sebagai tempat pertemuannya dengan Aslan, Roy mengajak Jenna untuk mampir ke restoran yang ada di hotel tersebut. Roy menawarkan makan malam untuk Jenna sembari menunggu Aslan datang.
Setelah Aslan keluar dari ruang kerja Leon, Karina memegangi pipinya yang terasa panas setelah Aslan berbicara dari jarak yang sangat dekat dengannya. Saking dekatnya ia bisa merasakan sedikit hembusan napas Aslan di tengkuknya. Hal itu membuat pipinya merah merona.
Nadia hanya terdiam mendengar ucapan Aslan. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri ketika Aslan membentak ibunya. Ia tidak menyangka Aslan akan bersikap demikian. "Sejujurnya gue juga ngga siap buat ngadepin dia."
Leon tertawa pelan mendengarkan ucapan Aslan. "Ngga nyangka kalau selera kita berdua cenderung lebih suka motor daripada mobil. Tapi, sayangnya Mama ngelarang gue pake motor."
"Kemungkinan mereka emang nyariin gue. Setelah malam itu gue langsung pergi dari tempatnya Bang John. Gue terlalu marah sampai gue ngga pamitan sama dia."
'Dasar sarap, gw kasih tau yang bener dia malah nekat. Move on sih move on.. Tapi kalo move onnya sama cewek super galak model gitu, bisa-bisa lo malah move ke kutub utara alias ditendang kesana!'
Nah, mengingat bagaimana Michelle membelanya sebelumnya ketika dia diserang secara verbal, Natasya memutuskan untuk membantunya sebagai tanda penghargaan dan untuk membalas budi.
Wiryo berdiri dan tersenyum pada Lesmana, meminta mantan sekretarisnya duduk disebuah kursi dekat Wiryo. Sedangkan Aruna dan Hendra berdiri terpaku beriringan.
Entah bagaiman Hendra berakhir di sudut tempat sebagian besar lelaki dan perempuan sosialita saling bertegur sapa. Tempat duduk berderet-deret dengan waiters yang Wira Wiri, sibuk di bombardir banyak perintah. Letaknya tepat di depan ruang para pemangku perusahaan sedang membual.
Berbeda dengan Aruna. Setelah menaiki mobil sedan modifikasi yang dikemudikan keponakan Damar. Gadis itu sesekali terganggu dengan senyum kecil dua orang di depan. Mereka saling berbisik dan tertawa sembunyi-sembunyi.
Paman Alex Chan telah kembali dari Beijing, Chan telah membereskan apa yang harus ia lakukan. Sekarang hanya perlu mengejar orang-orang yang ingin membunuh keluarganya. Chan mengarahkan anak buahnya secara besar-besaran untuk menangkap pembunuh Alex Hyuna dan Yura Hyuna. Ia pergi menemui Hyun dan mengajaknya keluar dari tempat persembunyian untuk bersama-sama mencari pembunuh itu. Hyun yang keluar dari tempat persembunyiannya dengan terpaksa ia harus menyamar menjadi orang lain.
"Ya, ada. Aku yang akan marah dan sangat marah karena motorku dirusak. Kau tahu apa yang dia rusak? Kamera depan dan helmku hilang. Aku harus pulang, sampai jumpa besok di sekolah,"sambil naik ke motor, " Dan jangan ngebut-ngebutan di jalan, aku tidak mau melihat hal itu lagi,"ucapku sambil pergi meninggalkan mereka semua.