Ia merasa sesak di dada, seluruh tubuhnya dipaksa tak berfungsi saat redup mata tak lagi ada, sebab kelopaknya benar-benar harus terpejam. Lambat laun Chelsea merelakan dirinya untuk pergi dengan cara seperti ini, ia tahu takkan sanggup menghadapi hukum rimba dari dunia, apalagi Jordan menyerah. Tarikan napas terakhirnya membawa Chelsea lelap oleh damai yang ia nikmati sendiri setiap detiknya, di dalam bathup merah darah tersebut Chelsea tak lagi bernyawa, ia lebih senang menyerahkan diri pada Tuhan ketimbang menerima hukuman dari orang-orang di dunia.
Temporary Deja Vu
Urban · aprilwriters
detail