"Tunggulah penjelasanku sampai selesai dulu, Biung," kubilang kepada Biung. Aku pun melangkah, mendekat ke arah dipan yang ada di bawah pohon mangga, kemudian duduk. "Tapi aku juga ndhak boleh egois, Biung, dengan mekasa Manis segera berada di sisiku, meminangnya dengan bangganya, itu sama saja aku telah menghancurkan martabatnya sebagai perempuan lagi, dan lagi. Oleh sebab itu, meski hatiku meronta, hasratku terus menolak, tapi aku masih diam, menunggu waktu menghapus kenangan buruk yang telah tercipta, dan menghilangkan gunjingan warga kepada Manis, agar seendhaknya, kehormatannya bisa kembali lagi. Sebagai perempuan ayu yang berpendidikan yang mampu berdiri kokoh meski ia sendirian. Membutuhkan waktu cukup lama, memang. Namun menurutku itu perkara yang ndhak masalah. Jikalau aku terburu, takutnya borok yang baru saja kering itu akan mengeluarkan nanahnya lagi. Dan yang ada, lukanya ndhak akan sembuh malah semakin mendalam. Itu, kan, ndhak bagus, Biung."
JURAGAN ARJUNA
Sci-fi · PrincesAuntum
detail