webnovel

The Two Playboy

Sri_Rahayu_novel · 都市
レビュー数が足りません
2 Chs

bagian 1

Wahid dan Laksah mereka adalah kakak beradik yang kurang kerjaan, pekerja mereka cuma satu entah itu di kampus kafe dan di mana pun kerjaannya cuma satu,Yaitu cari gebetan buat hobi semata. Bahkan mereka menatang satu sama lain siapa yang palingan banyak memiliki gebetan dalam satu hari itu. Benar benar lelaki buaya entah sudah berapa banyak korban mereka.

Suatu ketika saat mereka lagi di kampus, Laksah Tanpa sengaja melihat gadis yang tengah duduk di sebuah tempat duduk sepertinya ia menunggu seseorang. Tanpa basa basi lagi Laksah pun menghampiri gadis itu, dan ternyata Wahid juga bersama nya.

"Hay, kenapa sendirian aja," sapa laksah,gadis itu terkejut saat mendengar Laksah.

"Ohh tidak kok, aku aku menunggu sopir menjemputku," jawabnya.

"Ohh gitu, hmm Boleh kenalan gak?" tanyanya lagi.

Wahid hanya terkekeh melihat tingkah sang adik.

"Hmm Boleh," jawab gadis itu tersipu malu.

"Nama aku laksah dan kau?," menjulurkan tangannya.

"Mita, namaku Mita," jawab gadis itu yang rupanya bernama mita. menjabat tangan Laksah.

"Hay Mita," sapa Wahid.

"Wah nama yang indah," mencium tangan Mita.

Mita pun salah tingkah dengan perlakuan Laksah dan lagi lagi Wahid hanya terkekeh melihatnya.

"Sudah punya pacar belum?," tanya Laksah lagi.

"Belum," jawab Mita singkat.

"Kok kebetulan ya, aku juga belum punya pacar, kamu mau jadi pacar aku?," ucap Laksah langsung pada intinya.

Mendengar itu Mita pun terkejut dan senang.

"Hmm Boleh," jawabnya lagi dengan tersipu malu.

Ohh tidak dia sudah masuk perangkap buaya Laksah.

"Wah terima kasih muali hari ini kita pacaran," ucap Laksah.

"Selamat ya kalian berdua," ucap Wahid memberikan selamat.

Lalu tiba tiba takk, ada seseorang yang memukul Laksah dari belakang dan saat di lihatnya.

"Riska?," kejut Laksah begitu juga Wahid.

"Mati deh!," gumam Wahid.

Mita pun juga ikut terkejut saat melihat Riska tiba tiba datang dan memukul Laksah dengan buku yang ia pegang.

"Kok kamu mukul pacar aku sih," ucap Mita tak terima.

"Ohh pacar rupanya, kamu tau siapa saya?," tanya Riska .

"Memangnya kamu siapa?," tanya Mita heran.

"Wah wah wah, tanya sama laki laki breng**k ini," menunjukkan Laksah.

Laksah hanya diam seribu bahasa dan Wahid pun berjalan mundur menjauhi mereka.

"Laksah siapa dia?," tanya Mita.Tapi Laksah tidak menjawabnya, dia tetap diam dalam hatinya ia berkata

"Tamat riwayat ku," gumamnya

"Laksah ayo jawab dia ini siapa sih?," tanya Mita lagi.

Riska yang melihat nya pun hanya tersenyum sinis dengan kekesalannya.

"Laksah jawaban, kok kamu diam aja sih?," tanya Mita lagi .Tapi laksah tidak bisa berkata apa apa.

"Sudah sudah biar aku yang jawab, kamu tau baru 2 jam lalu dia nembak aku di kantin tapi sekarang dia malah nembak kamu wah dasar palyboy kamu ya ih..ih," jelas Riska memukul mukul Laksah.

"Apa, benarkah itu?," ucap Mita syok.

"Mati Luh Laksah" ujar Wahid Masi perlahan lahan untuk mundur. Tapi tiba tiba dia seperti menabrak sesuatu dan itu adalah 4,5 bahkan 6 orang wanita dengan tatapan tajam ke arah Wahid.

"Mau ke mana kamu hah?," tanya salah seorang wanita di antara mereka.

Wahid pun membelalakkan matanya sambil Tersenyum pasrah ke pada wanita wanita itu.

"Sini bawah dia ,kita selasai mereka!," ucap salah satu wanita itu.

" Apa, Laksah kamu kurang ajar, plakk!," ucap Mita kini marah dan menampar pipi Laksah. wanita yang baru beberapa menit menjadi pacarnya itu sudah murka pada dirinya karena tega membohonginya.

"Bukan hanya itu, kami juga adalah korban dari mereka berdua!," ucap Ica salah satu dari wanita 6 tadi.

Mita yang melihat pun sok, laksah berdiri karena keget Melihat semua wanita wanita itu.

"Iya kak, benar sekali mereka berdua ini adalah palyboy. dasar kurang ajar habisi saja mereka," ucap Dewi.

Para wanita itu kini memojokkan Wahid dan Laksah.

"Kak, bagimana ini?," bisik laksah.

"Aku juga tidak tau, kalau kita di sini terus kita akan babak belur di Hajar wanita wanita gila ini" mereka saling berbisik satu sama lain.

Kemudian para wanita itu melotot menatap mereka berdua hingga Mereka merasa takut dan hanya bisa menelan ludah.

"Laksah dalam hitungan ke-tiga kita lari ke mobil ok," ucap Wahid.

"Ok kak ok," jawab laksah.

"Satu....dua...tiga lari," ucap Wahid.

Wahid dan Laksah pun berlari menuju parkiran ,dan tak tinggal diam wanita wanita itu mengejar mereka dari belakang seperti orang yang berdemo.

Wahid dan Laksah berlari sangat kencang hingga tak butuh waktu lama mereka pun tiba di parkiran dan dengan sigap masuk ke mobil lalu tancap gas .

"Uff akhirnya kita lolos dari wanita wanita gila itu," ucap Wahid menghela nafas panjang.

"Kau benar kak, entah bagaimana nasib kita jika kita Masih ada di di sana," ucap laksah mengatur nafas karena Lelah.

"Jika masalah sudah begini mendingan kita cari kampus lain saja aku sudah tidak mau kembali ke kampus itu," ucap Wahid.

"Ya, aku juga," jawab laksah singkat.

Singkat waktu akhirnya mereka tiba di rumah. karena takut ketahuan mereka bolos, Wahid dan Laksah diam diam masuk ke rumah seperti pencuri. Dan tanpa sengaja laksah hampir menjatuhkan vas bunga di meja dekat pintu masuk hingga mereka berdua terkejut

"Hustt kamu diam dan jangan berisik!," ucap Wahid memperingati Laksah.

"Iya kak maaf," ucap laksah cengengesan.

Mereka pun lanjut, karena kamar mereka ada di lantai atas dan pada saat mereka sudahlah di pertengahan tangga ibu mereka menegur nya.

"Wahid Laksah, kalian sudah pulang sepagi ini?," tanya maya ibu Wahid dan laksah.

Mendengar itu Wahid dan laksah pun berbalik dan terseyum.

"Ehh bunda, itu Bun anu kami berduaan itu em..," ucap Wahid tidak tahu apa yang akan di katakan.

"Bolos!!," ucap maya.

"Ohh gak bunda kami bolos, kami pulang karena__," belum juga laksah melanjutkan ucapannya tiba tiba di Potong oleh Wahid.

"Iya bunda," ucap Wahid jujur.

"Ya ampun kenapa lagi sih kalain ini?," ucap maya pasrah dengan sikap kedua putranya ini.

"Kak,kok kamu ngomong gitu sih," bisik laksah.

"Uff.. kenapa kalian bolos, kalian ini sudah dewasa kalian sudah kuliah, kenapa kalian bersifat kekanak-kanakan seperti ini," jelas sang bunda begitu kesal.

Wahid dan Laksah pun hanya diam mendengarkan Maya.

"Yah sudahlah kalian kembali ke kamar kalian," ucap maya lalu pergi meninggalkan kedua putranya itu.

"Tuh kan bunda Marah, ini semua gara gara kamu bicara jujur," keluh laksah.

"Sudah kamu jangan banyak ngomong," ucap Wahid. Lalu mereka pun akhirnya pergi ke kamar.