"Tapi Tuan jika hari Sabtu ini aku belajar di tempatmu, Anda pasti akan terganggu, belum lagi hari Sabtu besok aku harus memprint banyak dan mengcopynya. Karena salah satu syarat untuk mengikuti sidang skripsi aku harus meng copy 5 rangkap skripsiku," kata Aisyah karena memang dia ingin mengambil cuti di hari Sabtu Minggu dan Senin. Sedangkan Sabtu dia berencana untuk meng-copy setelah memprint skripsinya, sehingga hari Minggu sudah siap dan hari Senin dia bisa datang pagi-pagi sudah ke kampus dengan persyaratan yang diperlukan .
"Kalau begitu Kau print saja semuanya di rumahku, kamu boleh memakai ruang kerja, di tempatku kau hanya tinggal memprint tidak perlu pergi ke tukang fotocopy lagi. Memangnya kau harus bikin berapa rangkap? Hanya 5 rangkap kan dan berapa tebal skripsimu?" Tanya Axel penasaran.
"Aku akan membuat perangkap 5 tebalnya sekitar 250 halaman,itu akan menghabiskan banyak tinta printer dan anda Tuan, belum lagi kertasnya." Axel tersenyum mendengar jawaban Aisyah.
"Kalau begitu Sekarang kau pulang bersamaku, kita akan pergi ke toko buku untuk membeli isi tinta dan kertas untuk print skripsimu itu. Sebaiknya juga kamu menginap di apartemenku, kamu memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk merapikan skripsimu bukan?" Kata Axel dengan nada memaksa tanpa ada penolakan dari Aisyah, kemudian Max menutup laptopnya. karena dilihat Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore
"Tapi Tuan jika aku membeli tinta sendiri, aku tidak mengerti cara memasukkannya ke dalam mesin printer dan aku juga tidak memiliki laptop karena biasanya menulis skripsi aku selalu meminjam laptop milik bosku," kata Aisyah terus terang
"Kau tidak perlu khawatir soal itu, sudah kau ikut saja denganku. Sepertinya lebih baik dari sini kita pulang dulu ke rumahmu, kamu Ambil baju untuk menginap sekalian Senin berangkat dari tempatku untuk ke kampus. Bukankah kampusmu dari tempat tinggalku jauh lebih dekat," kata Axel beralasan
Aisyah hendak menolak permintan Axel tersebut namun Axel malah menatapnya dengan tajam.
"Kau lupa kalau aku tidak suka dibantah," Kata Axel lagi yang membuat Aisyah akhirnya menganggukkan kepalanya tanda dia setuju.
"Kamu memang gadis penurut sayang, aku suka kamu seperti itu," Kata Axel sambil mencolek dagu Aisyah.
Axel lalu membenahi berkas-berkas yang ada di mejanya, kemudian dia keluar dari ruangannya diikuti oleh Aisyah.
"Nadia aku pulang duluan, kau rapikan berkas di ruanganku dan suruh OB membersihkan gelas bekas kopiku," kata Axel sambil berjalan menuju lift.
"Kamu ambil skripsi tentang apa?" tanya Aksa penasaran
" Aku mengambil tentang bisnis pemasaran resto n cafe usaha menengah kata Aisyah menjelaskan.
Lalu setelah lulus Kamu mau jadi apa tidak mungkin kan kau akan menjadi seorang barista selamanya? Apakah kau tidak ingin memiliki kafe sendiri seperti Ben misalnya?" Tanya Axel berupaya mengorek keinginan Aisyah dan apa cita-citanya.
"Aku belum tahu, yang penting aku menyelesaikan skripsiku dulu dan aku juga belum membayangkan jika harus membuka usaha sendiri, itu memerlukan modal yang tidak sedikit dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu?" kata Aisyah sambil memainkan gelang di tangannya, Axel tersenyum mendengar penuturan Aisyah.
Tidak lama mereka sudah sampai di tempat Aisyah dan Aisyah menyuruh Axel untuk memarkir mobilnya di sebuah halaman tak berpagar yang aisyah tunjuk. Dengan dengan petunjuk dari Aisyah Axel memarkirkan mobilnya. Di Depan kosan Aisyah, tempat kost sederhana namun rata-rata isinya adalah para pelajar atau mahasiswa. Kosan itu hanya diperuntukan untuk kaum wanita. Bahkan ketika Axel hendak turun dan masuk Aisyah melarangnya, karena di kosannya itu dilarang membawa pria masuk ke dalam kamar kosan mereka.
Setelah selesai membereskan pakaiannya serta membawa beberapa buku Aisyah akhirnya keluar dari rumah kosannya, seorang wanita bertanya padanya yang merupakan ibu kosan Aisyah lalu ia berpamitan untuk menginap di rumah saudaranya, karena hari Senin dia harus pagi-pagi ke kampus untuk mengikuti sidang.
"Itu saudaramu?" Tanya ibu kos dengan wajah yang penuh curiga.
"Iya Bu dia saudaraku kerjanya hanya supir, jadi aku bisa menumpang mobil bagus," bisik Aisyah pada ibu kosannya.
"Oooh begitu tapi dia perlente sekali dan tampan pula?" Tanya ibu tersebut , Aisyah hanya tersenyum Aisyah sengaja tidak mengatakan siapa sebenarnya pria yang mengantarnya tersebut, ada kemungkinan ibu kos akan mencurigai kalau Aisyah adalah perempuan simpanan
"saudara sepupumu itu sangat tampan dan dia cocok juga memakai mobil itu tapi sayang dia hanya seorang sopir ya," katanya lagi, kembali Aisyah hanya tersenyum lalu segera berpamitan pergi dan dia juga tidak lupa meminta doa kepada Ibu kosannya agar Senin besok ujian skripsinya berjalan dengan lancar.
Axel tersenyum melihat Rara membawa tas yang berisi pakaian dan buku bukunya. Begitu juga dengan tote bag yang ia bawa berisi skripsi setengah berlari dia menghampiri Axel.
,"Kelamaan ya, Maaf ya Tuan tadi saya harus merapikan beberapa buku dan pakaian, jadi ketika ditinggal tempatnya tidak acak-acakan," kata Aisyah sambil masuk ke dalam mobil Axel.
"Berhentilah memanggilku Tuan Ais, Aku tidak suka mendengarnya," kata Axel sambil membelai rambut Aisyah.
"Anda kan memang tuanku. Aku bekerja padamu bukan?" kata Aisyah tidak mau kalah.
"Sekali lagi kau memanggilku Tuan, aku tidak akan segan-segan menciummu," kata Axel mengancam Aisyah, dia langsung menutup mulutnya. Axel yang melihatnya malah tertawa terbahak-bahak lalu ia menyalakan mobilnya dan menjalankan keluar dari halaman kosannya Aisyah, sementara Ibu kosnya hanya memandangi Aisyah yang meninggalkan halaman rumahnya.
"Mewah sekali mobilnya. Andaikan anak aku bisa mendapatkan pria si pemilik mobil itu, mungkin aku akan sangat senang sekali. Selera anakku memang payah dia lebih memilih pria yang hanya menggunakan motor matic " kata ibu pemilik kosan itu sambil masuk ke dalam rumah.
"Sekarang kita mau kemana?" tanya Aisyah sambil menatap Axelnyang sedang mengendarai mobilnya.
"Kita akan membeli kebutuhanmu seperti tinta, kertas untuk print dan persediaan makanan selama 2 hari, karena kita tidak akan keluar rumah selama 2 hari Mulai besok," kata Axel pada Aisyah.
"Memangnya Tuan betah di rumah berhari-hari?" kata Aisyah namun dia segera menutup mulutnya.
'Maksudku Abang," kata Aisyah membenarkan ucapannya, Axel yang mendengarnya hanya tersenyum.
"Aku betah di rumah,selama ada kamu," katanya sambil tetap memandang arah jalan, karena dia sedang menyetir
"Mengapa Abang senang sekali menggombali aku karena jelas itu tidak mempan untukku," kata Aisyah masih dengan menatap Axel malah sedang tersenyum, seperti sadar kalau dia sedang dipandangi Aisyah.
"Kenapa cantik liatin aku terus, aku ganteng yah," Axel terus saja menggoda Aisyah yang akhirnya membuat Aisyah cemberut.
Axel memarkirkan mobilnya di basement Mall kemudian melihat Aisyah yang cemberut.
"Sayang kamu lagi pmsnya." Axel mendekatkan wajahnya ke wajah Aisyah.
"Ihhh Abang apaan sih, sana Ah." Aisyah mendorong tubuh Axel agar menjauh darinya.
"Jangan ngambek donk, kalau ngambek abang cium nih," tanpa menggeser sedikitpun dari wajah Aisyah padahal dia sudah mendorongnya.
"Iya tapi sana jangan deket-deket," kata Aisyah yang sudah tidak bisa mundur karena sudah berada di sisi pintu.
"Abang ahhh mundur gak ihh tar Aku tabok nih," kata Aisyah frustasi.
"Galak ihh, kalau nabok abang perkosa entar," kata Axel malah tambah meledek.
"Nangis nih," Aisyah benar-benar frustasi.
"Hahahah jangan donk, turun yuk tar kita disangka lagi ena-ena,"kata Axel sambil melepas kungkungannya pada Aisyah.
"Abang nyebelin," kata Aisyah sambil turun dari mobil.
Dan berjalan masuk kedalam Mall.
"Iya maaf sini dong jangan jauh-jauh," kata Axel menarik lengan Aisyah hingga Aisyah tertarik sampai menabrak tubuh Axel yang berotot.
"Abang sakit tahu,"Aisyah mengusap-usap wajahnya.
"Maaf sayang gak sengaja," lalu merangkul pundak Aisyah dan berjalan ke dalam Mall.