webnovel

Tanah gersang

Di sini di desa ini ku di lahir kan dan di besarkan oleh kedua orang yang begitu berarti bagi ku.

di mana pun ku berada dan di setiap sujud ku,selalu ku sebut nama mereka.

orang tua ku adalah segalanya bagi ku,karena nya lah aku bisa merasakan,meraba semesta.

hari-hari ku lalui bersama dengan nya dan kedua adik ku.kami hidup dengan penuh kedamaian,namun kini ku langkahkan kaki ku dengan penuh ke gelisah an tanpa menyapa siapa pun yang ber lalu lalang ku terus melajukan kaki ini dengan penuh kegelisahan.

di sepanjang perjalanan ku lalui jalur yang tak ada luka likunya,tampak pepohonan yang daunnya seiring melambai seakan ingin mengutarakan sesuatu yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.

sesampainya ku di tempat tujuan ya itu ladang persawahan milik ayah

ku tatap hamparan padi yang luas dan ku lihat wajahnya yang kusam akibat teriknya sang surya saat siang menjelang sore,namun ku lihat semangatnya yg tak pernah padam membuat hati ku ter gerak ikut serta ber gulir dengan para padi.saat kami tengah asyik dengan peran kami masing-masing tiba-tiba terdengar suara keluhan dari gunung Semeru yang menandakan bahwa dia dalam keadaan sedang tidak baik-baik saja,namun itu terjadi tidak cukup lama.lalu kami tetap tenang dan seiring berlalu lalang meninggalkan ladang.beranjak untuk kembali ke gubuk kami yang tak jauh dari ladang.setiba di gubuk kami merebahkan badan sebagai pertanda menghilangkan penat pada badan,dalam lelah kami sempat berbincang-bincang "anakku harus kamu ketahui bahwa saat ini semesta sedang akan menunjukan kemurkaannya,namun tetap lah tenang dan ber do'a kepada sang pencipta semesta semua akan baik-baik saja".

namun belum sempat aku mulut ini melontarkan kata-kata ayah sudah terlelap dalam tidurnya.ku lihat dan ku tatap wajah ayah yang sedang penuh dengan kecemasan seakan masih banyak kata-kata yang ingin ia lontarkan,namun apa lah daya mata tak sependapat dengan badan akhirnya ia pun harus terlelap dalam kecemasan.

rasanya ingin ku yakin kan ayah bahwa tak akan ada apa-apa yang terjadi,namun aku tau ayah sedang dalam keadaan lelah.

"Allah jadikanlah lelah ayahku menjadi berkah bagi kami".saat kami tengah asyik menikmati waktu istrahat kamu Semeru kembali menunjukan keadaannya terlihat semakin menghawatirkan.

lalu kami bergegas untuk pulang dan menyelamatkan keluarga kami sebelum akhirnya Semeru benar-benar menunjukan kemurkaannya.ini lah kami yang hidup di area pegunungan harus siap siaga ketika akan terjadi sesuatu yang tak pernah dinginkan bagi kami warga semeru.belum sempat kami berdua Samapi di rumah Semeru semakin menjadi-jadi.

namun dengan langkah kami yang semula perlahan ahir nya kami berlari menuju rumah.

sesampainya di rumah ku tatap wajah ibu dan adik-adikku sedang dalam keadaan kepanikan.

kami pun bergegas pergi menjauh dari semeru.waga tampak berhamburan berlalu lalang menyelamatkan diri masing-masing.