Jisoo langsung merasakan kepalanya sangat sakit dan melihat Rose yang terbaring di sebelahnya, "gue keknya habis nganu kan ya?" Jisoo langsung memakai boxernya dan berjalan pelan karena ia tidak mau membangunkan Rose yang sedang tertidur, "gue harus cara lain, kalo buku udah gak aman" Jisoo langsung mencari sesuatu di laci dan mengacak-acak isinya, Jisoo langsung tersenyum lalu mengambil memory cardnya dan menaruhnya di dalam buku.
"Jis?" Jisoo langsung menengok ke sampingnya dan menatap Rose kaget, "kamu udah bangun?" Jisoo langsung menutup lacinya dan mengangguk, "i...ya?" Jisoo langsung duduk di kasur dan mearapatkan jaraknya dengan Rose, "kamu gapapa?" Rose langsung memeluk pinggang Jisoo erat, "diem dulu" Jisoo langsung mengusap-usap punggung Rose yang telanjang.
"Kamu tadi ngapain?" Jisoo langsung menatap mata Rose, "aku... lagi, c-cari memory card. Kenapa?" Rose langsung membalas tatapan Jisoo, "buat?" Jisoo langsung menggaruk rambutnya yang tidak gatal, "aku.. mau... buat" Rose masih menunggu sambil memeluk Jisoo, "aku lagi mau buat... J.A.R.V.I.S" Rose hanya mengangguk, "aku mau tanya boleh?" Jisoo langsung mengangguk, "emang kamu bisa?" Jisoo langsung menatap Rose. "Mau bukti?" Rose langsung mengangguk.
"Emang kamu perlu barangnya apa aja?" Jisoo langsung menggaruk rambutnya, "umm... kita bisa gak, pulangnya... dua hari lagi?" Jisoo langsung menatap Rose, "bunda kan, baru pulang kemaren.. sekarang, kangen-kangenan.. nanti aku janji deh, sehabis dua..." sebelum Jisoo menyelesaikan omomgannya, Rose langsung mengangguk. "Oke, aku juga mikirnya begitu" Sandara langsung mengetok pintu kamar Jisoo.
"Jisoo?? Rose?' Jisoo lansgung bangun dan menghampiri pintu, sementara Rose langsung melilitkan selimutnya, "i-iya bu?" Jisoo langsung membuka pintunya, "ada orang yang mau ketemu sama kamu, katanya dari kepolisian. Kamu punya masalah sama mereka?" Jisoo langsung menggeleng, "tapi, Rose" Jisoo langsung menatap Rose yang langsung memakai kemaja Jisoo dan mengambil celana pendek dari lemari Jisoo. "Y-yaudah, suruh tunggu sebentar. Jisoo mau pake baju" Sandara langsung mengangguk, "oke" Jisoo langsung menutup pintunya dan mengunci pintunya.
"We don't have time, kalo lo sampe ke penjara. Gue gak mau tanggung jawab" Rose hanya menaikan satu alisnya, "denger lo juga terlibat" Jisoo langsung mendengkus kesal, "oke fine1" Jisoo langsung memakai bajunya lalu memungut celana jeansnya. "Jisoo?" Jisoo langsung keluar dari kamar mandi dan mempencet tombol flush lalu menghembuskan napasnya kasar, "here we go" Jisoo langsung menatap Rose. Rose hanya mengangguk, dan Jisoo langsung membuka pintunya.
Jisoo dan Rose langsung mendapati Sandara, "abis dari kamar mandi kok, bu" Sandara hanya mengangguk, "yaudah.. kamu sama Rose di tunggu" Jisoo langsung mengangguk dan berjalan menuju ruang tamu, terlihat Ryujin dan rekannya, Johnny. "Selamat pagi, Mr. Kim, Ms. Clark" Jisoo langsung duduk dan menatap Ryujin dan Johnny, "ada apa? Bukannya pelakunya sudah tertangkap?" Ryujin langsung memberikan foto CCTV dan Rose langsung mengambil foto tersebut.
"Itu Limario dan Jeongyeon. Mereka berdua kabur, dan..." Ryujin langsung memberikan foto Limario dari toko di Seattle, Rose langsung menggenggam tangan Jisoo erat, "sebentar-sebentar.." Jisoo langsung menaruh foto itu, "bagaimana bisa?" Ryujin langsung menghembuskan napasnya, "salah satu tahanan memuali keributan di penjara dan... beberapa dari mereka kabur" Jisoo langsung menatap Sandara, "ibu.." Sandara langsung memegang dadanya dan Jisoo langsung menatap Ryujin dan Johnny marah.
"Denger officer, Ryujin" Jisoo langsung berjalan menuju pintu dan membuka pintunya, Ryujin dan Johnny langsung berdiri dan menghampiri Jisoo, "kami akan mengirimi beberapa polisi untuk berjada di sekitar rumah ibu anda, dan juga.. beberapa polisi untuk berjaga di sekitaran Richwood" Jisoo hanya berdehem.
"Kalau begitu kami permisi" Jisoo langsung menghemntikan langkah Ryujin "jangan sampe lengah, tolong.. keselamatan ibu saya adalah yang utama. Saya mohon" Ryujin langsung mengangguk, "makasih" Jisoo langsung menghampiri Sandara lalu menatap Rose. "Bu? Ibu gapapa?" Sandara langsung menggeleng, "terus kamu sama Rose gimana?" Jisoo langsung menghembuskan napasnya lalu tersenyum "Jisoo... yang jaga ibu sama Rose, tenanag aja ya?" Jisoo langsung mengusap-usap punggung tangan Sandara lembut.
.
.
.
.
.
.
Jisoo dan Rose kini sedang berada di pusat perbelanjaan Walmart, Jisoo langsung menghembuskan napasnya dan menatap kedua petugas berseragam di belakangnya, "kamu ngerasa gak enak gak sih? Diikutin kaya gini?" Rose langsung mengangguk, Jisoo langsung melihat sekitarnya dan beberapa orang sedang berbisik-bisik. "Udah, jangan di pikirin sayaang.." Rose langsung memeluk pinggang Jisoo dengan erat. "Kamu mau makan dimana nanti?" Jisoo langsung berhenti saat tepat berada di depan rak yang penuh dengan jajanan.
"Kamu suka yang mana?" Rose langsung melihat ke rak tersebut, "tolong dong... Doritos yang rasa jagung bakar" Jisoo langsung mengambil Doritos rasa jagung bakar dan bbq. "Ini.." Jisoo langsung mengerutkan keningnya saat ia melihat seseorang menggunakan masker dan topi serta hoodie berwarna hitam, "Jis? Kamu gapapa?" Jisoo langsung menatap Rose dan mengangguk, "bentar ya?" Jisoo langsung melepaskan pelukan Rose di lengannya.
"Kamu mau kemana?" Jisoo langsung mengejar orang tersebut Rose dan kedua petugas polisi tersebut langsung mengikuti Jisoo, masih mengejar orang tersebut "maaf" namun orang tersebut langsung menghilang di tengah orang yang berbelanja di tempat tersebut, "Jisoo!" Jisoo langsung menatap Rose dan kedua petugas tersebut, "tolong... minta CCTV. Saya sepertinya melihat Lim" sang petugas tersebut langsung menghubungi lewat radio.
Rose langsung menatap Jisoo dan menggenggam tangannya erat, "kamu gapapa?" Jisoo langsung mengangguk, "tapi kamu 100% yakin?" Jisoo mengangguk. "yaudah... lebih baik kita bayar dulu, kamu mau makan di A&W atau Wendy's?" Rose langsung menggeleng. "Chines food please" Jisoo langsung mengangguk, "yaudah, bayar ini dulu" Rose langsung menatap Jisoo dan mengelap keringatnya. "Kenapa?" Rose langsung menggeleng. Jisoo menatap mata Rose dan ia memerasakan De Javu, "Jis? Jisoo? Kamu gapapa?" Jisoo langsung menggeleng dan mengelap keringatnya menggunakan punggung tangan.
"Ga-gapapa kok" Jisoo langsung menghembuskan napasnya. "Kapan-kapan kita makan di KFC ya?" Jisoo langsung mengangguk, "ada yang perlu di beli lagi?" Jisoo langsung melihat daftarnya, "umm.. odol abis kan ya?" Rose langsung mengangguk, "kita lanjutin belanja di sini atau di tempat lain?" Rose langsung menggaruk rambutnya, "di sini aja" Jisoo langsung mengangguk. "Yaudah ayok" Jisoo langsung mendorong trolinya.
.
.
.
.
.
.
Jisoo langsung membuka tutup hotpotnya dan Rose langsung mengambil kuah dan isinya, "ini kok enak banget" Jisoo langsung mengelap gelasnya dan tersenyum tipis, "kamu kan tau jis, ibu gak boleh makan yang mengandung lemak berlebih" Jisoo langsung memberikan Sandara sebuah burger, "no meat, Jisoo ganti burgernya pake ayam rebus. coba deh" Sandara langsung memakan burger buatan Jisoo dan mengangguk, "boleh juga kamu, Jis" Jisoo langsung menghampiri Rose dan memberikan gelas yang sudah berisikan air putih.
"Kamu gak makan?" Jisoo langsung duduk di seberang Rose dan mengambil isi dan kuah yang berada di dalam mangkok tersebut, ketika Jisoo ingin memakan hotpotnya, mereka bertiga mendengar suara pintu di ketuk. "Gue potong jari-jari lo, ganggu aja sih anjir!" Gumam Rose. Jisoo yang masih mendengar langsung berjalan menuju pintu lalu mengelap tangannya di baju. "Bentar, bentar, bini gue marah" Jisoo langsung membuka pintunya lal mempersilahkan Ryujin masuk. "Apa saya menganggu" Rose langsung menengok, "ganggu banget malahan" Jisoo langsung menatap tajam Rose.
"Attitude" Rose langsung memutar matanya malas, Ryujin hanya tersenyum tipis "mending.. lo ikut sini makan, lo belom makan kan?" Ryujin langsung menggaruk rambutnya canggung, "um.. gapapa nih? Kebetulan sih, gue belom makan" Jisoo langsung mempersilahkan Ryujin masuk dan mengambil mangkok tambahan, "selamat... siang Ms. Kim, Ms. Clark" Ryujin langsung duduk di sebelah Sandara dan tertawa sarkas karena Rose menatapnya dingin.
"Jadi, gimana?" Ryujin langsung memberikan sebuah foto dari Walmart dan mengangguk, "bener itu Lim" Jisoo langsung menghembuskan napasnya lega, "makan dulu, nanti bahasnya" Jisoo langsung menuangkan air putih dan memberikan mangkoknya. "Makasih" Ryujin langsung melegakan tenggorokannya. "Ms. Clark" Rose langsung mendengus kesal, "panggil aja Rose, kalo di meja makan jangan formal, kecuali sama orang tua. Lagian lo masih muda kan?" Ryujin hanya menyengir bagai quda, "bener juga sih" Jisoo langsung duduk di samping Rose dan melanjutkan makannya.
"Jadi, lo udah berapa lama jadi polisi?" Ryujin langsung mengelap mulutnya, "ENAK ANJIR" Rose langsung memutar matanya malas, "b aja sih, gak usah pake ngegas mujinya" Jisoo yang merasakan adanya ketegangan antara Rose dan Ryujin langsung melegakan tenggorokannya. "Gue.. udah 3 tahun" Jisoo hanya mengangguk, "jadi.. lo udah tanganin berapa kasus?" Rose hanya diam sambil menyimak. "Lumayan lah, 99 kasus mungkin? Gue juga gak ngitung itu pun ada beberapa yang cold case" Jisoo hanya mengangguk.
Rose langsung menaruh sumpitnya lalu berdiri, "aku mau ke kamar mandi sebentar" Rose langsung mengusap pundak Jisoo, "gimana enak?" Ryujin langsung ngangguk, "banget" Sandara langsung mengelap mulutnya menggunakan serbet. "Jis, tolong ambilin mustard" Jisoo langsung mengambil mustard lalu ia memberikannya kepada Sandara.
.
.
.
.
.
.
Jisoo langsung menutup pintunya dan menatap Rose yang sudah menatapnya tajam, "jadi.. gimana dapet sesuatu?" Jisoo langsung memberikan rekaman percakapannya antara Ryujin, "jangan.. kali ini.. biar gue yang tanganin. Jangan bunuh siapa pun, lo harus tahan dulu kalo gak mau ketahuan" Rose hanya berdehem "gue mau ke rooftop, ikut gak?" Rose langsung menggeleng. "Yaudah" Jisoo langsung meninggalkan Rose sendiri di dalam kamar Jisoo dan menghembuskan napasnya.
"Gak peka emang" Rose langsung memutar alat perekam milik Jisoo yang ia temukan di samping rak buku bekas ruang tahanan milik Jisoo.
TBC