webnovel

SOKA : Air mata api

ファンタジー
連載中 · 27.9K ビュー
  • 7 章
    コンテンツ
  • 5.0
    15 レビュー結果
  • N/A
    応援
概要

Soka kecewa terhadap lingkungan sosial yang dianggapnya tidak mampu menolong dirinya dan keluarganya dari keterpurukan. Ayah dan ibunya meninggal karena sakit. Dan rumahnya dirampas untuk membayar hutang bekas berobat ayah dan ibunya. Sementara sahabat-sahabat kecilnya yang dulu berjanji akan saling menjaga, telah pergi mengikuti kelurga mereka masing-masing yang pindah ke kota. Dan mereka tidak pernah kembali. Semua itu merubah Soka menjadi seorang psikopat. Maka kemudian Soka mulai melancarkan pembunuhan berantai untuk membalas sakit hatinya kepada lingkungan dan sahabat-sahabat kecilnya itu. Apakah pembunuhan keji yang dilancarkan Soka bisa dihentikan?

タグ
7 タグ
Chapter 1Hujan Air Mata

"JDDARRR.....!"

Suara guntur membelah hujan yang disertai angin kencang.

"JORRR...! JDARRR...!"

Petir bergelantungan dibawah awan hitam. Desis angin seperti nafas cobra yang siap menerjang mangsanya.

Pohon-pohon besar tampak lentur bergoyangan seiring irama angin kencang. Pagi yang seharusnya menyajikan kecerahan semangat mentari tidak dijumpai pagi itu. Alam seperti menyimpan dendam. Hujan badai rasanya seperti amarah dari kedalaman luka yang pilu dan teramat sakit.

"JDARRRJORRR....!"

Seekor burung gagak basah kuyup terbang melayang menembus amarah alam mendung dan hujan badai yang digelantungi petir dan suara guntur yang mungkin adalah jerit tangis goresan-goresan semesta yang menyimpan amarah. 

Gagak itu terus berusaha dengan susah payah mengepakan sayapnya yang berat basah oleh air hujan. Ia melayang memasuki sebuah area tempat berdirinya sekelompok besar pohon kemboja yang tegak meliuk bak cakar-cakar tengkorak yang berdiri di sebuah tanah pemakaman di bibir tebing di atas sebuah sungai yang airnya deras menggeram dan meronta.

Gagak hitam yang sekelam malam itu menapakan kakinya di sebuah batang pohon kemboja.

"KAAKK...! KAAAAKK....!"

Ia bersuara dua kali. matanya menatap seorang lelaki bertubuh kekar dengan rambut putih dikepalanya yang sedang bersimpuh di depan sebuah makam.

"JDDARRR...!"

"JORRR...!"

"JEDDARRRJORRRR....!"

Geram gumam guntur dan kilatan cahaya petir bergelantung di atas lelaki itu seolah menjadi pijar yang sesekali menerangi pagi yang kelam.

"Aku, Soka. Bertanya pada rasa....!"

Teriak lelaki itu tiba-tiba, sambil mendongakan kepalanya pada langit yang diliputi awan hitam. Deras hujan yang bersorak dikipas debur angin menghujami wajah lelaki yang menyebut dirinya Soka.

Kemudian, sambil merasakan debur dingin yang meresap ke dalam tubuhnya, Soka menundukan kembali kepalanya pelan pelan.

"Apakah cinta? Apakah ketenangan? Apakah nyawa? Hanya seharga mesiu? Bukankah tanah ini dibangun dari konstruksi berjuta tetes api? Apakah sudah lantah hati oleh nafsu manusiawi? Dan peluru menjadi harga mati. Bandrol tanpa diskon yang ditancapkan pada jiwa. Apakah cinta, berarti Ketenangan nyawa yang hilang?"

Gumam Soka dengan suara bergetar berat. Simpuh tubuhnya semakin rengkuh di depan makam yang tanahnya merah basah di hujam hujan.

"Yang ditikam. Yang dihempas. Menjerit dan menagis."

Kepalan tangan kananya memukuli dada kirinya lambat-lambat dan bertenaga. Suaranya berubah lirih dan parau.

"Siapa yang mau merasa? Siapa yang mau mendengar? Nyanyian dan jiwa yang mana?"

Tangisnya berebut dengan amarah yang ingin meledak. Air matanya bercampur air hujan. Tubuhnya gemetar. Urat-urat di tangan, leher, dan wajahnya pelan-pelan mulai terlihat menyeruak.

"Hanya ada delikan mata dan cibiran mulut yang menusuk seperti seribu mata belati yang jatuh dari langit."

"JOOORRRRR.....!"

Guntur menggelegar lambat. Seekor gagak hitam basah kuyup melayang dan menapak di atas nisan kuburan yang masih merah basah itu.

Mata Soka pelan-pelan menatap si gagak yang berteriak dua kali.

"KAAAAKKK...! KAAAKK...!"

"Tak ada lagi rasa yang perlu dijaga." ucap Soka.

"KAAAKK...!"

Gagak itu menimpali ucapan Soka dengan satu teriakan. Lalu melompat lagi memburu udara setelah agak lama matanya bergerak-gerak memandangi Soka.

Mata Soka mengikuti gerak gagak itu melayang. Si gagak terbang mengepakan sayapnya melaju menyebrangi sungai di bibir tebing itu. pelan-pelan Soka berdiri. Kemudian ia melangkah menuju bibir tebing yang menjadi ujung tanah pemakaman umum itu.

Seekor biawak yang sedang merayap menembus hujan tidak jauh dari bibir tebing itu tiba-tiba menghentikan langkahnya. Si biawak berhenti tepat di titik bibir tebing yang tengah dituju langkah kaki Soka. Si biawak menegakan keempat kakinya sambil lehernya berdiri. Soka menatap biawak itu sambil terus melangkah ke arah bibir tebing tempat si biawak tertegun menatap Soka.

Si biawak menatap Soka. Matanya berkedip-kedip seperti kelilipan. Dijulur-julurkannya lidahnya beberapa kali. Cukup lama si biawak melakukan itu. Lalu ia menempelkan perutnya ke tanah yang basah dan menciprat-ciprat diterjang hujan. Si biawak kemudian menoleh ke bibir tebing. lalu menengok lagi pada Soka yang langkahnya semakin dekat. Si biawak kemudian berbalik dan berlari menuju bibir tebing yang tidak seberapa jauh itu. Entah apa yang merasuki si biawak. Ia melomoati bibir tebing itu memburu air sungai yang menggeram deras.

Soka berdiri di bibir tebing di atas sungai itu dan menyaksikan si biawak melayang lalu amblas di telan arus deras air sungai di bawah tebing.

Tidak berapa lama, Soka pun melompat menerjang air sungai yang deras dan tampak geram itu.

Si gagak hitam yang menclok di sebuah batang pohon trembesi di sebrang tebing tempat pemakaman umum itu menatap tubuh Soka yang melayang meluncur memburu air sungai yang deras dan tampak geram itu.

Soka membiarkan tubuhnya di lahap sungai yang sedang meronta membabi buta. Sekejap tubuh Soka hilang di telan air sungai yang deras dan tampak geram itu.

Soka membiarkan tubuhnya meluncur tenggelam menuju dasar sungai. Si biawak yang tadi melompat lebih dulu meliuk-liuk menggerakan keempat kakinya untuk mempertahankan tubuhnya supaya bisa mencapai sisi sungai di sebrangnya. Tapi arus air yang begitu besar tetap memaksa menyeret si biawak dalam gelombang pasang si sungai. Namun Cakar-cakar arus si sungai tampak tidak mampu menyeret tubuh Soka yang terus meluncur pelan mengapung menuju dasar sungai.

Soka melemaskan tubuhnya. Ia mendudukan dirinya bersila sambil memejamkan matanya. Di dasar sungai, di tengah arus deras air bah yang mengalir, Soka duduk seperti bermeditasi. Entah apa yang merasukinya.

Si gagak hitam yang menclok di sebuah batang pohon trembesi di sebrang tebing tempat pemakaman umum itu hanya menatapi permukaan air sungai yang deras dan tampak geram itu.

"KAAAAK....! KAAAAAK....!" si gagak berteriak dua kali dan menggerak-gerakan tubuh dan sayapnya.

Angin yang mendebur lama-kelamaan pelan-pelan berubah menjadi semilir. Hujan pelan-pelan reda. Tinggal gerimis yang tersisa. Suara Guntur dan kilatan petir tak lagi terlihat dan terdengar. Awan-awan hitam Pelan-pelan pudar. Sinar mentari merambat pelan menerangi permukaan air sungai yang geram deras airnya pelan pelan berubah tenang.

Sang gagak masih menclok di dahan pohon trembesi memperhatikan tempat tenggelamya Soka. Deras geram air sunga sudah tak tampak lagi. Soka masih belum muncul juga.

Matahari terus bergerak menuju Siang, kemudian turun merosot pada sore. Arus air sungai di bawah tebing tempat pemakaman umum itu sudah tampak semakin tenang dan bersahaja. Angin semilir. Suara binatang-binatang kecil dan cicit burung bersahutan. Alam berwarna kuning keemasan. Sanja menjelang.

ketika langit hampir gelap si gagak melompat melayang terbang berpaling dari arah matahari tenggelam. Ia menuju arah gelap di ufuk timur.

Rembulan berwarna saga menyembul setengah di balik awan yang hitam di warnai gelap. Gunung ciremai membiru selepas ditinggal mentari yang tenggelam di ufuk barat.

Malam menjelang. Hawa dingin pegunungan malam kota kuningan terasa semilir. pelan-pelan rembulan yang berwarna saga berubah putih. Si gagak hitam itu melayang menukik menuju sebuah bukit kecil di kaki gunung ciremai.

あなたも好きかも

CEO Jutek Dan Perisainya

Khafi Arjuna Naufal dan Zahira Zakiyah Nadira adalah individu yang terpisah, tetapi kehidupan keduanya terhubung kembali dengan cara luar biasa, yaitu takdir. Khafi adalah seorang CEO dengan lima saudara, dia anak ketiga, kepribadian yang jutek membuat banyak orang tidak suka dengannya, Khafi juga memiliki Jin dengan menjelma sebagai merpati, Jin itu memiliki kekuatan sihir yang hebat. Hingga membuat Khafi mengetahui segala masa lalunya yang belum tuntas dan menyakitkan. Rasa bersalah dari masalalunya membuat dia sangat ingin menuntaskan masalahnya di dunia masadepan. Dahulunya dia adalah seorang kesatria. Sementara di masa depan dia CEO ternama. Kekayaan yang dimilikinya membuat dia diincar oleh beberapa musuh dari masalalunya juga, dari seorang wanita yang menginginkannya, sampai dari CEO lain yang sering diacuhkan Khafi, mereka yang tidak terima mengirimi mantra sihir jahat kepada Khafi. Hingga keadaan yang tidak memungkinkan, seorang Alim meminta keluarganya mencarikan gadis yang berhati baik dan tulus serta penglihatan batin yang terbuka, yang akan menjadi perisai untuk Khafi. Keluarga Khafi hendak menikahkannya dengan Tiana, gadis yang disarankan seorang Alim. Namun, Tiana pura-pura sakit parah, dan meminta Zahira yang adik tirinya, untuk menggantikannya, agar keluarga Khafi memberi uang untuk pengobatan, nyatanya uang itu untuk kesenangan Tiana sendiri. Keluarga Khafi menerima pengantin pengganti dari Tiana, karena tahu kalau Zahira gadis yang sangat baik dan seorang Alim pun setuju. Namun, tidak dengan Khafi yang sangat membenci Zahira, karena pikiran Kahfi, Zahira menikahinya demi uang. Khafi pun acuh tak acuh dan setiap hari Zahira merasa terluka oleh prilaku Khafi kepadanya. Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Bagaimanakah, masalalu Khahfi yang masih terhubung di zaman moderent? Apakah Khafi bisa berubah? Apakah Zahira bisa bertahan dengan pernikahannya?

Ririnby · ファンタジー
5.0
164 Chs

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · ファンタジー
4.7
181 Chs

Tanril: Telaga Api

Legenda satu orang yang bisa menahan kepungan ratusan ribu pasukan, menaklukkan puluhan ribu tentara elit, serta menghentikan Perang Saudara berkepanjangan. Wander Atale Oward adalah anak kelima dari Likuun dan Chiru’un. Sejak kecil ia adalah anak yang lemah dan sakit-sakitan. Ketika ia sudah bersekolah, ia menjadi bulan-bulanan anak-anak saudagar di sekolahnya, ditindas dengan licik, hingga dikeluarkan dari sekolah. Wander tetap berkeinginan untuk mempelajari “Rijeen” atau seni bela diri. Ia mendesak ayahnya untuk mencarikan lagi guru baginya, hingga akhirnya ia diterima sebagai murid tunggal seorang ahli Rijeen yang eksentrik bernama Kurt Manjare. Kurt tidak mengajarkan ilmu bertarung, tetapi mengajarkan Teknik mengelola dan menguasai Khici. Kurt tahu bahwa Wander adalah anak yang istimewa. Wander terlahir sebagai “Tanril’, atau ia yang memiliki telaga api Khici dalam dirinya. Untuk bisa memanfaatkan itu, Wander perlu diarahkan dengan benar. Dalam bimbingan Kurt, Wander mengalami kemajuan pesat. Kemudian, Kurt ternyata mengungkap bahwa ia bukanlah guru sejati Wander. Ia hanya dipesan untuk mengajari Wander hal=hal yang mendasar, tetapi ia perlu mencipta sendiri Rijeen-nya di bawah bimbingan guru sesungguhnya bernama Jie Bi Shinjin yang misterius. Pada usia belasan tahun, Kerajaan Telentium, tempat tinggal Wander mengalami pergolakan. Raja negeri itu mangkat. Takhta kerajaan menjadi perebutan berdarah, hingga negeri terbelah dan pecah perang saudara. Pasukan Pangeran Pertama yang penuh ambisi kini mengarah menuju kota kelahiran Wander, Fru Gar. Atas pesan gurunya, Wander berusaha mempertahankan kota ini sekaligus berusaha menyelamatkan keluarga dan para penduduk kota.

Jadeteacup · ファンタジー
4.9
309 Chs

レビュー結果

  • 総合レビュー
  • テキストの品質
  • リリース頻度安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界観設定
レビュー
いいね
最新

応援