Sistem Dewa Kematian

Tanggal 1 Februari 2023, adalah hari di mana kehidupan biasa di muka bumi berakhir dengan tiba-tiba. Dunia dilemparkan ke dalam kekacauan saat retakan di angkasa terbuka, melepaskan monster yang menakutkan kepada umat manusia. Orang-orang berjuang untuk bertahan hidup melawan ancaman baru ini, tetapi di tengah kehancuran dan ketakutan, secercah harapan muncul.

Kekuatan supernatural, yang telah lama tersembunyi dan dianggap tidak lebih dari sekadar mitos dan legenda, menampakkan diri dan melangkah maju untuk melindungi umat manusia.

Orang-orang yang berkekuatan supernatural seperti para magis, kultivator, dan berbagai pengguna kekuatan lainya bermunculan dan melawan balik ancaman dari munculnya dungeon.

Ketika umat manusia beradaptasi dengan dunia supernatural yang baru ini, sebuah ekonomi baru muncul. Ekonomi baru ini dinamakan Ekonomi Dungeon.

Mereka yang berani menghadapi bahaya di dalam dungeon, disebut sebagai pahlawan, dikenal sebagai Dungeon Hunter. Namun ada juga mereka yang sering diabaikan oleh masyarakat, yaitu para Support, yang membantu para Hunter dalam penaklukan dungeon.

Para pemburu ini menjadi kaya karena adanya imbalan hasil penaklukan dungeon, hasil penjualan bagian-bagian dari monster, dan sumber energi yang baru. Mana stone atau spiritual stone.

Sumber energi baru ini adalah sumber yang paling efektif dalam sejarah manusia. Keunggulannya adalah tidak ada polusi dan sangat efisien menjadikan batu magis sebagai sumber energi yang paling mahal mengalahkan minyak bumi.

Kegunaan lainya adalah sebagai sumber energi bagi praktisi supernatural. Para magis dan cultivator sampai rela membayar dengan harga mahal. Hal ini menjadikan profesi Dungeon Hunter sangat diminati meskipun sangat berbahaya.

Tahun 2023, tiga minggu setelah insiden Dungeon.

Di sebuah rumah yang cukup besar untuk sebuah keluarga kecil, terdapat seorang laki-laki yang duduk terdiam. Nama dia adalah Yan Luo.

Yan Luo duduk di tengah-tengah sisa-sisa masa lalunya, dikelilingi oleh kenangan orang tuanya. Dia menatap ke luar jendela, hatinya berat dengan kesedihan, dan berbisik pelan ke langit, "Aku sangat merindukan kalian berdua. Saya tidak tahu bagaimana melanjutkan hidup tanpa kalian."

Saat itu, pintu berderit terbuka, dan masuklah Mei Mei teman masa kecil Yan Luo, senyumnya yang cerah bersinar seperti sinar matahari di dunia Yan Luo yang gelap. Dia mendekatinya dengan hati-hati, menyadari kesedihan yang terukir di wajahnya.

"Hei, apa yang kamu lakukan di sini sendirian?" Mei Mei bertanya dengan lembut.

Yan Luo mulai, berbalik menghadapnya. "Oh, Mei Mei. Hanya memikirkan orang tua saya," jawabnya, suaranya diwarnai dengan kesedihan.

Senyum Mei Mei memudar, digantikan oleh ekspresi simpati. "Aku tahu," katanya, "Aku juga merindukan mereka."

Yan Luo menghela nafas, beban kehilangannya masih terasa segar dan mentah. "Sangat sulit untuk terus berjalan," bisiknya.

Tapi Mei Mei tidak akan membiarkannya larut dalam kesedihan. Dia meletakkan tangan yang menenangkan di pundaknya dan berseri-seri ke arahnya. "Tapi kamu tahu apa yang orang tuamu inginkan? Agar kamu menjalani hidupmu sepenuhnya, bahagia dan membuat kenangan yang menghormati cinta mereka untukmu," katanya.

Kata-katanya menyentuh hati Yan Luo, dan senyum kecil muncul di wajahnya. "Ya, Kamu benar," katanya, "Mereka selalu ingin Aku menemukan kegembiraan dalam hidup, apa pun yang terjadi."

Tawa Mei Mei memenuhi ruangan saat dia mundur selangkah, tangannya di pinggul. "Dan Aku yakin mereka akan senang melihat kami bertengkar dan saling menggoda seperti yang selalu kami lakukan," katanya, matanya berbinar-binar penuh kenakalan.

Yan Luo tertawa kecil, kenangan akan orang tuanya membawa rasa gembira di hatinya. "Tentu saja," katanya, "Mereka selalu mengatakan bahwa kami seperti saudara kandung, selalu bertengkar tapi selalu ada untuk satu sama lain."

Ruangan itu kembali dipenuhi dengan tawa dan cahaya, saat Yan Luo dan Mei Mei tersenyum dan mengenang cinta dan kehidupan kedua orang tuanya. Dan meskipun mereka sudah tidak ada, kenangan mereka akan selalu hidup, membawa kebahagiaan dan sukacita di hati Yan Luo.

Mereka berdua saling bertatap muka, sedikit demi sedikit wajah mereka mendekat. Jantung yang berdetak kencang dan hati yang berbunga menjadi bukti bahwa mereka bukan hanya teman masa kecil.

Selalu menemani dari saat kecil, selalu ada untuk satu sama lain. Dua teman masa kecil ini memiliki rasa yang sama, tetapi tidak ada yang berani mengungkapkannya demi menjaga persahabatan mereka. Tetapi perasaan selalu berkata lain.

Dengan suasana yang mendukung dimana mereka berdua duduk di atas kasur dan suasana yang hangat membuat wajah mereka semakin dekat. Bibir yang memerah dan jarak di antara keduanya yang sudah dekat didukung suasana yang nyaman membuat anggapan teman masa kecil semakin jauh.

Perasaan yang tidak bisa berbohong membuat berani Luo untuk mencium Mei Mei. Mereka berdua berciuman perlahan dengan penuh gairah. Hawa di sekitar seakan semakin panas dengan tangan Luo yang bergerak untuk membelai rambut sepanjang bahu milik Mei.

Dari ciuman bibir berubah menjadi pertukaran lidah seiring waktu berjalan. Entah sudah berapa lama waktu berlalu, seakan momen ini berlangsung selamanya. Ciuman pertama kedua pasangan ini yang menghancurkan tembok pertemanan dengan mata tertutup.

Waktu berlalu dan mereka berdua membuka mata mereka. Luo mengagumi kecantikan yang bagaikan dewi di depan matanya. Rambut sebahu dan mata hitamnya, lekukan mata disaat dia tersenyum.

Di mata Mei, pencuri hatinya di masa kecil yang ternyata berperasaan sama melelehkan hatinya. Perasaan yang terpendam selama ini, dimana dia sering tidak bisa tidur hanya karena memikirkan manusia di depannya ini.

Mata hitam dan rambut pendek. Mungkin bagi orang lain orang ini hanyalah biasa, tetapi bagi dia. Orang ini adalah pencuri hatinya. Hati yang dicuri dari masa kecil telah dikembalikan dalam keadaan meleleh. Sungguh lekali yang jahat.

Situasi sedang panas, keduanya tidak berbicara sedikitpun. Mereka mengunci bibir mereka lagi dengan gairah yang semakin liar. Desahan kenikmatan mulai terdengar, sedikit demi sekit mereka menyentuh satu sama lain.

Perlahan-lahan pakaian mulai terlepas dan tangan Luo yang liar membuat Mei berdesah. Sentuhan pria yang liat tetapi lembut, membuat jantung Mei semakin berdetak kencang.

Dengan berani Luo mendorong Mei ke kasur dan mulai membuka pakaian dalam Mei. Hal ini membuat wajah Mei memerah dan pikirannya semakin liar. Fantasi yang dibayangkan selama ini menjadi realita dengan pencuri hatinya mendominasinya di atas ranjang.

Imajinasi Mei yang sedang liar diinterupsi karena dadanya yang sekarang terekspos dan mata Luo yang seperti sedang memandang pemandangan indah.

Dua buah dada yang lembut merupakan sesuatu yang lebih indah dari surga bagi Luo, apalagi ekspresi malu wanita pemiliknya.

Sore itu, mereka berdua menyatakan cinta dengan ditandainya Luo menjadi seorang Pria dan Mei seorang Wanita.

Seminggu kemudian pada bulan Maret 2023, Paman Wang menawari Luo pekerjaan tetap di tokonya, dan Luo, yang sangat menginginkan rasa normal, menerimanya. Sejak hari itu, Yan Luo bekerja di toko mie dan menemukan penghiburan dalam rutinitas yang sudah dikenalnya dan rasa kekeluargaan yang diberikannya.

Namun sedikit yang dia tahu, dunia sedang berubah, dan toko mie tersebut akan mengambil jalan yang berbeda, menjual daging monster dan menjadi pusat bagi para pemburu dan praktisi yang mencari cara yang terjangkau untuk memulihkan energi mereka yang hilang.

Ini akan menjadi awal baru dari kehidupan Yan Luo.

Awal yang cerah namun gelap.