webnovel

10

Dan ternyata benar...

Danil membuatku melihat masa lalunya lagi. Saat mataku bisa melihat sekeliling, aku sudah berada di tempat yang belum aku lihat sebelumnya. Apa lagi yang ingin dia perlihatkan ?

Aku sekarang berada di suatu rumah. Ada beberapa orang pria yang sedang duduk di sofa, dan tunggu .. di sana ada Danil. Sedang apa dia di sini, apa itu teman-temannya ?

"Jadi untuk apa aku ke sini bila kalian masih saja bermalasan seperti ini. Aku mau datang kemari untuk membantu kalian belajar. Ayo kita mulai belajarnya" aku mendengar Danil berbicara.

"Kau ini, selalu saja berlagak sok pintar dan sok baik. Sudah lah .. memangnya kau merasa rugi datang ke sini ?" ucap satu pria yang sedang bersender pada sofa dengan kaki yang ditumpangkan pada meja dengan sebuah botol minuman beralkohol yang dia pegang.

"Jacky !! Letakkan minumanmu !! Kau sudah minum banyak sekali !" ucap Danil merebut botol minumannya.

"Yak yak !! Apa yang kau lakukan ? Memangnya kau siapa berani membentaknya seperti itu hah ??" ucap satu pria lain dengan menarik bahu Danil.

"Aku hanya memberitahu dia agar tidak terlalu banyak minum saat kita akan belajar Bagas !!" jawab Danil.

"Aisshh kalian berisik sekali. Sudah diam, lebih baik kau minum ini dulu Danil, kau pasti haus kan ? Kita lupa belum memberikanmu minum" ucap satu pria lagi yang datang memberikan Danil minuman.

"Aku tidak haus" ucap Danil.

"Minumlah Danil.. Aku sudah membuatkanmu minuman, aku sudah berbaik hati kepadamu, minumlah agar kau tak emosi menghadapi bocah-bocah tengil ini. Setelah kau minum, kita belajar" sambung pria itu lagi.

"Hmmm .. iya terima kasih" ucap Danil lalu meminum sebuah minuman yang dibawakan temannya itu.

Entah mengapa hatiku mengatakan ada yang tidak beres di sini.

Setelah Danil meminumnya, mereka pun terlihat belajar walau ketiga orang teman Danil tidak pernah terlihat serius saat Danil sedang menerangkan. Sekitar satu jam berlalu aku memperhatikan mereka, namun setelah satu jam itu aku merasa ada yang berbeda pada Danil, yang pada awalnya Danil terlihat kalem dan serius saat belajar, kini dia tertawa-tawa walau sebenarnya apa yang dia tertawakan ? Bahkan saat teman-temannya menyodorkan dia minuman beralkohol, Danil tampak senang lalu meminumnya, mengapa Danil berubah seperti ini ?

Sekarang Danil tertidur di lantai setelah dia meminum banyak alkohol. Apa yang terjadi dengan Danil sebenarnya ?

"Jefry, apa kau tadi memasukkan obat yang kita rencanakan pada minumannya ?" tanya pria yang kuketahui bernama Bagas.

"Tentu saja hahaha aku memasukkan ekstasi pada minumannya. Bukankah memang ini rencana kita sejak lama ?" ucap pria yang bernama Jefry.

"Dan akhirnya kita berhasil hahaha" ucap Jacky.

"Kita lihat saja, beberapa hari lagi dia akan merasakan itu, dan saat dia seperti itu kita berikan dia obat lagi sampai dia benar-benar kecanduan sampai tidak bisa terlepas dari itu semua, lalu dengan begitu hidupnya akan hancur hahaha" ucap Jefry lalu diikuti tawa yang lainnya.

"Yang terpenting, tidak akan ada lagi orang yang memandangnya sempurna setelah itu. Dia akan dipandang sama seperti kita nanti" sambung Bagas.

"Aku sudah muak saat orang-orang selalu memujinya, apa lagi saat guru-guru selalu membandingkan dia dengan kita yang mereka bilang sumber kekacauan, cih … Sebentar lagi dia akan menjadi sama kacaunya dengan kita" sambung Jacky dengan senyuman sinisnya.

Dari sana aku mengerti, Danil bukan sengaja masuk ke dunia itu. Danil hanya dijebak oleh teman-temannya sendiri yang mungkin merasa iri dan ingin menghancurkan Danil.

Sekarang mataku kembali gelap, tubuhku terasa kaku, mungkin aku akan sadar kembali ke masaku, sampai pandanganku kembali terang, tapi tidak seperti dugaanku, aku sepertinya belum kembali ke masaku. Saat ini aku berada di pinggir jalan yang cukup sepi dan gelap. Di ujung sana aku melihat beberapa orang yang sedang berdiri berkumpul. Aku pun menghampirinya, saat aku melihat dari jarak dekat, ternyata itu Danil dan teman-teman yang menjebaknya.

"Kau butuh ini kan ? Sudahlah pakai saja, tak usah malu. Kau sekarang sudah kecanduan, mengapa sekarang kau tak mau ? Kau mau berhenti ? Hahaha itu tak mungkin bisa !!"

"Aku tidak mau memakainya lagi !! Kalian telah menjebakku kan ?! Mengapa kalian tega !''

"Hahahaha bukankah kau anak pintar ? Mengapa kau bisa dibodohi oleh kami ? Saat kami terus memberimu obat itu, kau pikir itu obat biasa ? Vitamin ? Hahaha kau bodoh sekali ternyata"

"Sekarang terserah kau saja, kami pergi dulu, rasakan saja penderitaanmu sekarang !!!''

Percakapan mereka bisa jelas kudengar. Sebelum mereka pergi meninggalkan Danil, salah satu dari mereka melemparkan dengan kasar sesuatu yang dibungkus yang berisi serbuk di dalamnya pada Danil. Itu persis dengan apa yang aku lihat dulu di masa lalu Danil sebelum dia tewas. Dia terlihat hanya menatap bungkusan itu dengan badannya yang bergetar bahkan menggigil.

"Aku tidak akan memakainya lagi, ya .. aku tidak mau bergantung lagi pada obat ini, terlebih ayah dan ibu sudah mengetahui ini. Aku tidak mau mengecewakan mereka lagi, aku sudah cukup bersalah pada mereka, dan aku pun tidak cukup berani menceritakan yang sebenarnya pada mereka, karena itu juga kesalahanku. Salahku yang tak mendengarkan orangtuaku untuk menjauhi mereka. Maafkan aku ayah, maafkan aku bu, aku hanya berniat ingin mengembalikan mereka ke jalan yang seharusnya. Bagaimanapun juga mereka bertiga adalah temanku dari kecil. Aku hanya berniat baik untuk terus berteman dengan mereka"

Aku mendengar semua yang dikatakan Danil. Dia menangis dengan menahan tubuhnya yang bergetar, dia hanya tergeletak di atas aspal jalanan ini, aku sangat iba melihatnya. Dari sana pula aku mengerti mengapa dia dulu meninggalkan rumah begitu saja tanpa melawan saat dia ditampar ayahnya. Mungkin itu bentuk kekecewaan dia terhadap dirinya sendiri. Lalu saat di toilet itu, mungkin dia sudah tak kuat menahannya, sampai dia akhirnya terpaksa memakainya lagi, sampai dia meregang nyawa, dan ternyata .. teman-temannya itu adalah teman Danil sedari kecil. Dia hanya berniat untuk mengembalikan temannya ke jalan yang benar, tapi malah dia yang dijebak oleh temannya sendiri. Hatiku ikut teriris saat ini, dan tiba-tiba pandanganku kembali gelap, sekujur tubuhku kaku tak bisa bergerak. Hanya ada dua kemungkinan ke mana sekarang aku akan tersadar, ke masaku atau masih berada di masa lalu Danil.

"Nak !! Nak bangun nak !! Ada apa ? Apa yang terjadi ??"

Tubuhku tersentak dan tersadar saat mendengar ada yang membangunkanku, dan kini ternyata aku sudah kembali ke masaku. Aku melihat ibu Danil berada di sampingku, nampaknya dia khawatir. Ayah Danil berdiri dengan tongkatnya melihatku dengan ekspresi yang khawatir juga, dan Danil .. dia ada di belakang ayahnya.

Aku pun berdiri meyakinkan ibu dan ayah Danil bahwa aku baik-baik saja.

"Danil tidak seperti yang selama ini kalian kira" ucapku tanpa aba-aba.

"Tadi aku melihat ke masa lalu Danil, Danil ternyata tidak sengaja masuk ke dunia terlarang itu, Danil hanya dijebak, dijebak oleh teman-temannya yang kalian berdua juga kenal" sambungku.

"Ma-maksudmu ??" tanya ayah Danil.

"Teman-teman masa kecil Danil yang terlebih dahulu masuk ke dunia itu, mereka menjebaknya, Danil tidak pernah sekalipun ingin mencoba ke dunia itu" ucapku.

"Padahal kami sudah melarangnya berteman dengan mereka" ucap ibu Danil.

"Anak kalian .. mempunyai hati yang mulia. Dia hanya berniat ingin mengembalikan teman-temannya ke jalan yang benar. Itu alasan mengapa dia selalu berteman dengan mereka, namun sayangnya, teman-temannya mempunyai niat yang berlawanan dengan Danil, sampai akhirnya Danil berhasil dijebak oleh mereka" sambungku.

"Ja-Jadi itu yang membuat Danil belum bisa tenang ?" tanya ibu Danil yang terkejut mendengar semua penjelasanku dan aku pun mengangguk.

"Danil .. kau masih di sini kan ? Ayah minta maaf kepadamu, maafkan ayah dan ibumu nak. Sekarang kami sudah mengetahui semua, kami hanya ingin kau tenang sekarang" ucap ayah Danil sendu.

Walau sudah begitu, arwah Danil masih saja tetap begitu, tidak ada perubahan apapun. Aku sempat heran, namun aku mencoba lagi berpikir hal apalagi yang belum terselesaikan.

“Mungkin Danil belum bisa tenang, sebelum ketiga teman Danil mendapat balasan atau sebelum Danil bertemu dengan mereka" ucapku setelah berpikir.