Akhirnya, tarian itu selesai.
Natalie bertanya dengan rasa ingin tahu. "Di mana dia?"
"Itu orangnya!"
Naven mengangkat dagunya sedikit dan menunjuk secara diam-diam.
Natalie melihat bahwa wanita yang memimpin tarian itu keluar dari kerumunan dan datang ke Naven.
Setengah kasa menutupi wajahnya, tetapi wajahnya yang sombong terlihat samar-samar.
Perempuan itu melompat dengan cepat, lalu mengambil pisau di atas meja dan meletakkannya di leher Naven. "Kamu sangat berani kembali ke tempat ini lagi!"
Natalie terkejut bahwa dia berbicara bahasa Indonesia dengan lancar.
Naven tidak takut, dan dengan tenang mengulurkan tangan dan mendorongnya menjauh.
Dengan nyaman menyeret Natalie ke dalam pelukannya.
"Sudah kubilang, aku punya istri, aku tidak mengenalmu!"
Wanita itu menoleh dan menatap Natalie.
Sedikit senyuman juga merupakan segala macam tata krama.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください