Sepanjang perjalanan menuju ke Jakarta, Ihsan menggenggam jemari lentik Aira dan meyakinkan Aira,betapa besar rasa cinta dirinya kepada kekasih hatinya yang telah dihalalkannya itu.Aira harus mempercayai suaminya,agar dapat mengikuti kuliahnya dengan tenang dan fokus kepada semua mata kuliahnya.
Aira menganggukkan kepalanya bahwa dia mempercayai suaminya itu,kemudian Aira menyunggingkan senyuman termanisnya kepada Ihsan yang membuat hati Ihsan semakin meleleh.Hampir saja Ihsan goyah dengan tekadnya dan membatalkan niat keberangkatannya ke Bandung.Pemuda itu tak sanggup berpisah dengan istrinya,dan tidak dapat membayangkan bila berjauhan dengan Aira kekasih hatinya.
Namun Ihsan harus mampu mengendalikan dirinya dia harus menyelesaikan tugasnya
dengan sebaik baiknya.
"Sayang....jangan lupa telepon aku ya....
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください