webnovel

Memasuki Kota Prisma

Kota Prisma yang megah, Aji dan Aaman mendekati gerbang yang besar dan terbuka tersebut. Siapa saja yang hendak masuk akan diperiksa oleh petugas jaga gerbang, mereka cukup ketat ada sekitar 20 orang yang semuanya berjaga di depan gerbang masuk. Meski gerbangnya terbuka lebar, namun penjagaan ketat dan siapapun yang masuk harus bisa menunjukkan keterangan, tanda pengenal, maupun surat keterangan tinggal oleh pemerintah dimana dia tinggal.

Aaman berada di depan, sedangkan Aji di belakangnya. Mereka menaiki kuda mereka masing – masing. Saat mereka berada di gerbang, mereka pun dihadang dengan tombak panjang, meski memegangi tombak di pinggang mereka juga ada pedang. Mereka dilengkapi dengan peralatan lengkap untuk bertarung jika ada penyusup yang datang untuk membuat onar.

"Siapa kalian dan ada keperluan apa?" Salah seorang penjaga tegas berujar, mungkin dia pemimpin dalam tim penjaga kali ini.

"Saya Aaman," Aaman memperkenalkan namanya dan tangan kanannya merogoh sesuatu dari balik baju yang dikenakannya. Sebuah simbol dan simbol itupun diarahkan pada para penjaga. Meraka pun paham dan mengerti.

"Apa tujuan anda kesini Tuan?" Sapa penjaga itu sopan, penjaga itu tahu bahwa tanda yang ditunjukkan itu adalah tanda polisi intelijen antar benua. Sosok di hadapan mereka meskipun mungkin pangkatnya rendah di polisi antar benua itu, tetap saja mereka harus menghormatinya karena mungkin ada misi khusus yang sedang mereka lakukan.

Aaman tersenyum para para penjaga, "Tidak ada urusan yang penting, saya mengantarkan kawan saya ini," Aaman menunjuk kearah Aji yang masih duduk di kudanya, "Dia akan mendaftar dalam Pasukan Langit."

Para penjaga di Ibukota Pusat benua Orpris itu yang menjaga gerbang menuju Kota Prisma membuka penghalang tombak. Mereka menunduk dan mempersilakan Aaman dan Aji untuk meneruskan perjalanan mereka.

"Terima kasih semuanya, kalian telah bekerja keras," itulah yang diucapkan Aaman sebagai penyemangat para penjaga itu.

"Siap Tuan."

Jawab para penjaga gerbang itu hampir berbarengan.

Aji dan Aaman menunggang kudanya dan melanjutkan perjalanan. Sebuah kota yang besar telah nampak di hadapan mereka. Kota paling megah di seluruh benua, bangunan yang tinggi terlihat dimana – mana. Aaman sendiri tak bisa berhenti kagum akan keindahan Kota Prisma meskipun dia beberapa kali masuk ke kota tersebut.

"Sudah banyak perubahan disini," Aji bergumam pada dirinya sendiri. Namun, Aaman mendengarnya.

"Bolehkan saya tahu A.. Aji," Aaman masih sangat canggung memanggil nama Aji, "Bagaimana kondisi Kota Prisma di masa lalu?" Tanya Aaman penasaran.

"Kota ini pernah hancur dihancurkan oleh Pasukan Lord Demon. Namun, berkat Yonan semua bisa diselamatkan meski sudah banyak korban dari penduduk dan pendekar. Pasukan Lord Demon yang akan menguasai kota ini melarikan diri."

Kata – kata Aji barusan pernah didengar oleh Aaman, dimana sekitar 30 tahun yang lalu. Kota Prisma diserang oleh pasukan gelap, dan Yonan sang Dewa Mage melindungi kota ini. Yonan adalah salah satu great mage terbesar yang dimiliki Kota Prisma. Sejak dahulu, Kota Prisma terkenal dengan kota yang banyak melahirkan penyihir hebat dan mage paling terkenal di seluruh benua.

"Bagaimana Great Mage Yonan itu? Apakah kekuatan sihirnya sangat kuat?" Aaman jadi penasaran, mereka beriringan mengendarai kuda dengan tenang sambil terus jalan. Di sekeliling mereka juga ada orang sibuk baik jalan kaki hingga naik kendaraan atau bahkan naik kereta kuda.

Aji tersenyum dan menatap Aaman, "Yonan itu sangat hebat, meskipun dia selalu membuat humor. Dia salah satu dari tiga Saint yang paling banyak bercanda. Dia selalu bisa membuat suasana menjadi ceria. Saat perangpun, dia selalu memberikan guyonan pada kami hingga kami menjadi tambah bersemangat."

Aaman belum pernah bertemu dengan Yonan sama sekali. Dia hanya mendengar soal kepahlawanan dan kekuatan sihir yang dahsyat dari legenda Yonan. Semua orang di seluruh benua mengagumi kekuatannya dan juga menganggapnya pahlawan kebaikan. Aaman bersyukur karena bisa mendengar langsung bagaimana Yonan pernah hidup dan kehebatannya.

"Apakah benar Saint Yonan bisa meledakkan api dan bisa menghancurkan gunung dan bahkan sebuah kota dengan kekuatan sihirnya?" Aaman jadi sangat penasaran.

Aji tersenyum lagi dan berpikir sejenak, Yonan kini dipanggil Saint dan pahlawan. Itu adalah istilah paling hebat untuk seorang dengan kekuatan yang sangat besar dan dikagumi di dunia persilatan. Yonan pasti tersenyum di langit sana karena semua orang benar – benar menjadikannya panutan dan pahlawan.

"Kamu benar Aaman, jika mau. Yonan bisa menghancurkan satu kota dengan amukan apinya."

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka, Aaman semakin kagum pada kekuatan sihir yang dimiliki Saint Yonan. Aji sendiri teringat pada sahabatnya itu, sahabat yang mengorbankan dirinya dalam pertarungan besar 20 tahun yang lalu demi menyelamatkan dirinya dan demi perjuangannya kali ini untuk menghabisi Lord Demon.

Tangan Aji menggenggam kuat tali kekang kudanya, seolah dia sedang mengumpulkan kekuatan untuk menghancurkan sesuatu di depannya. Kali ini, dia harus membuat persiapan untuk bisa mengalahkan Lord Demon. Dia pasti akan muncul lagi, dan aku harus mempersiapkan perang dengan baik.

"Fist Thunder! Aku percayakan tugas ini padamu! Selanjutnya, kau harus menuntaskannya!"

Bayangan Yonan terbayang di dalam pikiran Aji, saat pertarungan besar itu. Nampak, Aji teringat Yonan berdiri dan hampir jatuh, dia menggunakan seluruh kekuatan yang tersisanya dan menghentakkan tongkatnya ke tanah. Dan...

Booommmm!

Ledakan besar terjadi.

"Tidaaaakkkk!"

Kepalan tangan Aji gemetar dan terdengar gemeretukan. Aaman merasakan anergi yang meluap sejenak dari tubuh Aji, namun segera energi itu menyebar dan hilang lagi dan seolah tak ada bekasnya.

"Anda tidak apa – apa Aji?" Suara Aaman agak pelan, agar tidak banyak orang di sekitar mereka yang tengah lalu-lalang mendengar percakapan mereka.

"Ya," Aji mengagguk pada Aaman, "Aku tidak apa – apa, hanya teringat sedikit kisah di masa lalu."

Aaman pun segera paham, pasti ada sesuatu yang diingat Aji. Mungkin pertempuran besar 20 tahun yang lalu. Cerita yang beredar soal peperangan besar 20an tahun yang lalu memang banyak yang simpang siur. Ada yang menyebut bahwa Lord Demon sudah dikalahkan oleh tiga legenda dan semuanya sirna dan meninggal secara keseluruhan, atau ada versi dimana kekuatan Yonan mampu menyegel Lord Demon setelah bertarung melawan Fist Thunder dan Ganada dan kelelahan sehingga Yonan menggunakan sihir terkuatnya.

Tidak ada yang tahu persis kisahnya, namun semua yakin bahwa tiga legenda, tiga Saint telah melindungi dunia persilatan dan mereka mengorbankan dirinya.

Soal pertarungan mereka, ada yang dipercaya tentang kisah mereka dan tertulis dalam manuskrip yang ada di perpustakaan rahasia di Ibukota ini, yaitu Kota Prisma. Kota Prisma yang kini di bawah kekuasaan God of War, Dasatama. Dia adalah putra dari Yonan sendiri.