webnovel

Chapter 1 : Karakter Sampingan

ReBirth 48

Chapter 1: Karakter Sampingan

"Aduh, duh, duh, duh." Shin bangun memegangi kepalanya yang sakit. Ia kemudian melirik ruangan sekitar.

"Tunggu, aku ... Dimana?" ucapnya kebingungan, tiba-tiba saja semua ingatan yang telah dilaluinya terlintas di otaknya, seketika ia tertegun dan terdiam.

"Ah, iya. Ini adalah kosanku ya, aku lupa. Minggu lalu aku telah kembali terlahir di tubuh seorang pemuda biasa ini," ucapnya, lalu menghela nafas. Shin kemudian bangun lalu duduk di kasur dan melihat kedua tangannya.

"Haaaah," hela Shin. Ia kemudian kaget ketika melirik jam di kamarnya.

"Aaahh! Sudah harus berangkat kah? Kenapa pas banget sih hari ini ada dosen yang masuk, terlebih lagi sepagi ini," decit Shin dengan keasl. Shin kemudian bangun, lalu mandi. Saat mandi ia berfikir tentang ....

"Di kehidupan sebelumnya aku entah kenapa selalu menjadi perhatian dalam setiap hal. Bahkan kematianku saat itu, membuat seluruh dunia peri bersedih. Karena itu, aku akan mengambil jalan lain di kehidupan ini. Aku harus memerankan peran karakter sampingan dengan sempurna. Ya harus!" tegasnya kepada dirinya sendiri di depan cermin. Shin kemudian memikirkan seluruh taktik dan teknik agar perannya sebagai karakter sampingan semakin sempurna.

**

Setelah semuanya selesai, Shin pun berangkat. Perjalanannya normal dan biasa saja, dia hanya menyapa kakak-kakak yang sudah standby di sekitaran gedung, namun tidak dengan teman-teman sejurusanya. Diapun masuk bertepatan dengan Dosen yang saat itu baru saja berdiri di meja pengajar.

Yah, seperti biasa. Dia sedikit dimarahi oleh dosen dan mendapat olok-olokan dari teman sejurusanya. Namun bagi Shin, ini adalah alur yang sempurna sebagai karakter sampingan. Shin duduk bersama kedua temannya, yang hanya itu yang ia punya. Shin menatap ke arah sang karakter utama di kelasnya, dengan kepintaran dan ketampanannya tentunya menjadi perhatian utama di kelas jurusannya. Begitu juga dengan sang heroin. Yang sedang bercanda tawa dengan karakter utama yang terlihat sangat serasi. Tidak ada yang menyadari keberadaan Shin selain kedua temannya. Namun, sesuai dugaan. Shin sangat bahagia dengan situasi itu. Dia berfikir betapa serunya menjadi seseorang yang tidak pernah di perhatikan.

Kemudian sebelum pulang, Shin terlebih dahulu berjalan-jalan ke sebuah taman yang di tengahnya terdapat sungai dengan aliran yang sangat deras. Shin membeli sebuah es krim lalu duduk di kursi taman dengan santai, ia memandangi keindahan sungai tersebut.

"Nikmatnya," ujar Shin sambil menjilati es krim di tangannya.

"Akhirnya aku bisa berjalan-jalan bebas, tanpa di kerubungi orang-orang. Aaahhh, betapa serunya menjadi karakter sampingan," tambahnya lalu memasang wajah yang sangat puas, ia kemudian mengeluarkan uang kertas dari kantongnya yang bernilai tinggi, ia berniat membeli beberapa camilan lain.

Namun, tepat di saat ia mengeluarkan uang itu, angin bertiup sangat kencang, dan itu menerbangkan uang kertas yang di pegang Shin. Shin kaget dan mencoba menangkapnya, namun gagal.

Uang tersebut terbawa angin, kemudian masuk kedalam aliran sungai itu, dan terbawa arus dengan sangat cepat. Dengan cekatan, Shin memasang wajah serius, kemudian berlari secepat mungkin.

Namun, setelah 3 menit berlari selayaknya manusia normal karena tidak ingin memancing perhatian. Di ujung aliran sungai itu, terdapat sebuah air terjun yang sangat curam dan memiliki ketinggian sekitar 54m.

"Air terjun? Arghh! Aku lupa tentang taman ini," ucap Shin sambil menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal.

Shin dengan terpaksa kembali menyalakan meredianya, dan kemudian memasang aura yang sangat kuat. Dengan cepat ia loncat masuk kedalam sungai itu dan mengambil uangnya. Saat itu juga Shin terjatuh ke bawah bersamaan dengan air dan uang yang telah ia dapatkan.

"Aaahh! Aku benci keberuntungan ku!" ucap Shin saat berada di udara. Ia memasang wajah datar.

Shin kemudian melihat kebawah, ia kemudian menambah aura miliknya, lalu dengan cepat jatuh kebawah dan mendarat dengan sempurna dan memasang gaya yang keren di atas sebuah batu besa, disertai dengan air yang terciprat kemana-mana membuat pendaratan Shin semakin sempurna.

"Kyaaa, eh! Apa!?" Terdengar sebuah teriakan dari bawahnya.

"Eh! Apa?" Dengan cekatan Kine melirik asal suara itu.

Di bawah kanan, ia melihat seorang wanita dengan pedang yang di angkat dan sangat kelelahan. Di depan wanita itu terlihat 15 orang berbaju hitam mengepungnya.

"Si-siapa kau!" tegas wanita itu yang kaget melihat seseorang tiba-tiba saja muncul dan jatuh dari air terjun yang sangat curam.

"Eh! Apakah kalian sedang menegpung wanita itu?" tanya Shin sambil memiringkan kepala, ia mencoba berbicara ke orang-orang berbaju hitam itu. Namun mereka menjawab pertanyaan Shin dengan mengarahkan semua senjata mereka tanpa ragu.

"Aku anggap itu iya, lalu? Apakah kau sedang kesusahan?" Shin dengan santai menatap wanita itu.

"Y-ya, apakah anda bisa membantu saya? Anda pasti sangat hebat bisa mendarat dari ketinggian seperti itu secara sempurna dan tanpa terluka," ucap Wanita itu mencoba meminta pertolongan Shin.

"Yap, sudah kuduga. Disini adalah saat-saat seperti di komik-komik yang sebentar lagi harusnya sang karakter utama akan datang dan menyelamatkanmu. Sayangnya aku bukan sang karakter utama itu. Karena itu, maaf aku tidak bisa membantu," ucap Shin dengan santai yang di Sergai wajah datar, ia lalu loncat turun dari batu dan berniat pergi dari situ.

"Eh?" ucap wanita itu merasa sangat bingung sambil memasang wajah yang terlihat tidak faham apa yang telah di ucapkannya.

Shin kemudian dengan santai dan berjalan pergi secara bahagia karena telah mendapatkan uangnya.

Tapi, ketika ia berniat pergi, puluhan orang berbaju hitam itu mengepung Shin. Shin kemudian membuang wajah bahagianya tadi. Dan kemudian memasang wajah serius yang disertai hawa membunuh.

"Arghh!! Keberuntungan ku benar-benar habis hari ini," seru Shin merasa sangat kesal, ia khawatir jika mengambil peran sang karakter utama dari alur ini, akan merubah kehidupannya yang tidak di anggap ada dan santai. Shin lalu menenangkan dirinya.

"Tapi, ah bodo amatlah! Sudah begini juga," ucap Shin kemudian menatap puluhan orang berbaju hitam itu dengan hawa membunuh yang sangat kuat.

Shin lalu mengeluarkan sebuah pedang dari bawah bayangan kakinya. Dengan cepat ia langsung menghajar kelima belas orang itu. Tanpa membutuhkan waktu beberapa menit. Semua orang sudah terkapar. Shin lalu menatap mereka dengan sangat kesal. Ia kemudian menjatuhkan pedangnya kebawah menuju bayangan tubuhnya, pedang tersebut seperti terhisap masuk ke dalam tanah.

Setelah selesai, Shin menghampiri wanita itu yang terduduk lemas dan kelelahan.

"Maaf ya, aku sudah mencoba meninggalkanmu tadi," ucap Shin sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum. Ia kemudian membantu wanita itu berdiri.

"Ah, tidak. Orang hebat seperti anda." Perkataanya berhenti, ia berdiri terlebih dahulu, baru melanjutkannya.

"Pasti setiap perkataan anda memiliki makna yang sangat dalam. Tadi tujuan anda mencoba meninggalkan saya pasti ingin menyerang mereka dari belakang atau memanggil bantuan kan?" ungkap wanita itu dengan tatapan yang berbinar dan penuh kekaguman.

Mendengar itu, di dalam hatinya Shin langsung memasang wajah kaget.

"Tidak! Aku benar-benar berniat pergi dari sini dan tidak kembali kesini lagi woy!" teriak Shin di dalam hati dengan sangat kaget. Namun ia mencoba tetap tenang dan terlihat keren.

"Y-ya, kau benar," balas Shin dengan nada pasrah.

"Lalu, siapa anda sebenarnya? Kenapa anda sangat kuat? Apakah anda berasal dari suatu clab atau grup?" tanya wanita itu dengan penasaran dan menatap Shin serius.

"Lah, lah. Kenapa malah kesini alurnya oy! Aku yakin jika aku menjawab tidak dia pasti akan mengajakku ke suatu perkumpulan. Itu akan sangat merepotkan. Lebih baik aku membuat sebuah grup ku sendiri saja," ungkapnya di dalam hati dengan sangat kesal. Kemudian Shin dengan sigap berfikir keras.

"Hmmmm," gumam Shin memikirkan nama kelompoknya.

"Kami, adalah Silance Sistem. Kami adalah sang pengamat dalam keheningan, namun sang pemburu kegelapan, yang selalu bergerak bersamaan dengan kesunyian. Awalnya grup ini adalah grup lama kakekku yang sudah bubar. Namun setelah kakekku meninggal, dan mewariskan semua ilmu beladiri yang sangat kuat padaku. Aku memutuskan kembali menghidupkan grup ini," ucap Shin dengan tersenyum lebar dan terlihat bangga akan itu, agar Shin terlihat bodoh karena mencari-cari alasan Yang sangat tidak masuk akal di jaman teknologi seperti sekarang.

"Eh? Memangnya tujuan dari grup ini apa?" tanya wanita itu lagi sambil memiringkan kepalanya.

Shin tersenyum, dia melanjutkan sebuah cerita yang tidak masuk akal di jaman seperti ini. Agar wanita itu tidak mempercayai cerita Shin, dan meninggalkan Shin sendiri.

"Kami melawan orang-orang yang menggunakan kekuatan kegelapan untuk berbuat jahat. Mereka tersebar di seluruh penjuru, bahkan di dalam pemerintah dan kepolisian pasti ada. Mereka bertujuan untuk menguasai dunia dengan meminjam kekuatan para iblis. Mereka bahkan menyebarkan kutukan-kutukan kepada para jenius berbakat dalam bidang beladiri agar tidak menghalangi rencana utama mereka, mereka dikenal dengan Sekte kegelapan," ucap Shin dengan tersenyum lebar dan bangga dengan kebohongannya, ia menaruh telapak tangannya di muka agar terlihat semakin bodoh.

"Eh? Apa!? Apakah itu benar? Apakah mungkin aku termasuk kedalam orang yang terkutuk itu?" Wanita itu seketika kaget.

"Buset? Nih cewe beneran percaya sama cerita begituan di jaman sekarang," teriak Shin di dalam hati kaget dan menatap wanita itu. Ia kemudian memalingkan wajahnya.

"Y-ya, karena itulah. Sebanyak apapun dan selama apapun kau berlatih, kekuatanmu tidak akan bertambah. Bahkan kutukan ini akan berlanjut ke generasi selanjutnya dan tidak akan hilang." Shin melanjutkan kebohongannya.

Wanita itu terlihat sangat kaget, ia kemudian menunduk dengan sedih.

"La-lalu? Apakah anda bisa melepaskan kutukan yang ada padaku tuan?" ucap wanita itu terlihat pasrah.

"Tentu," balasnya sambil tersenyum lebar. Shin berjalan mendekat dan sebenarnya berencana melakukan hal bodoh di sekitarnya, namun semuanya berubah saat Shin sadar bahwa meredianya tersegel. Hal itu sangat berpengaruh pada perkembangan latihannya.

"Tunggu? Aku hanya asal ngomong soal meredakan tersegel, tapi ... Kenapa meredianya benar-benar tersegel?" tegas Shin di dalam hati sambil memegang dagunya, ia bingung.

Namun, dengan berat hati Shin melepaskan segel dengan cara menotok dan membuat sebuah lingkaran Qi agar bisa menghancurkan segel tersebut. Namun hal yang membuat Shin lebih kaget dari asal omongnya yang ternyata kenyataan, adalah ...

Sebuah aura yang sangat kuat keluar dari wanita itu, aura tersebut membuat Shin menyadari bahwa ia jika di bandingkan dengan kultivasi dunia peri, kultivasinua saat ini mencapai lapisan aura tingkat ke 4 atau 5.

Dimana di dunia peri sebelumnya tingkatan kultivasi nya seperti ini:

Lapisan tubuh ===> Lapisan Jiwa ====> Lapisan Aura ===> Lapisan Langit ====> Saint.

Dimana setiap lapisan memiliki 10 tingkat (kecuali Saint).

"Tu-tunggu, ini benar-benar kekuatanku? Aku merasakan kekuatan luar biasa hebat masuk kedalam tubuhku," ujar Wanita itu sambil melihat kedua tangannya dan terlihat sangat bahagia.

"Y-ya, sebenarnya kau sejak kapan mulai berlatih?" Shin sangat kaget dengan kekuatan asli wanita itu, Shin mencoba bertanya padanya apa yang membuatnya bisa mencapai lapisan setinggi itu.

"Sejak aku ... Kelas 3 SD mungkin?" jawab wanita itu sambil mengingat-ingat.

"Pantas saja, jika kekuatanmu sangat kuat. Heuh ...," hela Shin. Ia kemudian mengatur kekagetannya, dan menyegel kembali meredianya, agar wanita itu tidak bisa melihat aura Shin.

Setelah cukup bahagia dengan kekuatanya, ia kemudian bergerak mendekati Shin dengan cepat dan menatapnya.

"Lalu, lalu. Bolehkah aku bergabung dengan kelompok anda tuan?" tanya wanita itu sambil menatap Shin dengan penuh semangat.

"A-apa!? Tidak-tidak." Shin sangat kaget ketika ia mendengar hal tersebut. Dengan cekatan Shin mencoba mencari alasan yang tidak masuk akal dan menolaknya secara halus.

"Jika kau bergabung, kau harus merubah namamu menjadi nama yang kuberikan, kemudian aku akan memberikan sebuah kode di lehermu secara permanen. Dan membuat kontrak yang menyangkut hidup dan mati. Itu sangat merepotkan tau," tegas Shin mencoba menolaknya dengan syarat yang tidak masuk akal. Tapi respon wanita itu adalah hal yang tidak ia duga sebelumnya.

"Tentu, tidak masalah. Saya adalah bayi yang ditinggalkan di panti asuhan, dan namaku saat ini bukanlah nama yang di berikan oleh orang tuaku, jadi aku tidak peduli. Jika masalah kode nama dan kontrak, saya tidak akan keberatan," respon wanita itu dengan nada yang sangat serius, ia kemudian menunduk di bawah Shin.

"Silahkan dimulai, tuan," tegasnya

"Sialan!! Kenapa Malah begini woy!!" teriak Shin di dalam hatinya, ia menangis tanpa air mata.

"Silahkan berikan saya nama, master," tambahnya, hal itu membuat Kine tersadar dari kesedihannya. Ia terpaksa memberikan nama wanita itu, karena seorang laki-laki itu tidak pernah menarik perkataanya.

Shin, mengangkat tangannya kedepan, ke atas kepala wanita itu.

"Baik, dengarkan ini ...," ucap Shin dengan ragu sambil terus berfikir nama apa yang cocok untuknya.

"Aku, sebagai pemimpin dari Silance Sistem kini mengangkat mu sebagai anggota resmi dan terpercayaku. Sekarang namamu adalah Ella!" Kemudian Shin menurunkan tangannya menuju leher Ella.

Ella kemudian menutup matanya karena tau bahwa hal ini akan menyakitkan.

Lalu Shin memanaskan tanganya dengan cepat. Dan membuat sebuah kode di leher Ella yang bertuliskan 'A1'

Hal itu membuat Ella memasang wajah yang terlihat sangat kesakitan, dan ingin berteriak sekuat mungkin. Namun ia harus menjaga harga dirinya di depan masternya.

"Sekarang yang terakhir, apakah kau benar-benar siap dan yakin!?" teriak Shin dengan nada kuat, ia mencoba menekan Ella dan memberikannya kesempatan terakhir untuk berhenti.

"Ya! Saya sangat yakin!" balas Ella dengan sangat tegas.

Shin menghela nafas panjang, ia tidak berfikir bahwa hari ini akan menjadi begitu melelahkan.

"Jika nanti kau berani berkhianat dan memberikan info pada musuh. Maka 1 info akan setara dengan 1000 jarum yang menusuk kepalamu hingga akhirnya kau mati. Apakah kau bersedia!?" teriak Shin lagi dengan sangat tegas tegas.

"Ya, aku bersedia!" Kemudian sebuah benang biru keluar dari tangan Shin, dan masuk kedalam kode yang di tanamkan secara permanen di leher Ella.

"Selamat, Ella. Kau sudah menjadi anggota resmi dari Silance sistem," ucap Shin dengan sangat keberatan. Ia masih merasa ragu akan apa yang ia lakukan.

"Ya, saya merasa terhormat bisa bergabung dalam grup anda, master," ucap Ella dengan penuh keyakinan. Ia lalu berdiri dengan bangga ....

"Tunggu, tunggu. Sebenarnya apa yang kulakukan saat ini? Apa yang sedang dibicarakan? Kenapa semuanya menjadi begini. Apakah kehidupan tentangku akan berakhir ... Argh!" teriak Shin di dalam hatinya dengan sangat kuat, ia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.

>>Bersambung<<

~Higashi.

次の章へ