Dan Selena setiap kali melihat lelaki itu memandang Keyra dengan tatapan penuh cinta malah semakin kesal bukan main, bagaimana tidak, sebab selama ini Selena selalu berusaha mendapatkan perhatian dari lelaki itu tapi lelaki itu nyaris tak mempedulikannya sama sekali.
"Diamlah, Mario. Apakah sebegitu cintanya kau dengan Keyra? Sampai kau selalu membelanya di mana pun dan kapan pun itu, benar-benar menjijikan!" kesal Selena.
"Ya, tentu! Aku memang mencintai Keyra, apa yang salah dengan itu? Aku hanya menunggu Keyra membalas cintaku, itu saja," jawab lantang lelaki yang tak lain bernama Mario tersebut. Untuk kemudian, Mario duduk dengan manis di kursi depan Keyra, memandang Keyra dengan tatapan dalamnya kemudian dia mengerutkan keningnya dengan sempurna. "Ya Tuhan, Keyra. Apa yang terjadi denganmu? Kenapa ujung bibirmu memar dan bagian dalam pundakmu juga? Apakah kau telah dihajar orang atau bagaimana? Kenapa kau bisa memar-memar seperti ini, Keyra?" Mario langsung menarik tangan Keyra, kemudian dia menyibak kemeja Keyra sampai atas lengan, dan betapa kaget Mario saat tahu jika lengan Keyra bahkan penuh dengan luka memar seperti luka cambukan yang dilakukan oleh seseorang. Mengetahui jika saat ini dia menjadi bahan perhatian, Keyra langsung menarik tangannya, menutupi semua bagian tubuhnya dengan sempurna kemudian dia berangsut mundur.
"Aku tidak apa-apa, Mario, sungguh! Aku hanya tidak sengaja terjatuh tadi saat hendak menolong seorang anak kecil menyeberang jalan, itulah sebabnya aku sampai seperti ini, aku ditabrak mobil dan terjatuh beberapa kali, tubuhku juga beberapa kali terbentur, jadi—"
"Jadi, kau bercerita seperti itu seolah kau ingin meminta simpati kepada Mario? Ck! Menjijikkan!" ucap Selena. Keyra pun kembali diam, tak pernah terpikirkan sama sekali di dalam hati Keyra untuk meminta perhatian atau apa pun itu.
"Apakah kalian selesai berdebat? Aku bahkan tak bisa konsentrasi sama sekali!" seru Laura dari dalam ruangannya, dia lantas keluar sambil bersedekap memandang semua orang yang ada di sana dengan sempurna. "Selena, ucapanmu benar-benar terlalu pedas dan lantang, apa yang dikatakan oleh Mario adalah benar, ini bukan perusahaanmu dan kamu bukan atasan, jadi berhentilah mendesak dan bertingkah seolah-olah kalau kau adalah atasan dan menindas karyawan yang lain, dan kamu, Keyra. Aku harap untuk besok kau tidak telat lagi, karena baru kali ini kau telat tentu aku akan memberimu dispensasi untuk itu, mengingat aku tahu jika semua yang terjadi pada keluargamu sekarang ini pastilah membuat dirimu benar-benar pusing, banyak pikiran, dan bingung membagi waktu. Namun aku harap, kau bisa tetap professional menjadi karyawan, Keyra. Sebab ini juga bukan perusahaanmu,"