"Lalu mengapa wajahmu terlihat marah?"
Ghani tidak menjawab, ia memilih untuk mengambil air diring dari lemari pendingin lalu duduk di meja makan.
"Wajahku memang selalu terlihat seperti ini." Jawab Ghani tersenyum tipis.
"Bertahun-tahun berlalu, kita tetaplah tidak akur." Gumam Rayhan, ia sangat menyadari adanya ketegangan diantara mereka berdua.
"Aku hanya tidak menyukaimu sejak awal." Sahut Ghani santai.
"Aku juga tidak pernah menyukaimu. Akan lebih baik jika kamu tidak ada diantara kami."
"Kami?"
"Aku, Rose dan keponakan-keponakan ku."
"Ya, kamu beruntung karena Rose melahirkan anak-anak dari kakakmu, tapi kamu dan Rose tetaplah tidak memiliki hubungan apapun. Aku tahu kamu perduli pada Rose, tapi bukan berati aku tidak menyadari jika kamu sedang mencari kesempatan untuk membalas kakakmu menggunakan Rose."
Senyum diwajah Rayhan menghilang, ia tidka menyangka jika Ghani akan menyadarinya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください