"tapi jangan dibuka sekarang, karena akan sangat berbahaya," titah Devan memberi peringatan kepada sahabatnya.
~New Chaps~
Happy Reading 📖 💜
Tring~
Tring~
Bel surgawi berdering semua siswa-siswi berhamburan keluar segera bergegas ketempat tongkrongannya masing-masing, namun hal ini sepertinya tidak berlaku dengan pria berkulit putih pucat itu karena dia lebih memilih untuk tetap duduk bermalas-malasan sambil memainkan benda pipih pintarnya menghiraukan keberadaan gadis agresif yang sedang membujuknya.
"ayolah Gib, temani aku ke kantin, " Ujar Laurent dengan nada yang terdengar menggelikan.
"pergi saja sendiri, " Sahut Gibran cuek.
"Gibran~" Rengekan gadis agresif itu sama sekali tak diindahkan oleh Gibran.
"ck, aku bilang pergi saja sendiri, kau sangat mengganggu waktuku, " Ucap pria berkulit putih pucat itu sambil decak sebal.
Setelah itu Gibran memasang 𝘦𝘢𝘳𝘱𝘩𝘰𝘯𝘦 di telinganya sambil memberi gestur mengusir, sedangkan gadis agresif itu mempoutkan bibirnya kesal dengan sikap Gibran kepadanya kemudian menurut pergi sambil menghentakkan kakinya.
"ck, menjijikkan," Gumam pria berkulit putih pucat itu pelan lalu memejamkan manik kelamnya.
Disisi lain terdapat tiga makhluk berbeda jenis kelamin sedang menyantap makanannya_ah lebih tepatnya hanya pria berbahu lebar saja yang terlihat sangat lahap sedangkan dua orang lainnya sedang terlarut dalam pikirannya masing-masing.
"ck, tidak baik melamun didepan makanan, " Tegur Adnan.
"Aku tidak sedang melamun hanya saja masih belum percaya dengan peristiwa yang dialami oleh Anna, " Bantah gadis berjuluk 𝘤𝘩𝘪𝘱𝘮𝘶𝘯𝘬 itu membela dirinya.
"kalau aku sendiri sedang mencari tahu pelakunya, " Timpal John.
"terserah kalian saja, " Ujar Adnan kesal.
'''''
Hari ini jam pelajaran telah selesai, waktunya siswa-siswi pulang kerumahnya masing-masing begitu juga dengan Pradipta bersaudara mereka harus mengganti pakaian sebelum kerumah sakit, namun baru saja sampai diparkiran ada yang memanggil salah satu dari mereka.
"yakk John tunggu! " Suara pekikan itu keluar dari bibir gadis berjuluk chipmunk yang sedang berlari kearah mereka.
"Bilqis jangan lari-lari nanti jatuh! " Tiba-tiba suara teriakan itu menginterupsinya namun tidak digubris oleh sang empu pemilik nama.
Setelah berhasil mengejarnya gadis berjuluk 𝘤𝘩𝘪𝘱𝘮𝘶𝘯𝘬 itu mengatur nafasnya yang tersengal-sengal sehingga membuat kedua pria tampan didepannya menatap heran sambil mengernyitkan keningnya.
"ada apa kau memanggilku? " Tanya pria berdimple dengan tampang bingungnya.
"yakk John apa kau lupa dengan janjimu?! " Pekik Bilqis kesal.
"janji yang mana? " Tanya John semakin bingung.
"aisshh, kau benar-benar lupa atau pura-pura sih? Waktu pagi kau berjanji mengajakku kerumah sakit untuk menjenguk Anna, " Racaunya semakin kesal.
"hehe, maaf Bil, aku benar-benar lupa, " Ujar John sambil tersenyum kikuk.
"Ka_lian se_dang ba_has apa? " Tanya Adnan terbata dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Kita akan pergi kerumah sakit, bang Adnan ikut atau tidak? " Sahut John.
"Bil, kau ikut? " Tanya pria berbahu lebar itu penasaran.
Gadis berjuluk 𝘤𝘩𝘪𝘱𝘮𝘶𝘯𝘬 itu hanya menganggukkan kepalanya saja sambil tersenyum tipis.
"yasudah jika Bilqis ikut, aku juga ikut, " Ucap Adnan final.
"Dasar bucin! " Sindir Gibran.
"bilang saja kau iri, " Cibir Adnan.
Bilqis dan John tidak mengindahkan ucapan kedua pria tampan tersebut.
"tapi kita ingin pulang kerumah dulu sebelum kerumah sakit, kalau kalian bagaimana? " Ujar John.
"hmm sepertinya aku juga perlu ganti baju dahulu, " Sahut Bilqis mantap.
"kalau aku sih bebas, tapi ganti pakaian lebih baik, " Timpal Adnan.
"terserah kalian, tapi ingat datanglah secepatnya jika tak ingin tertinggal," Jelas pria berdimple itu sambil tersenyum tipis.
"ayay kapten! " Jawab Bilqis sambil memberi gestur hormat.
Pria berbahu lebar itu menahan rasa gemasnya melihat kelakuan spontan dari Bilqis, sedangkan John hanya menggelengkan kepalanya saja karena sikapnya tak berbeda jauh dengan pujaan hatinya sementara itu pria berkulit putih pucat tersenyum sendu mengingat seseorang yang sedang terbaring diranjang pesakitan.
"𝘒𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘈𝘯𝘯𝘢, 𝘉𝘪𝘭, " Gumam pria berkulit putih pucat itu pelan.
"ayo John, kasihan Anna pasti dia sudah menunggu kedatangan kita, " Ujar Gibran lurus.
"Kita duluan ya, jangan sampai terlambat," Pamit John sambil mengingatkan.
"oke, " Sahut Bilqis dan Adnan berbarengan.
'''''
RS 𝘎𝘢𝘯𝘥𝘢𝘳𝘪𝘢
𝘋𝘳𝘢𝘱
𝘋𝘳𝘢𝘱
𝘋𝘳𝘢𝘱
𝘋𝘳𝘢𝘱
𝘋𝘳𝘢𝘱
Suara langkah kaki itu terdengar sayup-sayup dilorong rumah sakit tersebut hingga tak lama kemudian muncul keempat makhluk berbeda jenis kelamin itu menuju ruang 𝘝𝘝𝘐𝘗 dimana gadis mungil itu berada.
Selang 15 menit mereka telah sampai ditempat tujuannya, bau antibiotik segera menyapa indera penciuman dikala mereka memasuki ruang tersebut. Buliran bening berhasil lolos dari pelupuk indah milik gadis berjuluk 𝘤𝘩𝘪𝘱𝘮𝘶𝘯𝘬 itu saat melihat sahabatnya terbaring lemah disertai alat-alat yang menempel pada tubuhnya, sungguh dia turut merasakan sakitnya.
"hiks,,, An-na k-kenapa hiks,,, i-ini b-bisa t-terjadi hiks,,, k-kepadamu... hiks siapa yang berani melakukan hal jahat kepadamu Anna?! Hiks,,, katakan siapa pelakunya?! " Ucap Bilqis sambil menangis sesenggukan.
Ketiga pria tampan itu hanya bisa menahan tangis, mereka mengerti akan perasaan sahabat gadis mungil itu pasti sangat terpukul, siapa yang bahagia jika melihat sahabat satu-satunya terbaring lemah dalam keadaan koma diranjang pesakitan?
"apa kalian telah mengetahui pelakunya? " Tanya Adnan hati-hati.
"belum bang, tapi aku sudah menaruh curiga kepada seseorang, " Sahut John melirih.
"Siapa yang kau maksud? " Beo pria berkulit putih pucat itu penasaran.
"kak Laurent mantan cinta pertamamu sendiri, " Jawab John mantap.
"tapi John itu baru feeling mu saja, ada baiknya kita menyelidiki kasus ini terlebih dahulu, " Ujar Adnan memberi solusi.
Sebenarnya pria berkulit putih pucat itu sudah menaruh curiga semenjak kedatangan Laurent kerumahnya waktu kemarin namun dia tidak ingin gegabah terlebih dahulu sebelum menemukan buktinya.
"ya, aku setuju dengan ucapanmu, " Sahut Gibran mantap.
Hening, semuanya terdiam dengan pikirannya masing-masing kecuali suara isak tangis yang terdengar sangat pilu keluar dari bibir gadis berjuluk 𝘤𝘩𝘪𝘱𝘮𝘶𝘯𝘬 itu sehingga salah satu dari ketiga pria tampan itu harus turun tangan untuk menenangkannya.
"Bil, jangan menangis terus-menerus, nanti matamu akan semakin membengkak, " Ujar pria berbahu lebar itu pelan.
"apa kau tak mengerti perasaanku? Apa kau tahu bagaimana sakitnya perasaanku ketika melihatnya terbaring lema disini? Apa kau tahu betapa terpukulnya perasaanku? " Cerca Bilqis.
"aku mengerti semuanya Bil, aku mengerti. Tapi tolong dengarkan aku, kau jangan terlalu banyak menangis, kami juga ikut merasakan apa yang kau rasakan, " Tutur Adnan lembut.
Entah sadar atau tidak dia sudah mendekap tubuh ramping gadis berjuluk 𝘤𝘩𝘪𝘱𝘮𝘶𝘯𝘬 itu didada bidangnya sambil mengelus surainya dengan sayang.
"ck, drakor dadakan, " Cibir pria berkulit putih pucat itu pelan.
Setelah gadis berjuluk 𝘤𝘩𝘪𝘱𝘮𝘶𝘯𝘬 itu merasa tenang, dia menarik diri dari pelukan itu meskipun Adnan merasa sedikit tak rela untuk menyudahinya lalu keduanya memilih untuk duduk bergabung dengan Pradipta bersaudara, suasana hening kembali menyelimuti ruangan tersebut.
𝘊𝘦𝘬𝘭𝘦𝘬!
Tiba-tiba pintu terbuka dengan pelan menampakkan pria berparas 𝘢𝘯𝘪𝘮𝘦 bersama sahabatnya, raut wajahnya terlihat sangat serius seperti hendak menyampaikan sesuatu.
"Aku sudah mengetahui pelakunya, " Ucap pria berparas 𝘢𝘯𝘪𝘮𝘦 itu lurus.
"Siapa? " Tanya Pradipta bersaudara itu berbarengan.
"sebaiknya jangan dijelaskan disini, yang kutakutkan dia tiba-tiba datang kemari hanya untuk beralibi saja, " Kata Devan memberi solusi.
"benar, kita harus berjaga-jaga, " Sahut Rama menyetujui ucapan sahabatnya.
"baiklah, kita bicara dikantin 𝘝𝘝𝘐𝘗 saja agar tidak ada yang bisa mendengarkan pembicaraan kita, " Usul pria ber𝘥𝘪𝘮𝘱𝘭𝘦 itu serius.
"Bagaimana Gib? " Tanya Rama meminta pendapat.
"tidak masalah, " Jawab Gibran datar.
"Kalian tidak keberatan kan jika ditinggal sebentar? " Tanya John memastikan.
"tidak sama sekali. Sudahlah sana pergi dan datanglah dengan membawa kabar baik. " Sahut Adnan dengan gestur mengusir main-main.
"benar, aku tidak sabar ingin mengetahui pelakunya, " Timpal Bilqis sambil memasang wajah kesal.
"kak Devan, awas jadi nyamuk, " Bisik John sambil tersenyum geli.
Pria berkulit tan itu mengendikkan bahunya tak peduli, karena dia sudah terbiasa dengan suasana seperti itu.
'''''
Kedua Pradipta bersaudara itu menggeram rendah ketika mendengar rekaman itu diputar dari ponsel pintar milik pria berparas 𝘢𝘯𝘪𝘮𝘦 itu yang berisi tentang rencana busuk untuk mencelakai gadis mungil kesayangan mereka memang awalnya teman-teman satu gengnya turut andil lalu berakhir gadis agresif itu sendiri yang melakukannya, dan ini benar-benar murni kesalahan Laurent, MURNI!
"Aku ingin menjebloskan dia kedalam penjara hari ini juga! " Ujar pria berkulit putih pucat itu penuh penekanan.
"tapi bang menurutku jangan terlalu gegabah, tidak baik untuk kita, bisa saja dia kabur, " Sahut John memberi solusi.
"benar Gib, kita harus menghadapinya dengan kepala dingin," Timpal Rama.
"tidak, bukan begitu maksudku jadi kita harus mengikuti permainannya atau mempermainkannya pun tidak buruk, " Ujar John dengan seringai tipisnya.
"maksudmu? " Tanya Rama penasaran karena merasa tertarik dengan taktik pria ber𝘥𝘪𝘮𝘱𝘭𝘦 itu.
"apa kau mempunyai rencana? " Beo pria berkulit putih pucat itu tak kalah penasaran.
"begini... " Pria ber𝘥𝘪𝘮𝘱𝘭𝘦 itu membisikkan rencananya kepada kedua pria satu tahun lebih tua diatasnya.
Setelah itu sebuah seringaian terpancar diwajah tampan mereka masing-masing.
"bagus juga idemu John, aku jadi tidak sabar melakukannya, " Ujar pria berkulit putih pucat itu lurus.
"Aku ingin melihat reaksinya disaat semuanya berhasil terbongkar, " Sahut Rama dengan seringai nya.
"kalau aku sendiri, sangat tidak sabar melihat mayatnya membusuk didalam penjara, " Timpal John 𝘴𝘢𝘷𝘢𝘨𝘦.
TBC