Risya pergi dengan kesal meninggalkan Arul. Dia merajuk seperti anak kecil. Terpaksa Arul membujuknya. Arul nggak mau mereka marahan lagi padahal mereka baru aja berbaikan.
" ihh...gitu aja marah sih. " ledek Arul sambil menjentikkan jarinya ke hidung Risya.
Risya masih cemberut dan menyingkirkan tangan Arul dengan kasar.
" gimana kalo beli burger aja ya, jangan ice cream. " tawar Arul.
" nggak mau."
" spaghetti? "
" nggak." kata Risya ketus
" hot dog"
" eenggaak."
" ya udah...kamu mau apa selain ice cream? aku beliin asal jangan ice cream." Kata Arul sambil menggenggam tangan Risya memohon pengertian padanya.
" sayang, kamu lagi sakit, kamu juga batuk-batuk sampe mengeluarkan darah lagi."
" ka...kamu tau ka." tanya Risya keheranan
" iya aku tau. karena itu aku takut kamu sakit lagi, kamu kalo batuk sampe nafas kamu sesek dan tersengal-sengal. aku nggak tega ngeliatnya. aku sayang sama kamu. please jangn sakiti dirimu sendiri. Apa kamu nggak sayang sama aku ? dan mau ninggalin aku sendiri. "
Risya jadi sedih melihat wajah Arul. memang benar apa yang dikatakan Arul. dan memang hanya Arul yang bisa membuat dia manja seperti itu. Risya membalas genggaman tangan Arul
" iyaaa..maaf...ya ka. aku kaya anak kecil ya.?"
" dasar anak kecil. "
Risya memegang lengan Arul dengan tatapan penuh kekaguman.
" udah yuk kembali ke bus aja. kamu pasti cape. "
" kita ke rumah hantu dulu ka. "
" emang berani? "
" beranilah...ke kuburan malem-malem aja aku berani. " kata Risya dengan sombong.
" masa?? nanti jangan peluk-peluk lo ya kalo takut. " kata Arul.
Risya mencubit pinggang Arul mesra.
" aaawww...sakit."
Risya dan Arul lalu masuk ke Rumah Hantu. hantu yang pertama itu adalah seorang perempuan berpakaian putih rambut panjang di taruh di depan dada. kedua matanya berdarah, sambil memegang bayi. diam dipojokan dibawah lampu temaram, sementara sekelilingnya gelap semua. begitu menyeramkan, tiba-tiba dia membalikkan badan dan terlihat lubang yang sangat besar di punggungnya dengan banyak cacing dan belatung lalu tawanya melengking
" ih...hi...hi...hi...hik " dengan sangat mengagetkan. membuat semua pasangan disitu semua berteriak " aaaaaachhhhh..."
teriak mereka takut, lalu bergelayut pada lengan pasangannya masing-masing. ada yang sampai gemetaran dan kencing di celana. hehehe...padahal Dia seorang lelaki yang berbadan tegap dan tinggi besar seperti seorang preman.
Tapi Risya memang pemberani Dia hanya memegang lengan Arul sebentar karena terkejut dengan gerakan sundel bolong yang tiba-tiba.
" wah..nggak seru nih. masa kamu nggak takut sih Ris? aku jadi ga bisa peluk kamu.huft" kta Arul kecewa. padahal dia berharap Risya akan bergelayut manja di lengannya dan minta dipeluk seperti kebanyakan gadis-gadis didepannya.
" wee.." Risya menjulurkan lidahnya mengejek Arul.
" kak...kita jalan terpisah gimana? kita berlomba siapa yang keluar duluan itu yang menang. nanti kita ketemu aja di pintu keluar. " tantang Risya.
" jangan...aku ga mau kamu sakit nanti. aku ga mau kamu pergi sendiri. kalo kamu pusik atau sesak nafas gimana? enggak....enggak. " kata Arul sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
" aku udah sehat ka. jangan terlalu khawatir aku gapapa ka.please.." rayu Risya.
" enggak sayang aku nggak ngijinin. " Arul tetap bersikeras. tapi Risya juga nggak kalah keras kepalanya dengan Arul.
Dia lalu mendekat ke wajah Arul dan mencium bibir Arul lembut dan langsung berlari menyelinap ke ruangan berhantu lainnya. Arul terpaku dengan kejadian barusan. sengatan listrik begitu terasa dimulutnya. manis...beberapa detik kemudian di mengejar Risya. tapi Risya cepat sekali menghilang. Arul jadi khawatir..Dia mencari disetiap ruangan namun tidak juga menemukan Risya. Arul semakin gelisah.takut terjadi apa-apa dengan Risya. Selama 1/2 jam Arul kalang kabut mencari Risya tapi tidak menemukannya juga. hatinya mulai berdegup kencang, wajahnya memerah karena khawatir. tiba-tiba Dia melihat seseorang seperti Risya yang dibekap oleh hantu yang memakai topeng SCREAM dan dibawa ke suatu tempat langsung aja dikejar oleh Arul.
Risya masih meronta-ronta ketika hantu scream itu membekap mulutnya sambil menodongkan pisau di leher Risya. Risya dibawa ke sebuah taman yang sepi oleh hantu scream itu.
Arul yang menyadari kekasihnya dalam bahaya langsung mengejar hantu itu.
" tolong lepaskan Dia. .." kata Arul memohon
" tidak...dia harus mati."
" tolong jangan main-main dengan pisau, itu bisa melukainya."
" ja..di kamu sangat mencintainya?"
" tolong lepaskan Dia. kita bisa bicara baik-baik. jangan sakiti Risya" Arul masih berusaha bernegosiasi dengan orang di balik wajah scream itu.
tapi hantu itu malah mengencangkan dekapnya. dan merobek hijab yang dipake Risya.
Arul benar-benar takut Risya terluka. Dia berteriak seakan dialah yang terluka.
" Tolong Bel, buang senjatanya bel. jangan Konyol Bel. aku mohon " Arul sampai memohon agar Risya dilepaskan.
" Bel...Bela. jadi hantu ini adalah Bela." pikir Risya. kalo benar Dia Bela, berarri hidupku dalam bahaya.
Risya memperhatikan hantu yang sedang menyandranya kini. Dia merasa bahwa yang membekapnya saat ini memang bukanlah seorang pria namun seorang wanita. Dia mencium parfum wanita dari tubuh orang yang mendekapnya. Risya sadar wanita ini memanglah Bela. jadi Dia harus bisa menyelamatkan diri. Tiba-tiba ada seseorang dari belakang yang memukul hantu Scream itu dengan tas punggungnya, Risya tidak membuang kesempatan seperti itu saat si hantu scream itu lengah. langsung saja dia menginjak kaki hantu itu. sehingga dia merasa kesakitan dan melepaskan Risya. Risya langsung berlari kearah Arul.
" kamu nggak papa? nggak ada yang terlukakan " tanya Arul penuh perhatian.
Risya lalu mendekap Arul dengan erat.
" kak...aku baik-baik saja."
" syukur alhamdulillah..ya Allah. " kata Arul sambil membalas pelukan Risya dan tidak lagi memperdulikan Hantu yang tadi menyandranya.
" Woy...lo kira dunia milik berdua bang. cepat panggil keamanan." kata Dian yang sudah melumpuhkan Bela dengan memitingnya. Dian memang jago tekwondo. Dia beberapa kali memenangkan pertandingan tekwondo di Bandung.
" Ops...iya...iya...maaf. " kata Arul dan Risya sambil tersenyum. kali ini Bela terkena batunya. Bela ditangkap dan di bawa ke kantor polisi untuk segera di proses. kali ini kejahatannya benar-benar serius. karena dia tidak hanya dituntut atas percobaan pembunuhan. juga di tuntut oleh pihak keamanan DUFAN karena mengganggu ketertiban umum dan melakukan tindakan tidak menyenangkan yang mengganggu keselamatan pengunjung.
Bela masih berteriak-teriak histeris saat Polisi membawanya masuk ke mobil tahanan. bahkan dia bertingkah seperti orang gila. Dia menangis lalu tertawa.
" lepaskan...lepaskan aku pak polisi...tolong...tolong aku ditangkap penjahat, aku mau diculik, tolong aku mau diperkosa....polisi ini mau memperkosaku...aku mau dibawa kemana pak? mau liburan ya? asyik...asyik...aku ikuut.aku..ikut.... " teriak Bela sambil tertawa terbahak-bahak.
Semua orang yang melihatnya menjadi sangat kasihan pada Belinda.
Arul dan Risya bisa pulang dengan tenang. kali ini tempat Dian di bus digantikan oleh Risya. dan Dian pindah ke bus yang ditumpangi Risya.
Arul menarik kepala Risya dan disandarkan di dadanya. Dia tau Risya pasti sangat letih. kondisinya yang tidak sehat ditambah dengan teror dari Bela pasti membuatnya lelah.
" tidurlah...kamu pasti lelah." kata Arul sambil membelai kepala Risya.
" kak...terima kasih udah selalu menjagaku." ucap Risya sambil memejamkan matanya.
" iya..aku akan selalu menjagamu sepanjang umurku. " ucap Arul sambil mencium kepala Risya. Arul merasa lega karena Bela sudah ditangkap. Saat ini dia bisa mencintai wanitanya itu tanpa takut disakiti lagi. karena kali ini mungkin hukuman Bela akan lebih berat.