48 Pagi Hari

Anya menangis di pelukan Aiden. Air matanya terus mengalir satu demi satu, membasahi piyama Aiden. Ia tidak bisa melupakan mimpi buruk yang menghantui tidurnya.

Mimpi itu terasa begitu nyata hingga membuatnya berkeringat. Bajunya terasa sedikit basah, namun ia tidak berani bergerak. Ia tidak berani turun dari tempat tidurnya dan menjauh dari Aiden. Ia membutuhkan Aiden …

"Itu hanya mimpi. Tidak apa-apa …" Aiden memeluk tubuh Anya sambil membelai rambutnya dengan lembut. Ia membelai rambut Anya, mengelus punggungnya dan membisikkan kata-kata untuk menenangkan Anya.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください

avataravatar
次の章へ