webnovel

Bab 1

Nayla berusia 23 tahun hidupnya cukup sederhana, awalnya ia bekerja di tempat sebuah restoran mewah itu. Tapi sudah di pecat oleh bosnya, hanya karena ia sudah membuat masalah di tempat restoran itu.

Dirinya tak tahu harus melamar pekerjaan di mana lagi, sedangkan ia sudah beberapa kali melamar kesana-kemari ke tempat perusahaan terdekat. Ia juga sudah melamar pekerjaan di tempat sebuah restoran, tapi masih saja tidak terima.

Sungguh membuat dirinya semakin lelah saja, tak tahu harus bagaimana lagi. Pagi ini ia sedang ada di luar rumah, berjalan di pinggir jalan. Mencari pekerjaan dengan penuh semangat, ia tidak boleh menyerah begitu saja.

Bagaimana bisa putus asa, jika di rumah saja ada orang tua yang harus ia tanggung untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kenapa hidupnya ini menjadi berat sekali, rasanya ingin menyerah. Tapi ia jadi teringat oleh ibunya sendiri, tidak pernah lelah menghidupi keluarganya.

"Sial! Bagaimana caranya agar mendapatkan pekerjaan lagi," gumam Nayla. Mengacak-acak rambut miliknya sambil menendang sebuah kaleng ke sembarang tempat. Rasanya capek sekali, ia tidak boleh putus asa. Ada keluarganya di rumah yang harus di bahagiakan.

Di sisi lain ada seorang lelaki yang sedang sibuk bertengkar dengan istrinya. Dia adalah Aris seorang CEO di perusahaan miliknya. Lagi-lagi ia selalu bertengkar, hanya karena masalah lelaki itu saja.

Dahulu Aris dan Maira menikah di jodohkan oleh kedua orang tuanya, Aris memang menolak perjodohan itu. Tapi, ia sempat berpikir untuk mencoba berumah tangga dengan gadis itu.

Lalu mengapa saat kami sudah menikah, Aris baru tahu jika istrinya mempunyai masa lalu dengan sahabat dirinya sendiri. Dari situ perasaan Aris begitu sangat sakit sekali, mengapa istrinya begitu tega merahasiakan ini semuanya.

Kenapa Maira tidak bercerita kepada dirinya, jika ia memang pernah dekat dengan sahabatnya itu. Sahabatnya itu bernama Arga, pertama kali bertemu di sekolah SMK.

Arga orangnya memang asik, ia selalu membuat Aris kesal. Yah, walaupun dia seperti itu. Tapi, Aris bahagia mempunyai sahabat seperti dia.

Beberapa hari yang lalu, Aris baru tahu jika Arga mantan kekasih dari istrinya sendiri. Ia tidak bisa membayangkannya, bagaimana bisa mereka berdua tidak pernah bercerita kepada dirinya.

Saat ini Aris sedang berada di dalam kamarnya, ia bertengkar dengan istrinya. Hanya karena masalah sahabatnya saja, Aris tidak peduli jika mereka berdua mempunyai masa lalu. Ia hanya ingin mereka berdua menjawabnya dengan jujur, apa mereka masih mempunyai perasaan yang sama seperti dulu. "Lebih baik kita cerai." Kalimat itu yang keluar dari mulut Aris, ia tak pernah berfikir untuk menceraikan istrinya. Tetapi, ia sudah muak dengan tingkah laku isterinya. Tak pernah ia bayangkan, bagaimana istrinya bisa selingkuh dengan sahabat dari suaminya sendiri.

"Kamu hanya salah paham, Mas. Aku sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Adam," ucap Maira. Masih ingin membujuk suaminya, agar dia bisa percaya dengan dirinya lagi. Ia pun tak tahu harus mengatakan apa lagi, bagaimana bisa Aris percaya dengan dirinya. Sedangkan Aris sifatnya tidak mudah percaya dengan orang lain, sama istri sendirinya pun tidak percaya.

"Lalu yang ada di foto itu apa?" ucap Aris terus menerus menuduh istrinya, membanting semua benda yang ada di dalam kamarnya. Ia tidak bisa bersikap kasar dengan istrinya, hanya saja ia membanting semua benda untuk melampiaskan emosinya.

"Adam sedang bersedih, aku hanya berniat ingin menenangkan dia saja." Maira memang sedang berbohong, ia melakukan ini semua agar suaminya percaya lagi dengan dirinya ini.

Maira sudah ingin menyentuh lengan suaminya, tapi Aris menghindari sentuhan itu. sudah berapa kali Aris katakan pada istrinya, jangan mendekati sahabatnya lagi. lalu mengapa isterinya masih saja mendekati lelaki itu.

Aris menatap tajam sambil mengepalkan kedua tangannya. "Kamu pikir saya percaya dengan omongan kamu, Sama sekali saya tidak percaya." Sepertinya, ia harus menghindari istrinya terlebih dahulu agar emosinya menurun. Aris segera berjalan keluar dari kamarnya, tapi istrinya sudah ingin mencegah dirinya untuk tidak keluar dari dalam kamar ini.

"Mas, kamu mau kemana?" tegur Maira memegangi lengan suaminya, membuat Aris menepiskan tangan istrinya.

"Saya butuh ketenangan, jangan menghalangi saya. Atau saya akan berbuat kasar dengan kamu." Aris hanya butuh ketenangan, agar ia tidak bersikap kasar dengan istrinya. Tapi Maira tetap menghalangi suaminya untuk tidak pergi dari kamarnya.

"Mas, aku mohon jangan pergi. Kita selesaikan masalahnya dengan baik-baik saja." Maira menggenggam tangan milik suaminya, Aris pun segera menepis tangannya.

"Tidak perlu menyelesaikan masalah lagi. Saya sudah ingin memutuskan menceraikan kamu," jelas Aris sudah tidak ingin mendengar perkataan dari istrinya lagi, karena semuanya sudah jelas jika istrinya itu memang selingkuh di belakang dirinya.

Untuk apa lagi mempertahankan pernikahannya ini, kalau istrinya saja sudah mengkhianati dirinya.

"Tapi, Mas. Aku masih cinta sama kamu." Maira tidak ingin di ceraikan oleh suaminya, jika dirinya di ceraikan sama saja ia masih belum mendapatkan harta warisan dari suaminya.

"Haha cinta, kamu itu hanya cinta dengan adam bukan saya. Lebih baik kamu menikah dengan dia, saya pergi dulu."

Aris tertawa sinis, berpikir tidak mungkin istrinya itu mencintai dirinya. Bagaimana bisa, ia tahu betul jika istrinya itu hanya mencintai sahabat dirinya saja.

Ia segera keluar buru-buru keluar dari dalam kamarnya, ia sudah tidak peduli lagi dengan istrinya. Hatinya pun sudah hancur, mengapa istrinya itu begitu tega sekali.

"Kenapa mas Aris tidak percaya denganku sih, rencana ku jadi gagal deh." gumam Maira masih heran dengan suaminya sendiri, mengapa dia tidak percaya lagi dengan dirinya. Apa mungkin ada seseorang yang sudah membuat pernikahannya ini hancur.

"Sial, kenapa Maira sampai membohongiku. Apa dia tidak memikirkan perasaan ku ini, hati aku sakit Mai."

Satu tangannya memukul stir mobil, ia masih tidak habis pikir. Sudah berapa kali dirinya memberikan kesempatan pada istrinya, Lalu mengapa Maira menghancurkan kepercayaan dirinya lagi.

Waktu itu Aris pernah di beritahukan oleh salah satu supir pribadinya, jika istrinya itu pernah datang ke salah satu tempat restoran. Lalu supir pribadinya sengaja memfoto mereka berdua yang sedang asik bermesraan.

Sudah Lebih dari tiga kali, supir pribadinya memergoki istrinya dengan lelaki itu. Saat itu Aris masih belum tahu siapa lelaki itu, lalu beberapa hari ini Aris tidak sengaja bertemu mereka berdua di sebuah mall.

Aris menghampiri mereka berdua yang sedang berduaan, sampai kamu berdua bertengkar di tempat sebuah mall itu.

Sungguh Aris sangat pusing sekali, hanya memikirkan istrinya saja. Mungkin dengan cara ia menceraikan istrinya lebih baik, daripada ia harus mempertahankan pernikahannya ini.

Ada seorang perempuan yang ingin menyeberangi jalanan, tapi saat di ingin menyebrang tiba-tiba saja. Ada sebuah mobil yang melaju cepat, entah mobil siapa itu. Membuat dirinya hanya terserempet mobil saja, tubuhnya jatuh ke tanah.

Saat Aris sedang tidak fokus menyetir mobilnya, tiba saja ada seseorang perempuan yang ingin menyebrang. Tapi Aris tidak sengaja menabrak seorang perempuan itu. Membuat dirinya sangat syok sekali.

"Astaga, kenapa sampai menabrak orang segala sih."

Aris mengusap wajahnya dengan kasar, mengapa semuanya jadi seperti ini. Urusan rumah tangganya saja masih belum selesai, lalu sekarang ia sudah membuat masalah lagi.

"Awh sakit…"

Seorang perempuan itu sudah terduduk di lantai dengan kedua kakinya agak lecet, Aris segera keluar dari dalam mobilnya berjalan mendekati wanita itu.

"Emm, maaf mbak. Tadi saya tidak sengaja menabraknya."

Aris meminta maaf pada pada gadis itu, karena ia tidak sengaja menabrak wanita di hadapannya ini.

"Tampan sekali, sepertinya dia orang kaya. lebih baik manfaatkan dia saja deh."

Wanita itu sempat berfikir, kalau lelaki di hadapannya dari keluarga terkaya. Sepertinya, ia harus memanfaatkan kondisi ini.

"Halo, mbak. Kenapa melamun."

Aris melihat wanita itu melamun, ia mencoba melambaikan tangan di depan wajahnya. Membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Kamu sudah menabrak saya, saya tidak mahu tahu. Kamu harus ganti rugi."

Wanita itu adalah Nayla seorang gadis yang sangat nakal sekali, ia tidak mau tahu lelaki itu harus bertanggung jawab atas perbuatannya ini.

Ia mempunyai cara, agar lelaki itu ingin membantu dirinya. Mungkin dengan cara ini, lelaki itu bisa memberikan dirinya pekerjaan yang layak untuk ditempati. Ia sudah lelah mencari pekerjaan ke sana-sini, lebih baik ia memanfaatkan lelaki itu saja.