webnovel

PARTNER

Ketika Dian dan Sean dipertemukan dalam sebuah jabatan, dan dalam situasi yang selalu membuat mereka bersama. Segalanya yang terbaik diberikan oleh Dian, tetapi tidak dengan Sean. Terlalu tidak enakkan kepada orang lain, hingga orang yang berarti disia - siakan. Apakah mereka dapat bersatu? "Untuk apa gua menjaga perasaan lu? Sedangkan lu sendiri ngga pernah menjaga perasaan gua." Dian Anetha Briana Eleanor "Gua bukan ngga pernah menjaga perasaan lu. Gua selalu menjaga perasaan lu, tapi dengan cara gua." Sean Basil Effendy ****** ♡ Happy Reading ♡ Jangan Lupa Vote dan Comment ♡ Butuh Saran yang Membangun ♡ Maaf kalau kurang jelas karena aku author baru :(

Dian_Paulina · SF
レビュー数が足りません
5 Chs

Part 2♡

Dian POV

Kegiatan belajar mengajar pun dimulai. Aku merasa salah memilih tempat duduk, karena ternyata aku dan Ratu menjadi perempuan diantara tempat duduk yang disenangi para teman laki - laki ku. Buktinya kiri, kanan, depan, belakang ku semua merupakan laki - laki.

Aku mulai mencatat yang ditulis di papan tulis, baru sebentar aku menulis aku merasa ada yang memanggil ku. "Dian.. sutt Yan." Panggil Bagas kepada ku secara berbisik. Bagas adalah cowo dengan perawakkan tinggi, hitam, dan suka melawak. "Kenapa Gas?" Jawab ku. "Ngga apa - apa Yan manggil doang." Jawab Bagas sambil nyengir. "Cie Bagas manggil - manggil Dian, suka tuh Yan sama lu dari kelas 11, ya kan Gas?" Itu adalah suara Rahmat.

Dia adalah cowo dengan perawakkan putih, dengan alis tebal, tapi sayangnya dia agak pendek, coba kalau tidak pasti dia bisa menjadi most wanted di sekolah ku. Satu kelas pun mulai mencie - cie kan aku dan Ilyas. "Oh jadi Dian sama Bagas? Bukan sama Sean?" Tanya wali kelas ku yaitu Bu Anna. Bu Anna memang sudah kenal dengan ku. "Eh ngga bu." Jawab ku. Aku hanya tersenyum dan tidak ingin menanggapinya lebih jauh.

Aku melihat dengan ujung mata ku ada yang menatap ku tajam saat aku dicie - ciekan. Tetapi aku segera menepis pemikiran itu dan melanjutkan mencatat. "Sudah - sudah lanjutkan mencatatnya." Bu Anna bersuara kembali. Dan kegiatan belajar mengajar dilanjutkan kembali.

"Jam ke-4 telah selesai, saatnya memasuki jam istirahat." Bel istirahat pun berbunyi dan kemudian berganti dengan lagu - lagu yang diputar dari lobby sekolah. Setiap istirahat pasti ada anggota OSIS yang berada di lobby sekolah untuk memutar lagu - lagu yang dapat menghibur waktu istirahat para siswa dan siswi supaya mereka tidak jenuh terus belajar.

"Yan, gua laper nih, jajan yuk." Ajak Ratu. "Yuk, tapi pasti rame banget Tu, gua males banget jajan ke kantin kalau rame yang ada gua jadi anak ilang." Jawab ku. "Ngga kok, udah ah yuk." Ajak Ratu lagi. "Iya udah deh yuk." Jawab ku. Kami mulai berjalan ke kantin. Aku hanya membeli makanan ringan saja untuk mengisi perut ku yang kosong, begitu juga dengan Ratu. "Udah Tu?." Tanya ku. "Udah Yan, yuk deh ke kelas keburu bell." Jawab Ratu. Aku hanya mengangguk dan mulai melangkahkan kaki ku ke kelas.

Saat sudah sampai di dekat kelas, aku melihat depan kelas ku sangat ramai dengan siswa laki - laki. Ternyata itu adalah anak kelas ku dan anak kelas 12 MIA 4. Bagaimana aku tahu? Aku mengenal mereka saat kelas 11. Aku sekelas dengan banyak siswa laki - laki yang merupakan anak ekskul futsal, dan aku suka bercanda bersama mereka, dan mereka pun suka mengajak teman lainnya untuk berkumpul bersama untuk sekedar mengobrol.

Kemudian aku dan Ratu lewat. "Misiii... " Kata ku dan Ratu berbarengan. "Dian tuh Dian." Kata Rahmat kepada teman - temannya. "Apa lo? " tanya ku." Galak amat Yan, salting yaa? Ada Bagas." kata Rahmat. "Ngga tuh biasa aja." Jawab ku. Saat aku menoleh ternyata Ratu sudah berada di kelas, dan aku masih di depan pintu kelas. "Kalau mau masuk harus kasih kita makanan, kasihanilah kami orang susah Yan." Ucap Satya.

Satya adalah cowo dengan perawakkan gendut, hitam. "Idih ogah banget." Jawab ku sambil jutek. Kemudian banyak yang ingin masuk tapi diperbolehkan, sedangkan aku tidak boleh. "Ih elah misi ah, gua pengen masuk. Misi atau gua tabok?." Ancam ku kepada Satya. "Mau dong ditabok." Jawab Satya. Aku pun meniup tangan ku hah hah dan langsung menaboknya dengan kencang karena aku yakin dia tidak akan merasakan sakit jika hanya pelan, karena badannya tertutupi oleh lemak tebal, haha.

"Ya Tuhan apa salah dan dosa hamba minta makan aja malah ditabok oleh anak setan." Ucap Satya mendramatiskan suasana. Kemudian dia pun bergeser dan langsung memperbolehkan ku masuk.  Kemudian aku masuk, lalu menoleh kebelakang aku pun berjalan kembali ke arah Satya.

"Nih buat lu, maaf yaa khilaf gua tuh tadi hehe..." Kata ku sambil memberikan dia satu jajanan yang berada di tangan ku. "Payah lo Sat, masa sama Dian aja kalah." Ledek salah satu dari mereka. "Syalan lo, cobain aja sendiri kalau ngga percaya kalau itu sakit." Jawab Satya dengan kesal. "Ya iyalah sakit, dia aja mantan anak karate Sat." Jawab Farhan.

Farhan adalah salah satu teman cowo ku di ekskul PRAMUKA, kami sempat menjadi pasangan ketua regu inti saat kelas 11. Dia juga mengikuti latihan Karate di luar sekolah dan kami sempat merencanakan untuk battle, tapi akhirnya rencana hanyalah menjadi wacana. "Jam istirahat telah selesai, saatnya memasuki jam ke-5." Suara bel masuk pun berbunyi, dan semua siswa dan siswi bergegas masuk ke kelas masing - masing.

Jangan lupa vote dan komen ya. Agar aku semangat update hehe.. Karena aku penulis baru butuh kritikkan yang baik dan saran yang membangun. Terima kasih ♡