webnovel

Has Begain

Anggra: Saat pertama melihatmu dalam Tim ini aku hanya kagum, begitu pula

pertemuan-pertemuan selanjutnya aku hanya kagum dan ingin mendapat

perhatian kecilmu, beberapa kali salah tingkah dan malu. Namun pada

suatu waktu, hari itu saat kita berada dalam 1 tim kecil, aku, kamu, dan 1 anggota lain. Kamu memberikan kepercayaan untuk pertama kalinya kepadaku dan aku bersyukur dapat menyelesaikannya, kamu senang mendengar hal itu. Lalu kita bercanda dan berbincang,kamu mengambil tempat tepat disampingku, entah suatu kebetulan atau memang kamu mau

mengambil posisi tersebut karenaada tempat merebahkan punggung. Hingga pada suatu pembicaraan yang membuatku sedikit aneh, kamu menceritakan sedikit tentang dimasalalu. Bagiku itu merupakan suatu hal yang privat, bahkan aku tidak akan meceritakan hal tersebut kepada orang baru aku kenal dan bertemu beberapa kali. Namun kamu menceritakan hal tersebut dengan santai dan nyaman seakan kita sudah dekat, dan pada akhirnya aku tenggelam pada ceritamu dan menyangkal beberapa pendapatmu, hingga kita mengacuhkan 1 orang tersebut. mungkin bagimu

itu biasa saja, tapi bagiku itu adalah suatu hal yang aneh, kamu terlalu

santai untuk membicarakan semuanya kepada orang yang belum kamu kenal lama. Rasa berdebar begitu jelas, mungkin kamu mendengarnya, aku berusaha sekuat mungkin meredam, karena mengingat profesionalitas pekerjaan dan mengingat kamu teman dari sodaraku. Dan sudah berjalan 1 tahun rasa itu tumbuh, benteng yang aku bangun bersama pintu yang kuat dan kokoh, berhasil kamu buka. Bukan lagi detak jantung yang berdegup kencang,hal itu berubah menjadi rasa nyaman,aman,takut,hangat. Setiap berada disekitarmu atau mata ini melihat kamu ada di sekitarku, hal itu yang aku rasakan, lebih kepada nyaman, takut, dan rasa hangat di dada. Hingga suatu haari kamu mengucapkan satu kata dan aku mencari tahu artinya dan abu-abu, tidak jelas.Sudah hampir beberapa hari ini aku berusaha meminta penjelasan kepada Tuhan, namun kamu yang selalu muncul, kata ibu "tetap berdoa saja untuknya, setiap terpikirkan atau merasa,

kirim doa saja untuknya. Menurut bunda dengan dia berkata begitu, ada

kemungkinan dia memiliki suatu trauma. Rengkuh dia kalau memang kamu yakin dan telah jujur pada dirimu sendiri. Berubah menjadi versi baik untukmu itu perlu, tapi jangan sampai merubah siapa dirimu dan menyakiti dirimu sendiri. Ada sedikit ketakutan dalam dirinya, mungkin kamu perlu meyakinkan. Tetap berdoa untuk dia, suatu saat dia akan melihatmu" (2020)

Anggra bergelut lama dengan perasaan itu, ia menginginkan sekali untuk dia mengerti apa yang ia rasakan.Namun,dia berpikir berulang kali untuk mengatakannya, banyak berbagai pertimbangan yang ada dalam pikirannya.

Ketika dalam masa itu, di sudut kegiatan yang Anggra lakukan ada seseorang yang melihatnya, memperhatikan, dan menginginkannya secara utuh untuk bersamanya, siap menerima Anggra seutuhnya.

Dari semua keadaan yang ada Anggra hanya menginginkan satu hal dalam hidupnya, yaitu hidup bersama seseorang yang mau berbagi semuanya dalam hidupnya, memeluknya tanpa memberikan banyak pertanyaan.

Ridho: Aku sudah bertemu banyak perempuan, beberapakali menjalin hubungan dengan mereka. Hingga suatu hari aku mengahiri hubunganku dengan pacarku karena suatu hal. Hingga beberapa bulan kemudian aku dimintai bantuan oleh sahabatku yang akan menikah dan memakai Tim WO dari luar kota. Aku diminta untuk menemaninya menemui Tim WO ini pada hari yang telah mereka tentukan.Ketika hari itu datang, ada sedikit rasa mengejek pada Tim mereka karena menyerahkan acara ini pada wakil di divisi agenda, seorang perempuan yang ternyata masih mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengisi waktunya.Ada senyum formalitas saat ada ketua divisi acaranya, dan terdapat senyum dan tawa yang lepas saat ketua divisi acara pergi, 'dasar takut atasan batinku. Ketika Aku dan sahabatku ijin pulang, entah kenapa aku menoleh kepada perempuan ini yang masih duduk di dalam kafe bersama tim Leadernya, senyum dan tawa lepas terlihat disana, mungkin mereka menyembunyikan sesuatu dari ketua divisi acara, batinku. Hingga tanpa sadar, aku tetap memperhatikan mereka berdua dengan berdiri di depan mobil sahabatku, mereka keluar kafe menuju parkiran mobil. Dia tersenyum padaku, 'manis' batinku, dia seperti menyapaku dengan senyum itu. Lalu aku tersadar dari lamunan ketika melihatnya tertawa dan jentikan jari dari tim Leadernya,mereka dan sahabatku tertawa, lalu mereka pamit pulang, mereka memasuki mobil yang berada tepat disamping mobil kami. Dari senyum tadi, ada rasa hangat di dadaku, terlalu cepat kata sahabatku, aku harus menata dan bertanya pada diriku. Namun aku merasa yakin, dia akan menjadi terakhir untukku bersama dengan semua rahasia yang ada dalam dirinya. (2020 dan seluruh keyakinan dan keberaniannya hingga meyakinkan Anggra berada disampingnya)