webnovel

New World : Terbitnya Sang Fajar

Toushiro Al Brightlight adalah seorang remaja yang sangat acuh yang tidak peduli akan apapun yang bukan tentang orang-orang terdekatnya. Akan tetapi kehilangan orang-orang yang disayanginya membuatnya membulatkan tekad untuk berjuang dan mengubah tatanan sistem dunia yang sedang kacau balau. Bermula di kota Kretek, sebuah kota kecil di wilayah Nusantara, Shiro dan beberapa temannya membentuk "Javanese", sebuah kelompok pemberontak yang keberadaannya perlahan menjadi ancaman bagi pemerintah dunia. @Action @War @Magic @Comedy @Parody @System @History @Military

Shiro_MSFA · ファンタジー
レビュー数が足りません
16 Chs

2. Ketua geng Dagelans

Di atap gedung sekolah, salah satu tempat favorit Shiro untuk menenangkan diri disaat istirahat ataupun jam kosong.

Shiro berdiri di belakang pagar pembatas dan memandangi kerumunan siswa yang sedang berlalu-lalang di bawahnya. "Bagaimana bisa mereka menjalani hari dengan setenang itu?" kata Shiro lirih.

Saat Shiro sedang termenung memandangi pemandangan di bawahnya, datang seorang pria berbadan kekar menghampirinya. "Sudah kuduga kau ada disini. Sedang memikirkan nasib negara?" kata pria tersebut, berdiri di sebelah Shiro dan menawarkan rokok kepadanya.

==============

Name : Mike Hanger

Birthday : Kota Kretek, 5 Juli 1985

Bounty : 5.000.000 Doku

==============

"Mike? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Shiro, penasaran. Ia kemudian meraih sebatang rokok yang Mike tawarkan dan kemudian menyalakannya.

"Aku tadi ada urusan di dekat sini, lalu berpikir untuk sejenak mengobrol denganmu." kata Mike, memperhatikan pemandangan di sekitar.

"Oh.. Ngomong-ngomong, berapa harga rokok ini? Ini terasa lebih beraroma dibandingkan dengan yang biasanya kau berikan kepadaku." kata Shiro, menikmati rokok yang ia hisap.

"50.000 Doku." jawab Mike.

*Uhuk*

*Uhuk*

Jawaban singkat Mike membuat Shiro tersedak hingga batuk.

"Per bungkus?? Dengan 50.000 aku bisa bertahan hidup selama satu Minggu penuh!!" seru Shiro, sulit percaya. "Harga yang sangat mahal untuk lintingan daun kering seperti ini. Pantas saja para tuan tanah di desa Colo hidup mewah bergelimpangan harta." imbuhnya.

"Benar. Dan rakyat kecil seperti kita harus mengais sampah mereka untuk dapat bertahan hidup." kata Mike, meremas bungkus rokok yang ia genggam.

"Ehm.. Mmaa.. Kalau sudah terbiasa, kau juga pasti akan dapat menikmatinya." kata Shiro, mencoba untuk menenangkan Mike yang terlihat sedikit terbawa emosi.

"Jangan bercanda! Hampir setiap hari ada warga yang meninggal karena kelaparan! Kau sendiri juga pasti telah menyadari jika keadaan kota ini sudah semakin kacau kan?! sentak Mike, semakin terbawa emosi.

"Ya.. Tadi pagi aku juga melihat para demonstran yang terlihat semakin memanas. Aku rasa akan ada perang saudara di kota ini." jawab Shiro, termenung memandangi kerumunan murid yang ada di bawah.

"Oleh sebab itu, Shiro... Bergabunglah dengan kami. Teman-teman pasti akan sangat senang jika kau mau bergabung." kata Mike, mencoba membujuk Shiro untuk bergabung dengan Dagelans.

Dagelans sendiri merupakan sebuah kelompok geng yang beranggotakan para berandalan kota Kretek. Walaupun kebanyakan dari mereka sering membuat resah para warga, namun Dagelans mendapat dukungan penuh dari para warga yang kontra terhadap pemerintah dunia.

Bagi para warga miskin, Dagelans merupakan sekelompok pahlawan. Mereka merampok para tuan tanah yang kikir dan membagikan hasil rampasan kepada para warga miskin. Hal tersebut membuat Mike selaku pimpinan Dagelans menjadi buronan pemerintah kota. Poster buron Mike pun telah disebar di seluruh penjuru kota Kretek dan kota-kota tetangga dengan imbalan sebesar 5 juta Doku bagi siapapun yang berhasil menangkap Mike dalam keadaan hidup ataupun mati, sebuah imbalan yang sangat menggoda bagi para warga kota Kretek untuk mengkhianati Mike, mengingat betapa kerasnya kehidupan mereka saat ini.

"Bukankah sudah kubilang jika aku sama sekali tidak tertarik. Aku dan ibuku sudah cukup bahagia menjalani kehidupan kami yang sekarang. Lagipula kenapa juga preman kampung sepertimu pergi ke lingkungan sekolah hanya untuk menyuapku sebungkus rokok setiap minggunya?! Apa kau lupa jika kau ini seorang buronan??" Karena tidak ingin ambil pusing, Shiro pun berjalan meninggalkan Mike. "Pergilah bersembunyi dan lupakan rencana kalian untuk bunuh diri." imbuhnya seraya terus berjalan.

Mike menghela nafas dan mencoba untuk berfikir jernih. Ia masih tidak menyerah dan sekali lagi mencoba untuk membujuk Shiro dengan cara menyulut emosinya. "Apa kau pikir, kau bisa terus-terusan hidup seperti ini di dunia yang sudah sekarat ini?! Lagipula kenapa kau buang-buang waktu mendaftarkan diri untuk ikut wajib belajar?! Kalau kau dan ibumu butuh sesuatu untuk di makan, kenapa kau tidak bilang saja kepadaku!"

Mendengar perkataan pedas Mike membuat Shiro menghentikan langkah seketika. "Apa kau pikir aku dan ibuku terlihat seperti pengemis bagimu?!"

"Apa aku salah? Daripada berjuang untuk kebebasan kita, kau lebih memilih menjadi budak pemerintah dunia saat kau sudah lulus nanti!" ucap Mike dengan tegas.

"Tch! Apa yang kau tahu tentang kehidupanku?!" sentak Shiro, menghampiri Mike dengan penuh amarah.

"Setidaknya, aku tau Abbas Brightlight bukanlah pengecut sepertimu." jawab Mike, masih terlihat cukup tenang.

"Diamlah!!" Shiro yang sudah tidak mampu membendung emosinya pun menarik kerah baju Mike dan memukulnya tepat di wajah. "Jangan pernah menyebut nama itu di hadapanku!!" teriak Shiro, terus menghajar Mike secara brutal.

Mike yang sadar jika perkataannya mampu memancing emosi Shiro pun hanya bisa menahan hujan tinju yang ia terima tanpa sedikitpun usaha untuk mengelak.

Setelah puas menghajar Mike, Shiro pun melepaskan Mike tergeletak di lantai dan mencoba untuk mengontrol emosinya.

"Apa kau pikir... Apa kau pikir ibumu akan bangga kepadamu jika kau bekerja untuk organisasi yang telah membantai keluargamu?!" ucap Mike sambil berdiri perlahan. Mike lalu memegang kedua pundak Shiro dan kembali berkata, "Jika kau memang ingin membahagiakan ibumu.. Maka berjuanglah!!!" Dengan sangat keras Mike membenturkan kepalanya ke kepala Shiro, membuat mereka berdua tumbang dan tergeletak di lantai.

Saat Shiro dan Mike sedang terkapar di lantai dan merintih kesakitan, tiba-tiba sebuah suara ledakan yang sangat keras menggelegar di arah selatan.

*Dduuuuuaaaaaarrrrr*

Suara ledakan yang menggelegar tersebut mengejutkan semua orang. Kepulan asapnya menggelembung tinggi di langit, membuat semua orang terdiam menatap kearah selatan tepat dimana ledakan tersebut terdengar.

Beberapa saat kemudian, suara jeritan karena rasa panik mulai terdengar bersahutan. Sementara itu Shiro dan Mike yang masih terkapar di lantai hanya melirik sedikit ke arah selatan.

"Aku mendengar kabar bahwa para pemberontak berjubah hitam telah sampai di kota Atlas." ucap Mike yang berusaha untuk berdiri. "Kalau mereka berhasil mengambil alih kota itu, kemungkinan mereka akan sampai disini minggu ini." imbuhnya.

Mike membersihkan darah di bibirnya dan meludah ke arah kiri. "Sialan! Gigiku copot lagi. Aku selalu penasaran, apa kau ini benar-benar seorang manusia? Pukulanmu terasa lebih berat dari seekor gorila."

"Jam 3 sore nanti, bersama dengan para warga, Dagelans akan mengambil alih balai desa Salam. Jika kau memang Shiro Al Brightlight yang dulu kami kenal, maka datanglah. Ajak teman-temanmu bergabung bersama kami untuk merebut kembali kebebasan kita." kata Mike yang kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Shiro yang masih tergeletak di lantai.

"Dasar bodoh.. Seharusnya kau tahu jika temanku hanyalah Akmal dan kau saja." ucap Shiro lirih, memandang ke arah langit dan menghiraukan kekacauan yang sedang terjadi dibawah.

Beberapa saat kemudian, di tengah-tengah kekacauan yang sedang terjadi, terdengar suara teriakan yang memanggil-manggil nama Shiro.

"Shiro, keluarlah!!!"

Shiro berdiri dan perlahan berjalan ke tepi pagar untuk melihat siapa yang sedang memanggilnya.

"Anak tukang sayur, dimana kau?! Masalahku denganmu belum selesai!" teriak si preman gundul yang tadi Shiro hajar.

"Mungkin dia sudah pergi untuk mengungsi, boss. Sebaiknya kita juga bergegas." kata salah satu orang yang memanggil Shiro.

"Aarhh.. Kenapa para berandalan itu muncul di saat seperti ini. Menyebalkan sekali!" keluh Shiro, terlalu malas untuk meladeni kemauan mereka.

Karena tidak mau ambil pusing, Shiro pun berencana untuk mengelabui mereka dan pulang lewat pintu belakang. Namun sesaat setelah ia berjalan menuruni anak tangga di lantai kedua, ia melihat Akmal yang sedang berlari menghampirinya.

"Shiro!! Aku telah mencarimu kemana-mana!!" seru Akmal, terengah-engah karena kelelahan.

"Hey, kau tidak perlu sepanik itu. Ledakan tadi berasal dari tempat yang jauh dari sini." kata Shiro, mencoba menenangkan Akmal yang terlihat begitu panik.

"Bukan itu! Lihatlah keluar kearah timur!!" teriak Akmal yang kemudian berlari menuju ke jendela. "Luapan asap itu berasal dari desa!!" seru Akmal, menunjuk ke arah timur.

Melihat gumpalan asap yang meluap di langit timur membuat Shiro tercengang. Raut wajahnya seakan menunjukkan ekspresi tidak percaya dengan apa yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Shiro kemudian bergegas berlari keluar melewati pintu belakang yang kemudian diikuti Akmal yang berlari menyusulnya. Dara yang kebetulan sedang berada di ruangan sebelah telah mendengar pembicaraan mereka. Tanpa sedikitpun keraguan, Dara pun mulai berlari keluar mengejar mereka berdua.

Kota Kretek di dunia nyata adalah salah satu kota kecil di pulau Jawa, Indonesia bernama kota Kudus.

Cek komik pendekku di IG : ShiroMSFA dan mohon dukungannya dengan subscribe channel youtubeku Shiro msfa

Shiro_MSFAcreators' thoughts