Di balik pintu masuk bangunan, Shiro terlihat masih kebingungan menemukan cara untuk dapat mendekati para tentara. Tidak lama kemudian, Amer dan yang lainnya pun datang.
"Bagaimana keadaan di atas?" tanya Shiro.
"Sudah terkendali. Kita fokus saja menyelamatkan para gadis itu." jawab Amer.
"Aku hitung sampai sepuluh! Apabila kalian tidak menunjukkan diri kalian! Aku akan membunuh semua gadis manis ini!!" teriak sang sersan.
"Satu!!"
"Baiklah, kita harus cepat. Mereka berjumlah 9 orang. Untuk dapat mendekati mereka, aku tidak tahu akan ada berapa banyak korban yang akan jatuh di pihak kita." kata Shiro, menatap wajah teman-temannya.
"Dua!!!"
"Beberapa dari kalian, pergilah ke lantai 2 dan lemparkanlah kursi menuju ke arah yang berbeda-beda. Dan ketika perhatian mereka teralihkan, kami akan berlari keluar secara terpisah."
"Tiga!!!"
"Tentu saja seperti yang aku bilang, pasti akan ada korban yang jatuh sebelum kita sempat mendekati mereka. Jadi, apa kalian siap?" tanya Shiro, mengakhiri penjelasan rencananya.
"Baiklah, ayo kita mulai!" kata Amer dengan penuh semangat.
"Kalau begitu, kami akan pergi ke atas! Kami akan menyusul kalian keluar saat tugas kami sudah selesai!" kata salah seorang siswa yang kemudian bergegas berlari menuju lantai dua bersama dengan beberapa orang lainnya.
"Empat!!!"
Beberapa saat kemudian setelah mereka semua siap di posisi masing-masing.
"Sembilan!!!"
*Bruuaaakk!* Suara kursi yang menghantam tanah.
Karena terkejut mendengar suara yang tiba-tiba terdengar, beberapa tentara mengalihkan sorotan senter mereka ke arah jatuhnya kursi.
"Pergilah!!" teriak Shiro, memberikan aba-aba.
Empat orang siswa bergegas berlari keluar dan menuju ke arah yang berbeda-beda. Mereka kemudian bersembunyi di berbagai tempat untuk berlindung dan menunggu teman-teman mereka yang lainnya.
"Dasar bodoh!! Apa yang kalian lihat! Mereka berlari keluar!!" teriak sang Sersan.
"Dimana mereka?" kata salah satu tentara, mengacungkan senapannya ke sekitar.
Amer menarik nafas dalam-dalam dan kemudian berlari keluar bersama 5 orang siswa lainnya.
"Mereka keluar lagi!! Tembak!!"
Para tentara menembaki Amer dan kawan-kawannya. 4 orang tumbang terkena tembakan. Sedangkan Amer dan 1 orang lainnya yang selamat bergegas mencari tempat persembunyian di balik gedung terdekat.
Kelima orang siswa yang bertugas melemparkan kursi bergabung dengan Shiro di pintu masuk. Disaat para tentara hendak menembak mati 4 orang yang tumbang tadi, Shiro dan 12 orang lainnya serentak berlari keluar mengalihkan perhatian mereka.
Shiro dan para siswa lainnya berlari dengan zig-zag dan meluas, membuat para tentara kebingungan untuk dapat menembaki mereka. Walaupun begitu satu persatu diantara mereka pun tumbang karena tembakan. Sedangkan mereka yang masih bisa berlari, terus berlari menyerbu para tentara.
Sementara itu, Amer dan 5 orang lainnya yang tadinya bersembunyi tiba-tiba menampakkan diri dan menyergap para tentara dari arah kanan dan kiri. Shiro dan yang lainnya memanfaatkan kesempatan saat perhatian para tentara teralihkan ke kelompok Amer yang menyerbu dari samping. Mereka pun berhasil mendekat dan menebas 4 orang dari para tentara. Namun malangnya, Amer dan 5 orang lainnya yang menyerang dari samping kanan dan kiri tertembak dan gagal untuk melancarkan serangan.
Shiro dan yang lainnya mendadak berhenti menyerang ketika mereka melihat para tentara menodongkan senjata ke arah teman-teman mereka yang sedang terkapar di tanah.
"Letakkan senjata kalian!!" sentak sang Sersan, menodongkan sawed-off shotgun ke kepala salah satu siswa yang terbaring di tanah.
"Bunuh saja mereka!!" teriak pria yang kepalanya ditodong oleh sang sersan.
Tanpa sebuah peringatan, sang sersan langsung menembak kepala pria tersebut hingga hancur. Ia kemudian menodongkan senjatanya ke Amer dan berkata, "Aku bilang jatuhkan senjata kalian!!"
"Bajingan kau!!" teriak pria di belakang Shiro, murka karena melihat temannya mati mengenaskan tepat di hadapannya. Ia hendak menyerang para tentara tersebut, namun Shiro menghalanginya.
"Tenangkanlah diri kalian." kata Shiro, membentangkan tangannya untuk menghentikan para siswa yang hendak menyerang para tentara. "Kau! Lawanlah aku. Dan jika aku menang, kalian harus pergi dari sini." imbuhnya, menantang sang sersan untuk berduel satu lawan satu.
"Shiro, jangan bodoh! Kenapa kau malah mengajaknya berduel disaat kita sedang dalam posisi unggul?!" sentak salah seorang yang berdiri di sampingnya, tidak menyutujui ide Shiro untuk melakukan duel.
"Diamlah." kata Shiro, cuek dengan pendapat siswa tersebut.
Sementara itu, di ruangan kelas tempat para gadis mengawasi para tentara yang telah mereka tangkap.
"Aku tidak percaya mereka menyuruh gadis-gadis kecil ini menjaga kita. Hey, kenapa kau tidak kesini dan bersenang-senang dengan kita." kata salah seorang tentara, menggoda salah seorang gadis yang bertugas mengawasi mereka.
"Diamlah atau akan kutembak kau!!" teriak seorang gadis lain. Dengan tubuh yang sedikit gemetaran, ia menodongkan senjata ke arah tentara tersebut.
Sang tentara yang menyadari jika senjata yang dibawa oleh gadis tersebut sedang dalam keadaan terkunci pun tersenyum dan berkata, "Jika kau ingin menjadi seorang pembunuh, maka coba saja tarik pelatuknya."
Gadis tersebut terlihat sangat kesal. Ia menarik pelatuk senapannya secara berulang-ulang, namun tidak ada satupun peluru yang keluar.
"Dor!!!" teriak tentara lain, mengagetkan gadis tersebut hingga terjatuh ke belakang.
Para tentara tertawa terbahak-bahak melihat gadis tersebut yang kaget dan ketakutan. Sementara itu Cindy yang merasa kesal pun beranjak berdiri dari tempat duduknya. Tanpa sepatah katapun, ia memukul kepala tentara tersebut dengan senapannya, membuat tentara itu pingsan seketika.
"Ternyata senapan ini juga ampuh digunakan untuk memukul." kata Cindy, merasa jijik melihat bekas darah di gagang senjatanya.
"Wanita jalang!! Jangan pikir kalian bisa lolos dari ini!! Sersan akan membunuh teman-teman kalian dan akan menjadikan kalian budak kami!!" teriak salah seorang tentara, mengancam Cindy.
"Benar sekali!! Sersan adalah orang yang kuat. Bahkan kekuatannya dapat dibandingkan dengan 5 orang prajurit! Teman-teman kalian pasti akan segera menemui ajalnya." kata tentara lainnya.
"Diamlah!! Jangan buat aku membungkam mulut kalian seperti yang telah aku lakukan kepada prajurit ini!" sentak Cindy, kesal. "Asal kalian tahu saja! Di pihak kami, kami juga punya tukang tidur yang 1 juta kali lebih kuat dari sersan bodoh kalian itu!" imbuhnya, masih merasa jengkel.
Kembali ke halaman depan sekolah dimana Shiro sedang menantang sang sersan untuk berduel.
"Hmph! Ternyata kau punya nyali, bocah!" kata sang sersan, memandang rendah Shiro. "Baiklah kalau begitu. Akan ku buat kau menyesal karena telah meremehkan kami!"
Sang sersan mencabut pedang dengan tangan kiri dan melangkahkan kakinya menghampiri Shiro. Namun baru beberapa langkah sang sersan melangkahkan kakinya, tiba-tiba ada seseorang yang menusuknya dari belakang.
"Kau tidak punya hak untuk melawannya, karena kau bukanlah siswa di sekolah ini." Orang yang menikam sang sersan membisiki pelan telinganya.
============================
Perbandingan kekuatan dasar (Umum/Rata-rata)
Manusia normal (Pria&Wanita) : 100-1.000 CP
Polisi : 1.000+ CP
Prajurit (Tentara kerajaan) : 5.000+CP
Kopral (Tentara kerajaan) : 10.000+ CP
Sersan (Tentara kerajaan) : 25.000+ CP
============================
CP (Combat Power) adalah gabungan dari RP, SP, EP, IP.
RP (Ruh Poin) : Energi kehidupan makhluk hidup
SP (Strenght Poin) : Kekuatan fisik
EP (Endurance) : Daya tahan tubuh
IP (Intelligence) : Kecerdasan
============================