Mikael masih diam saat pintu kamarnya tertutup dengan sedikit kencang. Sebuah ruangan yang harusnya menjadi tempat privasi kini telah diterobos sang bunda tanpa adanya bantahan.
Perintah yang Mikael terima sungguh membuat lelaki itu grogi setengah mati di sana.
Sejak kejadian ciuman di dalam kamarnya membuat Mikael dan Aleena merasa malu untuk saling bertatap muka. Setiap perbuatan yang membutuhkan kehadiran mereka pun terasa canggung saja.
"Sekarang gue harus gimana?" tanya Mikael sambil berkacak pinggang di tempatnya. Otaknya kini dibuat bekerja keras untuk menemukan jalan keluar dari paksaan sang bunda.
"Gue masih malu banget buat ketemu sama Aleena," ucap Mikael langsung terduduk di tepian ranjangnya. Lelaki itu terus merenung di tempatnya.
Pikiran Mikael kini kembali di momen-momen kebersamaannya bersama Aleena. Sebuah peristiwa yang bisa dikatakan sebagai kesempatan dalam kesempitan yang ia ambil terhadap Aleena.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください