webnovel

MY LOVE UNDERCOVER

Abang tahu kan.. Aku tidak mencintai Abang?" tanya Nia. "Cam mana aku sanggup menikah dengan orang yang tidak aku cintai?" Dipandanginya wajah Nia lekat-lekat, Sham faham mudah baginya tapi pasti sulit bagi gadis itu. "Belajarlah.. Abang akan sabar menunggu sampai kamu cintai abang!" .............. Happy Reading

NonaHana · 若者
レビュー数が足りません
7 Chs

Hanya Teman Biasa

Nia termenung sendiri di kamar, hari ini dia masih Off. Rara teman sekamarnya belum pulang kerja, hari ini Rara shift pagi seharusnya dia sudah pulang tapi nggak tahu anak itu keluyuran kemana dulu.

Nia sudah menganggapnya sebagai adik bukan hanya teman sekamar, dia memanggil Rara dengan panggilan Ade, sedang Rara memanggil dia dengan panggilan Teteh.

Ya mereka memang sama-sama orang sunda asli, makanya kalau lagi berdua mereka berkomunikasi dengan bahasa sunda, sedangkan teman satu rumah lainnya berasal dari cirebon mereka juga menggunakan bahasanya saat berkomunikasi dengan sesamanya.

"Teh, nggak turun?" Rara yang baru datang tiba tiba bertanya mengejutkan Nia

"Turun kemana?" Tanya Nia bingung

"Ya Ampun, Teteh sekarang kan malam minggu, itu di bawah banyak anak Cendana!," jawab Rara heboh

"Ade mau mandi dulu, Teteh mau ikut turun nggak..?" lanjutnya.

"Nggak ah, males De, kamu kalau mau turun turun aja.. Teteh mau tidur!" jawab Nia sambil merebahkan dirinya di kasur.

"Ih Teteh, baru juga abis magrib.." celoteh Rara

Nia pura-pura nggak mendengar dia menutup

matanya pura-pura tidur. Rara membiarkan tidak mengganggunya lagi.

Sesaat kemudian, Rara telah selesai mandi dan berdandan dia bersiap-siap hendak turun ke area parkir depan Hostel, di sana banyak cowok-cowok yang dia sebut anak Cendana tadi, maksudnya mereka adalah anak cowok Indonesia yang tinggal di Hostel Taman Cendana.

Setiap malam minggu mereka memang suka datang ke Hostel Taman Air Biru tempat anak cewek Indonesia tinggal, sebagian ada yang memang sudah berpasangan ada juga yang cuma iseng-iseng saja ngobrol dengan teman-teman cewek sesama orang Indonesia.

Pokoknya kalau malam minggu area parkir berubah rame kaya pasar malam hehe.Z

Nia termasuk orang yang tidak suka kumpul-kumpul, dia lebih memilih tidur dari pada buang waktu nggak tentu, berbeda dengan Rara, gadis itu memang supel suka besosialisasi aktifitas seperti itu tentu menyenangkan baginya apalagi saat ini dia lagi pendekatan dengan anak punching yang bernama Iwan, sama-sama orang Indonesia juga.

"Teh, Ade kebawa dulu ya.." Rara pamit

Nia membuka matanya melihat gadis itu sudah bersiap, dia mengangguk

"Iya De, jangan jauh-jauh maennya " Jawab Nia

Sekejap kemudian gadis itu sudah menghilang dari hadapannya, Nia kembali memejamkan matanya berusaha tidur, tapi malah nggak bisa tidur, tiba-tiba terdengar pintu kamar di ketuk.

"Nia..Nia..ada yang nyariin kamu tuh?" teriak Susri teman satu rumahnya dengan napas yang masih ngos ngosan.

Nia membuka pintu kamarnya "Ada apa sih.. berisik tau.." gerutu Nia

"Itu barusan aku abis dari bawah, ada cowok yang nyariin kamu tuh, dia minta tolong aku panggilin kamu, kebetulan aku baru mau naik tadi" Jawab Susan

Cowok? Nia mengernyitkan dahi "Siapa?"

"Hadi...anak punching..!" Jawab Susan sambil ngeloyor pergi dari hadapan Nia.

Nia sumringah, tumben abang angkatna datang ke Taman Air Biru, cepat-cepat Nia mengganti celananya pakai celana panjang, tadi dia cuma mengenakan celana pendek. Tergesa-gesa dia turun ke bawah.

Sampai di bawah dia clingukan mencari Hadi,

"Hai, nyari siapa?" Nia dikejutkan oleh tepukan di bahu nya, dia menoleh rupanya Hadi.

"Bikin kaget aja!!" Seru Nia, Hadi terkekeh

"ini.."dia mengulurkan kantong plastik hitam kearah Nia,

"Apa ini?" Tanya Nia bingung,

"Makanan, sengaja aku beli buat kamu, kalau malem kamu suka kelaparan kan?" Goda Hadi, dia tahu Nia lebih baik kelaparan daripada harus turun kebawa nyari makanan.

Nia nyengir kuda "A, kesini sama siapa..?"

"Tuh.. sama dia," Hadi menunjuk Ian yang berjalan ke arah mereka.

"Hai.." Sapa Ian, Ian mengulurkan tangannya pada Nia, Nia balas menyalami

Deg.. jantung Ian terasa berhenti saat Ia bersalaman dengan Nia barusan, Ian memegang tangan Nia agak lama membuat Nia kebingungan

"Maaf.." Dengan halus Nia menarik tangannya membuat Ian tersadar dan menjadi salah tingkah.

"Ehm.." Hadi berdehem mencairkan suasana,

"Nia, kamu ngobrol dulu sama Ian ya.. Aa mo nganter dulu mbak Neni ke kedai ya.."

Hadi melambaikan tangan nya pada Neni yang baru saja keluar dari pintu gerbang Hostel.

Tanpa menunggu persetujuan Hadi meninggalkan mereka berdua menghampiri Neni, Nia terbengong melihat kepergiannya, Hmm... dasar abangnya yang satu ini sepertinya sengaja deh.

"Nia, duduk di sana yuk" Ian menunjuk sebuah tempat, tidak jauh dari pintu gerbang, di sekitar mereka nampak teman-temannya yang lain sedang bergerombol, ada juga yang berduaan.

Nia mengikuti Ian ke tempat yang di tunjuk, tadinya ia bermaksud naik lagi ke atas ke bilik ya, tapi nggak dia nggak enak hati membiarkan Ian sendirian sementara Hadi menemani Mbak Neni pergi ke kedai.

Nia tahu Hadi emang lagi berusaha mendekati Mbak Neni nggak jadi masalah dia merestuinya karena Mbak Neni orangnya baik, tapi dia jengkel juga kenapa abang ya itu sepertinya memang sengaja membiarkan dia berduaan sama Ian.

"Ehm.., Kamu kenapa Nia?" Tanya Ian, dia melihat Nia cemberut.

"Eh.. nggak apa-apa kok" Jawab Nia

"Aku nggak biasa aja berduaan gini.. ntar orang kira kita pacaran lagi" Jawab Nia polos

"Emang knapa, kita kan nggak ngapa-ngapain cuma ngobrol aja kan? kalau di kira pacaran mah kan lebih bagus.. " Ian tersenyum licik berusaha menggoda Nia, Nia tambah cemberut.

"Kamu kalau lagi cemberut tambah kelihatan manis deh" Goda Ian lagi

"Iih.. kamu ternyata gombal juga ya.." Nia melotot, membuat Ian tambah ingin menggodanya.

"Kalau laki-laki gombal itu kan wajar yang penting nggak kurang ajar kan?" Ian cengengesan membuat Nia geram, dia reflek mencubit tangan Ian.

Ian mengaduh kesakitan padahal sebenarnya tidak begitu sakit, dia hanya pura-pura saja.

Nia terlihat menyesal atas apa yang dilakukannya, "Eh.. maaf, sakit ya.." dia merasa bersalah

"Iya sakit nih.." Jawab Ian pura-pura

"Kamu galak banget jadi orang, kamu harus tanggung jawab!" Ian menyodorkan tangannya yang tadi di cubit oleh Nia.

Nia tidak mengerti maksud Ian, "Maksud kamu?" Tanya Nia bingung

"Kamu harus usapin tangan aku, biar sakitnya hilang"

Nia mendelik,

"Jangan mimpi!" Seru nya jengkel, Ia sadar Ian hanya memanfaatkan situasi.

"Oke.. Oke.. peace..!" Ian mengacungkan jarinya, ia takut Nia tambah kesal.

Nggak tahu kenapa dia emang suka banget menggoda gadis itu, dia merasa gadis itu seperti menyimpan suatu sesuatu jauh dilubuk hatinya, dan dia ingin selalu menghiburnya, ingin selalu di dekatnya.

Nia sendiri sebetulnya seneng berteman dengan Ian, Ian orangnya kocak kadang-kadang suka membuatnya tertawa dengan celetukan-celetukannya yang menghibur.

Dia menganggap Ian sama seperti ia menganggap Hadi abang angkatnya, Nggak ada perasaan lebih.

Nia cuma merasa nyaman saja mempunyai abang angkat dan teman seperti Ian, merasa terlindungi di tempat yang jauh dari sanak keluarga ini.

"Nia, Kamu ntar mau ikut nggak? " Tanya Ian memecah keheningan

"Kemana?" Tanya Nia serius, Ia melirik Ian yang duduk di samping ya.

"Rencananya Off minggu depan kita mau ngadain kumpulan sekalian refresing, rencananya ke pantai Tanjung Leman"

"Oh asyik dong.. Aku mau ikut.." Seru Nia antusias.

*****