webnovel

Monster di Batavia

Berakhir dalam 11 - 12 Chapter terakhir. Kisah ini, adalah kisah dari sebuah harapan. Kisah ini juga kisah dari sebuah perjuangan. Kisah dari sebuah cita, kisah dari sebuah asa. Kisah dari seorang gadis bernama Anna, yang kehilangan ingatannya di tengah para penjajah VOC yang bisa merubah wujud mereka. Terbagi dalam tiga babak besar, dimana pada awal tiap babaknya akan di gambarkan keseluruhan alurnya dalam satu puisi singkat. Kisah ini mengangkat catatan sejarah bangsa dalam genre cerita fantasi yang mendebarkan. Mengambil setting di tiga masa berbeda, kisah ini akan membawa pembaca untuk bertualang dan menyaksikan koneksi dari perjuangan para pahlawan Nusantara. Cuplikan : "Di mana ini!?" kata pikirannya mengacau. ... Blap! Blap! ... tiba-tiba dua lampu pijar bersinar. "... Het feest!! ... kita sambut bersama ... ANNA!!" Kemudian ... desahan makhluk yang belum pernah ia dengar ... Slurrpp!! "... AAAAA!!!" "Jangan takut gadis manis, tulangmu tak akan kami sisakan sedikit pun"  "Tidak!" " ... mari kita lihat seperti apa rasa yang dimiliki daging lembutmu ... " "HHYYAAAAAAAA ... TIDAK TIDAK! ...  JANGAN ... JANGAN MENDEKAT! SANA PERGI ...  TIDDAAAAAKKKKKK!!!" Batavia 1628, sebagai salah satu wilayah jajahan VOC kota bergaya eropa ini berubah menjadi tempat yang sangat mencekam. Kemudian tepat di suatu bangunan megah yang berada di tengah kota, digelarlah suatu pesta dansa tepat saat pertengahan malam. Bulan bersinar bulat, tarian dan musik klasik pun mulai diputar, dan seketika lampu ruangan itu dimatikan. Saat itulah panggung mencekam Batavia dibuka....

Tom_Ardy · 歴史
レビュー数が足りません
95 Chs

BAB XXII Tragedi Sang Bartholomew Tua

"Siapa kau?"

Wanita itu menjawab dengan senyuman.

"Apa kau malaikat?"

"Hmm, mungkin sulit kalau harus mengatakan diriku ini seorang malaikat .... Tapi selagi aku disini bisa bertemu kalian, aku ingin menyampaikan sesuatu, kemari ... mendekatlah"

Seraya wanita itu tersenyum.

Tentu saja sedikit keraguan menghadang Herman yang selalu waspada, namun setelah Akno maju terlebih dahulu tanpa memperdulikan suatu apapun, perlahan Herman pun melangkah maju.

Wanita ia pun duduk dengan menekuk lututnya tegak, membuat pandangan matanya lebih rendah dari kedua anak itu, selagi kedua telapak tangannya telungkup di atas tempurung lututnya.

"Jadi apa yang mau kau sampaikan?"

Wanita itu tetap tersenyum.

"Maukah kalian berjuang?"

"Berjuang? Memangnya apa yang perlu diperjuangkan setelah kematian seperti ini ..."

"Hmm ..., jadi kalian berdua berpikir kalau kalian sudah mati ....

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください