Tak butuh waktu lama sampai di rumah Devid yang megah itu. Dan ia melihat ada salah satu keluarga mereka keluar dari rumahnya mamasuki mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya. Devid ingin menunjukan rasa sayangnya pada calon yang akan ia nikahi. Lelaki itu membuka pintu mobil menarik tangan Salsa dari dalam mobil. Hingga masuk dalam dekapan hangat tubuh David yang masih berbalut jas hitam pekat, dengan kemeja putih, dasi biru garis putih yang melingkar di kerah bajunya. Membuat aura ketampanannnya terlihat begitu sempurna.
"Peluk tanganku dan tunjukan pada mereka jika kita saling mencintai" bisik lelaki itu sedikit mendekatkan tubuhnya. Bukannya membuat Salsa takut. Tetapi suara beratnya dengan sedikit brewoknya seketika, membuat Salsa geli.
Salsa menoleh, tersenyum sok manis.
Tak pikir panjang ia menuruti apa yang di katakan David. Ia memeluk erat tangan David berjalan ringan menuju ke dalam rumah. Sepupunya hanya menatap mereka seolah hubungan mereka baik baik saja. Namun tidak dengan Alan yang melihat mereka di balik Balkon kamarnya. Seperti lakon sandiwara akan segera di mulai.
Dia sudah tahu apa yang di lakukan kakaknya itu. Tetapi, ia juga tak mau menentangnya. Karena itu melanggar aturannya. Bukanya masalah tambah selesai, dia bisa-bisa di usir dari rumah oleh kakaknya. Karena ikut campur urusan dia.
Alan adik yang paling acuh dengan masalah yang ada di keluarganya. Tetapi dia juga sangat menyangi orang tuanya. Paling menyangi dari pada ke dua kakaknya.
David yang tersadar ada seseorang yang memperhatikannya. Ia melirik ke atas balkon, melihat Alan sedang senyum semringai menatapnya.
"Anak itu.." Gumamnya lirih menajam pada adiknya.
"Ada apa?" tanya Salsa.
"Gak ada apa-apa, masuklah!"
Hentakan Kaki mereka serempak berjalan masuk menuju ruang makan yang memang sudah di persiapkan berbagai makanan untuk semua keluarga.
Ia menghentikan langkahnya. Ke dua mata Salsa melotot seketika saat melihat apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana tidak ia melihat banyaknya makanan mahal tersaji di sana. Ia belum pernah meraskan enaknya makanan itu. Bahkan mencicipi saja ia belum pernah.
Tak mau di bilang rakus ia hanya bisa menelan ludahnya berkali-kali hingga melegakan tenggorokannya yang tiba tiba terasa kering.
Apa makanan itu hanya untuk di lihat saja. Dan kenapa semua menatap ke arahku. Apa ada yang aneh denganku.
"Cepat duduk! Ingat jika kamu berada di sini kamu harus tahu bagaimana cara keluarga Morgan menyantap makanan" ucap David dengan duduk tegap melirik sekilas ke arah Salsa di sampingnya.
Seorang pelayan memberikan celemek kecil di atas paha Salsa. membuatnya menatap bingung apa yang di lakukan para pelayan itu.
Tak lama semua keluarga yang lainya turun menuju meja makan yang sudah tersedia berbagai banyak makanan di atasnya.
"Kalian sudah di sini ternyata." Pungkas ayah David berjalan menghampiri dan langsung sambil duduk di kursi.
Hanya sebuah senyuman melayang di depan para keluarga dari bibir Manis Salsa. Hingga nampak lesung pipi kirinya. Davian terus menatapnya membalas sebuah senyuman manis padanya. Hanya dia keluarga David yang paling ramah padanya. Dan bahkan selalu membalas senyuman darinya.
"Lelaki itu sangat tampan" Gumam Salsa lirih. Ia terdiam membayangkan saat bersamanya mungkin serasa jantungnya mau copot, melihat cara dia senyum, melihat wajah yang di ciptakan begitu sempurna. Ia tak bisa menahan matanya untuk merayap menatap anugrah indah di depannya. Tak hanya tampan dia juga sepertinya orang baik di bandingkan semua keluarga di rumah itu yang nampak sangat dingin padanya.
" Aww..." Salsa meringis kesakitan mencoba memegang kakinya ia menatap semua keluarganya dengan senyum terpaksa merekah di bibirnya.
" Jangan coba-coba curi pandang dengan kakakku" Bisik Alan yang memang duduk di sampingnya tepat.
" Emang kamu siapa ngelarang aku segala" geram Salsa lirih melotot menatap Alan di sampingnya. Tatapan mereka terkunci seakan ada aliran listrik di antara mata mereka mejalar sangat tajam.
Devid meneguk minumannya melirik sekilas ke arah calon istrinya itu. Ia hanya menggelengkan kepalanya melihat pertengkaran kecil di depannya itu.
Namun keluarga lainnya tak menyadari obrolan tajam mereka berdua. Mereka sibuk menyantap hidangan di meja makan yang menjulang panjang hingga cukup untuk semua keluarga morgan. Semua keluarga mereka nampak saling bertatap dingin.
Tak mau menggubris Alan terus terusan ia memalingkan pandangannya menuju makanan yang sudah menantinya untuk di makan habis olehnya. Dengan sigap ia mengambil makanan yang ada tanpa rasa malu pada keluarga morgan yang menatap ke arahnya dengan tatapan seolah jijik dengan sifat kerakusannya.
" Plakkk..." David memukul tangan salsa agar ia tahu batas untuk mengambil makanan. Lagian piringnya sudah penuh dengan makanan yang ada mulai dari berbagai lauk yang tersedia di meja sudah ia ambil.
Tatapan laki-laki itu menajam. "Jangan lakukan itu" Bisiknya dengan tatapan mengarah pada semua keluarganya.
Wanita itu menunduk malu seketika. Kita ia tahu semua memandangnya. Tak jadi makan dia beranjak berdiri meninggalkan meja makan itu menuju kamarnya. Tanpa permisi sedikitpun pada semua keluarga morgan yang berkumpul di sana.
David berjalan ringan mengikuti setiap langkahnya pergi. Ia tidak marah jika bertingkah tak permisi pada keluarganya. Namun setidaknya ia berharap wanita itu makan terlebih dahulu. Karena pernikahannya akan di laksanakan besok maka dia harus siap dan badanya harus terlihat sehat dan bugar. Karena awak media pasti banyak yang akan datang nantinya untuk memulai wawancara khusus dengannya.
"Kamu mau kemana?" Pungkas David menarik tangan Salsa membalikkan badannya agar mentap dirinya di belakang.
"Aku mau pulang?" Pungkas Salsa menundukkan wajahnya.
"Pulang katamu? Jangan mimpi dulu kamu bisa pulang dengan mudah. Apa kamu lupa perjanjian kita dari awal" jawab David berjalan maju perlahan hingga Salsa terpojok ke tembok putih di belakangnya.
"Setidaknya bawa aku pergi dari rumah ini jika kita menikah nanti" pungkas Salsa menundukkan kepalanya sebenarnya ia takut berbicara seperti itu pada David yang hanya akan jadi suami sementaranya.
"Tak masalah bagiku. Besok setelah menikah kamu akan tinggal di rumahku" Jawab David dengan tatapan jorok memandang tubuh mungil Salsa yang di balut kaos putih tipis yang menutupi tubuhnya.
Salsa menyadari tatapan kotor itu.
"Apa yang kamu lihat" Salsa dengan segera mencoba sebisa mungkin menutupi tubuhnya dengan ke dua tangan.
Tanpa seuntai jawaban dari David. Lelaki itu mulai meraba lembut dalam helaian kain yang menutupi miliknya. Tangannya mengusap lembut ke dua benda bulat itu. Berharap Salsa bergairah.
Karena ia ingin melihatnya bergairah hebat. Agar ia dengan mudah bermain tanpa harus memaksanya nanti. Karena ia tidak suka memaksa seorang wanita. Namun tubuhnya yang kekar itu tak ada yang menolak setiap ajakan lelaki itu meski hanya bermalam.
Salsa merasa geli merasakan sentuhan demi sentuhan jemari David yang mulai menjelajahi tubuh mungilnya.
Apa yang harus aku lakukan. Ini benar-benar pelecehan. Aku gak bisa tinggal diam. Tepi sentuhannya, dan tubuhku kenapa menikmatinya.. Ah.. Jangan sampai aku tergoda olehnya. Jangan sampai.
Melihat Salsa yang terlihat mulai bergairah memejamkan mata dan melumat bibir bawahnya sendiri. Ia tersenyum tipis bermain milik Wanita itu yang berharga. Ia hanya mengusapnya lembut di balik rok pendek kotak-kotak yang ia kenakan. Membuat gairahnya semakin memuncak.
Melihat itu David menuntun tubuh Salsa masuk ke dalam kamar dengan langkah perlahan jemari tangan David masih terus bermain. Lelaki itu menjatuhkan tubuh Salsa ke ranjang empuk miliknya. dengan segera membuka helaian kain yang menutupi seluruh badanya.
Tak bisa menolak tubuhnya hanya bisa menerima sentuhan lembut dari David.
Salsa terus mengerang bergairah semakin tinggi. " teruskan sayang" pungkas Devid terlihat senang bisa membuat sosok wanita kecil itu bergairah hebat. Bahkan kini ia ingin merasakan miliknya.
Permainan dia tak ada yang bisa menolaknya. Seakan sentuhan dia berhasil membius wanita polos di depannya.
Ah... Tidak.. Aku tak bisa menahannya. Maafkan aku ibu.. Hanya sekali ini aku terbius dengan sentuhan laki-laki ini.
Salsa menarik kerah David mendekatkan tubuhnya ke arahnya. Jemari lentiknya berjalan membuka semua penutup di tubuh kekar lelaki di depannya itu. wanita itu seakan tak sadar dengan apa yang ia lakukan. Dia melumat dengan penuh gairah bibir seksi David. Mereka jatuh dalam kenikmatan berdua.
David mulai membobol gawang gadis itu dengan sangat hati-hati ia tahu jika dia masih Virgin tak mau sampai melukai miliknya. Erangan kuat dengan di iringi cengkaraman pada sprei di bawahnya sangat kuat. Ia menahan sakit mengigit bibir bawahnya.
"Tahan aku akan hati-hati" Bisik David membuat bulu kuduk salsa mulai naik. Mereka masuk dalam permainan gairah yang luar biasa hingga wanita itu membalas gerakan gemulai yang sangat lihai dari permainan Devid tanpa penolakan darinya. Ia membalas merengkuh,mencengkram. Dan masuk dalam dekapan hangat tubuh kekar miliknya. hingga dalam satu titik gerakan Devid semakin cepat membuat desahan Salsa semakin meninggi. Sampai lahar itu mulai keluar dari kawahnya.
David berhenti sejenak merengkuh calon istrinya itu. salsa hanya terdiam kaku ia tak menyangka dengan apa yang ia lakukan tadi tubuhnya menerima permainan nikmat David yang membuatnya jatuh dalam kenikmtan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.