webnovel

Kedatangan Tamu Asing

Ada banyak sekali kewajiban suami. Dalam islam, terdapat tiga pilar utama kewajiban suami. Pertama, memberikan nafkah keluarga, nafkah barang pribadi, dan juga nafkah batin.

Mas Lazuardi tidak pernah kekurangan dalam memberikan nafkah dalam kebutuhan rumah tangga. Maklum, dia sangatlah kaya. Bahkan, asetnya sangat banyak.

Dikabarkan, dia menempati ranking sepuluh orang terkaya di negara ini. Meskipun itu dari rumor saja. Fifka yang sempat mencari tahu tentang Mas Lazuardi, mendapatkan informasi tersebut. Jadi, entahlah kebenarannya.

Mas Lazuardi juga sering memberikan barang kepada Alma.

Akan tetapi, bagaimana dengan nafkah batin Alma?

Sejujurnya, hingga detik ini Alma tidak pernah merasa puas menjadi sosok istri Mas Lazuardi. Gadis itu merasa selalu saja kekurangan. Ia selalu haus akan kasih sayang, sentuhan, dan rasa penasaran.

Bahkan, di sepagi ini ketika Alma membuka matanya, gadis itu pun mengaca di cermin. Ia insecure dengan penampilannya sendiri. "Apakah aku sebegitu jeleknya sampai Mas Lazuardi tidak mau menyentuhku?"

Pertanyaan-pertanyaan itu pun melambung di pikiran Alma.

Analoginya seperti ini, walaupun Mas Lazuardi sudah mengatakan untuk tidak membuat Alma mengandung anak, mereka bisa melakukan berbagai macam hal yang terkait dengan sentuhan. Seperti pelukan misalnya. Itu sudah lebih dari cukup bagi Alma.

Siapa sih, wanita yang tidak mau dipeluk?

Sementara itu, Mas Lazuardi juga lelaki. Masa iya, dia tak mempunyai nafsu sama sekali terhadap Alma?

Alma pun membelalak ...

Pikirannya itu terjun ke tempat yang aneh. Ia menutup bibirnya sendiri. 'Jangan-jangan ... Mas Lazuardi ini gay?'

Walah, walah?

Alma pernah terbesit pikiran itu. Tetapi tak begitu lama.

Namun, setelah dipikir-pikir ... Apalagi alasan yang tepat bagi Mas Lazuardi untuk menolak Alma yang memang sudah manis dan cantik ini?

'Astaghfirullah! Memikirkan apa aku ini!'

Alma mengenyahkan pikiran-pikiran buruk yang berasal dari iblis ini. Sebab, pikiran-pikiran suudzon ini memang datangnya dari tipu daya iblis untuk menggoda manusia.

'Lebih baik aku mandi dan membuat sarapan!'

Gadis itu pun mengucapkan basmallah dalam hati, karena dia sedang di kamar mandi tidak boleh mengucap basmallah secara keras. Lalu, dia memulai mandi.

* * *

Kali ini, Alma memasak nasi goreng. Menu spesial untuk sarapan. Baginya saja sih yang spesial. Mungkin bagi Mas Lazuardi ini menu yang biasa saja. Apalagi, nasi goreng buatannya itu sangat lezat.

Seusai membuat nasi goreng, gadis itu melirik ke dalam kamar. Ternyata, tidak seperti biasanya, Mas Lazuardi ketiduran.

Lelaki itu tadi sudah shalat shubuh, mandi, dan juga membaca Al Qur'an juga. Tetapi dia menekuri laptopnya, malah ketiduran.

Laptop Mas Lazuardi bahkan masih menyala.

Alma menggelengkan kepalanya, kasihan juga melihat Mas Lazuardi yang tertidur dengan sangat amat lelap ini.

Seketika, Alma jadi penasaran. Apa pekerjaan Mas Lazuardi sebenarnya? Kenapa lelaki itu sampai lembur dan tidak punya waktu untuknya?

Alma sempat bertanya kepada keluarganya, mereka menjawab kalau Mas Lazuardi ini punya usaha sendiri. Usahanya itu juga sangat mapan dan sukses.

'Kalau punya usaha, ya usaha apa?'

Alma jadi bingung sendiri. Ia juga pernah tanya kepada kakaknya, usaha spesifik dari Mas Lazuardi. Tetapi, keluarganya juga tidak tahu.

Malah saat ia bertanya kepada Abi, ayahnya itu menjawab. "Apa, ya? Abi lupa. Tetapi kenapa kamu tanya ke Abi? Yang penting usahanya itu halal, kok."

Meskipun halal, masa iya istrinya tidak boleh tahu?

Oleh karena itu, Alma pun tergiur untuk menilik sebentar saja isi laptop Mas Lazuardi.

Seketika itu, saat gadis itu hendak mengambil laptop Mas Lazuardi, lelaki itu malah bangun dan membuka matanya. "Astaghfirullah ... Aku ketiduran."

Mas Lazuardi buru-buru menutup laptopnya, lalu ia pun bertanya, "Sudah jam berapa, Dik?"

"Sudah hampir jam tujuh."

"Astaghfirullah ... Semoga Mas tidak terlambat."

Lelaki itu langsung bersiap-siap. Ia memasukkan segala peralatannya ke dalam tas, lalu buru-buru pergi. Bahkan tanpa salam, tanpa kiss bye.

Alma hendak mengucapkan soal nasi gorengnya yang spesial ini ... tetapi, Mas Lazuardi sudah berada jauh di sana.

Ia melihat ke arah dua piring nasi gorengnya yang teranggurkan. Mereka terlihat kesepian. Alma pun menggumam. "Sepertinya, aku akan makan kalian sendiri deh. Semoga aku kuat deh. Daripada mubadzir."

* * *

TING TONG! TING TONG!!!!

Alma mendengar suara bel yang begitu keras. Gadis itu baru saja pulang dari interview kerja (lagi), kaget saat mendengar bunyi bel.

'Aneh ... Rasanya aku tidak pernah memberitahukan alamat Mas Lazuardi ini kepada siapa-siapa.'

Gadis itu pun membukakan pintu. Ada seorang lelaki renta yang berdiri di depannya. Ia pun bertanya kepada Alma, "Permisi, Bapak Lazuardinya ada di rumah?"

"Bapak siapa, ya?"

* * *