Satin melihat ke langit kamarnya sebuah bangunan kokoh dengan lampu hias yang indah, tidak seperti saat masih di Bogor Ia hanya melihat sebuah gubuk dengan dinding Seng yang telah berkarat, begitupun dengan atapnya yang ditumpuk-tumpuk agar tidak bocor saat hujan, begitu sempit dan pengap tidak ada ventilasi.
Sementara udara yang dihirup adalah bau menyengat dari sampah, beruntung Satin hidup dan tumbuh dengan baik, meskipun keadaan sangat sulit bahkan dikatakan dalam lingkungan yang sangat tercemar, Satin tumbuh dengan sangat cantik jelita, Ini semua tidak luput dari pemeliharaan ibunya yang memaksakan diri,.memberikan yang terbaik untuk Putri semata wayangnya,meskipun Ia sendiri sangat kesulitan mencari Uang saat itu.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください