Virna bengong mendengar perintah dari pria yang mengaku dirinya sebagai jelmaan Bee itu.
Benarkah, pria jelmaan itu tidak akan berbuat macam-macam saat mereka tidur di kasur yang sama?
Hati Virna tidak berhenti untuk bertanya. Ia masih ingin menemukan ponselnya, karena dengan ponselnya ia bisa melihat seperti apa rupa pria jelmaan itu? Gantengkah? Atau malah sebaliknya?
Rasa penasaran itu lah, yang membuat Virna jadi bersemangat untuk mencari kembali ponselnya.
Tapi kali ini ia waspada, tidak mau sembarangan meraba, khawatir jika ia sembarangan, dirinya lagi-lagi menyentuh sesuatu yang sebenarnya tidak boleh ia sentuh sembarangan, seperti halnya bokong pria itu tadi. Bah!
Akhirnya, dengan usaha yang terbilang sangat gigih, Virna bisa menemukan ponselnya, hingga kemudian dengan hati penuh rasa penasaran, gadis itu menyalakan senter dari ponsel itu, lalu menyorotkan ke arah Bee, yang terbaring di hadapannya entah berposisi sebagai apa.
Pria jelmaan itu berbaring membelakangi dirinya. Rambutnya seperti warna keemasan, pirang kehitaman. Punggung pria itu yang polos terlihat. Membuat Virna bisa menilai kulit yang dimiliki pria jelmaan itu putih bersih.
Jantung Virna seperti berdetak tidak beraturan, ketika gadis itu melangkah untuk melihat posisi lelaki itu di bagian depan.
Penasaran dengan wajahnya. Hingga membuat Virna semakin dibuat gila akibat debaran itu.
"Astaga, dia ganteng banget!"
Virna menutup mulutnya ketika ia sendiri tersadar sudah mengucapkan kalimat itu, tanpa memikirkan pria itu mendengar atau tidak.
Wajah pria yang mengaku jelmaan Bee itu putih bersih, sepasang matanya menutup, karena mungkin ia sekarang sedang tidur.
Hidungnya mancung dengan bibir yang kemerahan. Tidak seperti bibir Parjo yang hitam akibat terlalu banyak merokok.
"Astaga! Ngapain juga aku membandingkan pria ini dengan Parjo?" maki Virna sembari memukul dirinya sendiri.
"Sudah puas melihat wajahku?"
Virna terperanjat. Astaga! Sekarang pria tanpa pakaian itu membuka kedua matanya.
Menatap tajam ke arah dirinya yang dengan kurang ajarnya menyorotkan senter ponselnya pada wajah lelaki tersebut. Benar-benar tampan!
Virna memuji kembali meskipun dia sebenarnya masih tidak percaya benarkah pria tampan ini jelmaan Bee?
"Ka, kamu nggak tidur?" tanya Virna dengan mata melotot.
"Bagaimana aku bisa tidur kalau kamu ribut sekali?"
Pria yang mengaku jelmaan Bee itu bangkit dari berbaringnya, hingga membuat selimut yang tadi menutupi tubuh polosnya melorot ke bawah, dan ini membuat Virna memekik.
Buru-buru gadis itu menerjang, agar selimut itu tidak membuat tubuh bagian bawah Bee terlihat.
Apa yang dilakukan Virna justru membuat mereka saling bertubrukan. Virna tidak memperhitungkan hal itu, yang ada dalam pikirannya cuma satu, jangan sampai selimut itu membuat ia melihat tubuh pria itu secara keseluruhan!
Yang benar saja! Sudah satu kamar dan satu kasur saja ia sudah seperti mau gila, kini ditambah pula ia harus melihat seluruh tubuh lelaki itu pula?
Aroma maskulin terhirup di indera penciuman Virna ketika hidungnya sukses menempel di dada polos lelaki tersebut.
Bukan hanya itu, ia justru berada di atas tubuh pria tersebut dengan posisi mereka yang bertindihan lantaran Virna main menerjang saja.
Beruntung ponsel di tangannya terlepas, hingga Virna bisa menyembunyikan betapa merahnya wajahnya sekarang akibat perbuatannya sendiri.
Buru-buru gadis itu ingin bangkit. Tapi, terdengar suara erangan menahan sakit ketika Virna bergerak di atas tubuh pria jelmaan itu.
"Kamu ini. Lukaku jadi semakin sakit kamu tindih seperti itu!"
Pria itu mengeluh, membuat Virna sadar, bukankah pria ini jelmaan Bee? Itu artinya dia juga pasti sedang terluka parah!
"Maaf, maaf. Aku cuma nggak mau selimut itu terbuka. Kamu, jangan bangun dulu, jangan tampil polos seperti itu tanpa rasa bersalah sama sekali, mataku ini nggak pernah lihat tubuh pria apalagi secara keseluruhan seperti itu, jadi please jangan rusak otak aku karena sudah melihat sesuatu yang belum boleh aku lihat, ya?"
"Lalu, aku harus bagaimana?"
"Diam dulu di sini, jangan bangun, aku cari baju dulu!"
Virna bicara dengan suara terbata-bata.
"Kenapa kamu tidak mau memanggilku dengan sebutan Bee-mu itu?"
Suara lelaki tersebut terdengar lagi.
"Ka-katanya, kamu itu pangeran, terus kalau aku panggil kamu dengan sebutan Bee, memangnya nggak papa? Itu, kan nama yang aku beri buat kamu?"
"Tidak apa-apa, kamu manusia. Panggil saja aku dengan sebutan itu, agar aku selalu ingat kamu adalah manusia, namaku Pangeran Jeelian. Tapi, kamu tidak usah memanggilku dengan sebutan itu, agar manusia yang lain tidak tahu asal usulku!"
Virna manggut-manggut. Gadis itu sudah berhasil turun dari atas tubuh Pangeran Jeelian.
Bergerak mengambil ponselnya yang terpental akibat dirinya yang menubruk tubuh pria tersebut.
Bergegas, Virna beranjak menuju lemari pakaian miliknya. Mencoba mencari pakaian yang sekira-kira bisa digunakan untuk Bee.
Tapi, sampai habis lemari pakaian ia bongkar, ia tidak menemukan satupun pakaian yang bisa digunakan oleh tubuh tinggi seperti Bee atau si pangeran itu.
"Bee, aku nggak punya baju yang bisa kamu pakai. Nggak mungkin aku pinjam baju orang sebelah untuk kamu, terus aku juga nggak punya uang buat beliin kamu baju, aku coba besok buat ngutang sama bos aku ya?"
"Aku tidak tahu bisa seperti ini sampai kapan. Karena ini pertama kalinya aku bisa berubah kembali jadi manusia. Jadi, aku tidak tahu, kapan aku berubah jadi kucing lagi,"
"Memangnya, kamu nggak tau kamu bisa berubah kayak gini?"
"Kalau aku tahu, jelas saja aku minta pakaianku sendiri!"
"Ah, iya juga. Tapi, kenapa kamu bisa berubah jadi kucing? Apakah bangsa kamu itu memang kucing jelmaan?"
"Bangsaku bukan bangsa hewan, bangsaku seperti dirimu memiliki tubuh seperti manusia, hanya saja kami punya kekuatan merubah diri, dan sebenarnya saat aku terluka parah, aku ingin berubah menjadi seekor burung, tapi entah kenapa aku jadi seekor kucing dan tidak bisa pergi jauh, sampai kamu menemukan aku pada saat itu!"
Virna tergugu di tempatnya. Ini benar-benar bukan mimpi! Pria di hadapannya ini benar-benar kucing yang ia tolong dan ia beri nama Bee itu.
Bagaimana caranya ia bercerita pada orang lain tentang semua ini? Tentu saja ia akan dianggap gila sudah bercerita hal yang mustahil terjadi di dunia nyata yang sudah serba canggih ini!
"Jangan bocorkan rahasia ini pada orang lain, karena jika kamu melakukan itu, kamu akan terkena hukuman dari negeri kami!"
Seolah tahu apa yang ada di benak Virna, Bee atau Pangeran Jeelian, mengucapkan kalimat itu dengan nada suara serius!
Note: Tidak ada yang tahu, kapan kita diberikan kesempatan mengalami sebuah keajaiban. Yang jelas, keajaiban itu ada untuk orang-orang terpilih.
(Bagaimana akhirnya hari-hari Virna setelah berubahnya Bee, si kucing abu-abu itu menjadi manusia? Stay terus di sini untuk tahu kelanjutan ceritanya ya terimakasih sudah membaca)